Mohon tunggu...
Intan Rosmadewi
Intan Rosmadewi Mohon Tunggu... Pengajar

Pengajar, Kebaikan yang kita lakukan untuk orang lain ; sesungguhnya adalah kebaikan untuk diri kita sendiri QS. Isra' ( 17 ) : 7

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Sarapan Nasi Rawon Probolinggo di Warung Puji

13 Agustus 2015   00:50 Diperbarui: 13 Agustus 2015   01:35 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita wajib mafhum jika kemudian semua bis, kendaraan pribadi juga angkutan seperti travel yang penulis tumpangi butuh istirahat dan butuh input juga output.

Input yang penulis maksud adalah minum – minum atau makan berat bahkan mungkin plus camilan dan hiburan sejenak meluruskan pinggang, lutut, baik juga menyegarkan fikiran karena kepenatan dalam perjalanan.

Output yang penulis maksud adalah toilet atau kamar kecil, kebutuhan mendasar dan agak sulit untuk menunda, bahkan jika waktu salat tiba afdhalnya ke mushala menunaikan kewajiban demi keselamatan individu dunia akhirat bahkan keselamatan keseluruhan penumpang dalam kendaraan.

Entah apa yang mendasari rupanya kendaraan yang kami tumpangi transit di rumah makan Puji jalan Raya Pesisir Ketapang Probolinggo, namun penulis yakin salah satu yang mendasari adalah strategisnya lokasi rumah makan ini dan sangat didukung oleh lokasi parkir yang relatif luas juga nyaman dan sejuk.

Untuk kegiatan output dirumah makan ini cukup terjaga kebersihannya toilet tersedia sekitar 5 ruang kecil dipisahkan antara laki – laki dan perempuan dengan air berlimpah.

Menu beragam, aneka sup diantaranya : sup ayam, Sup kepala, sup ceker, sup rempela juga rawon bagi peminat gorengan warung puji disamping menyiapkan ayam goreng, juga menyiapkan bebek goreng tidak tertinggal nasi campur.

Penulis memilih nasi rawon dengan beberapa pertimbangan diantaranya adalah Jawa Timur memang sangat terkenal dengan salah satu kuliner bernama rawon, akan sangat berbeda menyantap rawon di kota Bandung dengan menyantap di tempat asalnya.

Panasnya hidangan rawon memang persyaratan kekhasan jenis masakan ini, karena jika menyantap dingin hilang nikmatnya, saat terhidang aroma rempah special bernama klewek menggugah rasa ditimpali aroma daun jeruk yang khusus merangsang otak untuk segera mengambil sendok dan . . . sungguh sangat sensasional, jika ini dinamakan sarapan maka disinilah sarapan yang mungkin tidak terlupakan, ingat pula saat menyantap ditimpali kerenyes – kerenyes baby cambah yang menyempurnakan rasa.

Saat menuju kasir anda akan terkaget – kaget rawon dengan daging pilihan dan irisan – irisan yang sangat profesional dipatok harga relatif murah duapuluh ribu rupiah dan hanya sekali – kali saja berbaik hati kepada sang pemilik warung nun di Probolinggo sana ( jika jarak kita dari Bandung apalagi Jakarta . . .hehehe )

Untuk stamina penulis memesan 1 botol beras kencur asli, yang dingin sebagai dopping dalam perjalanan dan . . . kasir berbaik hati menghadiahi penulis 4 botol beras kencur asli Probolinggo, terima kasih Ibu Anggra . . . Insya Allah kita akan berjumpa dan berjumpa untuk mencoba menu – menu lain yang belum sempat di icip – icip.

Kompasianers menuju arah Timur, disini bisa dijadikan alternatif singgah dengan free wifi juga. monggo . . .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun