Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menuai Apa yang Kami Tabur (Seri 137 )

29 Juli 2021   04:13 Diperbarui: 29 Juli 2021   07:38 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berkenalan dengan pastor Sam Kono di Monastery (dok pribadi)
Berkenalan dengan pastor Sam Kono di Monastery (dok pribadi)
Di Australia ,sewaktu mau masuk kegereja disapa oleh anggota aktif disana  dengan memberikan kepada kita selembar buletin gereja .Dan setelah misa selesai Pastor buru buru keluar dengan masih berpakaian saat mempersembahkan Misa  

Tapi bukan buru buru masuk ke Sakristi melainkan berdiri didepan pintu gereja. Menyalami semua umat yang keluar dari gereja sambil mengucapkan kata kata :"Thank You for coming" atau" Good Morning How are you to day"  Ada juga yang langsung memperkenalkan dirinya bila dia melihat kita orang baru di gereja sana . Hal yang tampaknya sepele tapi memberikan gambaran bahwa antara Pastor dan umat tidak ada dinding pemisah .

Pastor David menyalami umat keluar pintu gereja (dok pribadi)
Pastor David menyalami umat keluar pintu gereja (dok pribadi)
Kami mengenal pastor David di St Theresia Wollongong Yang sempat berkenalan secara pribadi  .Ternyata usianya tertaut 1 tahun dengan kami yang lahir ditahun 1943 . Hal kecil yang menghadirkan suasana menyejukan hati

Morning Tea 

Kami ikut morning tea yang diadakan setelah misa selesai  Disamping pintu gereja disediakan teh dan coffee serta biscuit yang semua atas sumbangan umat. Dalam kesempatan ini kami saling berkenalan dengan sesama umat . Pastor juga hadir disana .Bukan masalah minum teh atau kopi gratis tapi suasana kekeluargaan yang menjadi perekat antar sesama umat dan Pastor. 

Juga di Gereja Monastery kami berkenalan dengan pastor yang berasal dari Kupang  Pastor Sam Kono  dan Pastor Timotyus .

Bersama pastor Dari kiri kekanan Effendi,pastor Sam Kono,pastor Timotyus (dok pribadi)
Bersama pastor Dari kiri kekanan Effendi,pastor Sam Kono,pastor Timotyus (dok pribadi)
Kesimpulan :

Alangkah indahnya bila Gereja di Indonesia juga dapat diterapkan,sehingga antara Gembala dan domba dombanya ada kesempatan untuk saling mengenal. Bukankah ada tertulis:" Gembala yang baik akan mengenali domba dombanya dan domba dombanya mengenal dirinya?"

Tulisan ini hanya merupakan sebuah masukkan, yang mungkin ada manfaatnya. 

29 Juli 2021.

Salam saya,

Roselina

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun