Tapi bukan buru buru masuk ke Sakristi melainkan berdiri didepan pintu gereja. Menyalami semua umat yang keluar dari gereja sambil mengucapkan kata kata :"Thank You for coming" atau" Good Morning How are you to day" Â Ada juga yang langsung memperkenalkan dirinya bila dia melihat kita orang baru di gereja sana . Hal yang tampaknya sepele tapi memberikan gambaran bahwa antara Pastor dan umat tidak ada dinding pemisah .
Morning TeaÂ
Kami ikut morning tea yang diadakan setelah misa selesai  Disamping pintu gereja disediakan teh dan coffee serta biscuit yang semua atas sumbangan umat. Dalam kesempatan ini kami saling berkenalan dengan sesama umat . Pastor juga hadir disana .Bukan masalah minum teh atau kopi gratis tapi suasana kekeluargaan yang menjadi perekat antar sesama umat dan Pastor.Â
Juga di Gereja Monastery kami berkenalan dengan pastor yang berasal dari Kupang  Pastor Sam Kono  dan Pastor Timotyus .
Alangkah indahnya bila Gereja di Indonesia juga dapat diterapkan,sehingga antara Gembala dan domba dombanya ada kesempatan untuk saling mengenal. Bukankah ada tertulis:" Gembala yang baik akan mengenali domba dombanya dan domba dombanya mengenal dirinya?"
Tulisan ini hanya merupakan sebuah masukkan, yang mungkin ada manfaatnya.Â
29 Juli 2021.
Salam saya,
Roselina