Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berbagi Kisah Perjalanan Hidup (Seri 10)

29 September 2020   05:12 Diperbarui: 29 September 2020   06:21 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pak Bernard (Pimpinan Wilayah AIG Lippo) menyerahkan hadiah pemenang kontesan AIG Lippo (dok pribadi)

Dari Padang Pindah Ke Jakarta

Karena  ketiga anak kami tidak satupun lagi berada di Padang, maka kami memutuskan untuk pindah ke Jakarta  Mulanya kami membeli rumah di Bintaro Jaya ,karena putra kami Irmansyah bersama keluarga sudah pindah ke Bogor di perumahan Bukit  Cimanggu Vila.

Usaha kami di Padang kami serahkan kepada teman baik suami untuk diteruskan Karena anak anak tidak ada yang mau berbisnis Sesampai di Jakarta karena sudah terbiasa hidup kami sarat dengan berbagai pekerjaan, maka kami mulai dengan membuka toko di Lokasari  yang terletak dijalan Mangga Besar Jakarta yang dulu bernama Princen Park

Sebagai Supplier Perusahaan di Cikarang 

Kalau kegiatan semata mata duduk di toko berdua  bisa stress.Maka selain dari toko stationery di Lokasari  , kami juga mengisi proyek di Cikarang pada perusahaan kontraktor Mulanya semuanya berjalan lancar dan kami dapat menjalani hidup dengan tenang dalam.keramaian kota Jakarta. Apalagi di Lokasari ada aneka ragam kegiatan 

Diajak bersekongkol

Tetapi suatu ketika kami diajak oleh kepala bagian penerimaan barang untuk melakukan manipulasi harga barang,serta mem blow up harga barang dan  jumlah barang yang kami supply dalam.nilai yang besar Tentu saja kami menolak melakukan hal.tersebut 

Kepala bagiannya marah ,katanya kepada suami :" Kalau anda masih mau kerja sama maka anda harus ikuti permainan ini. Kalau anda menolak banyak yang antri untuk menggantikan anda  Jadi take it or leave it!"

Tapi suami dengan tegas menolak dan memilih memutus hubungan ketimbang ikut ambil bagian dalam.persekongkolan ini.  Maka berakirlah sudah  supply barang ke kontraktor tersebut.

Ternyata sementara kami sibuk dengan berbagai urusan supply barang ,pengawai kami nama Wati(bukan nama sebenarnya) secara diam diam menjual barang yang ada di toko  tapi tidak melaporkan hasil penjualan. Dan menyusun  kardus  kosong bekas barang tersebut dirak  seakan akan masih utuh.

Suatu waktu Wati tidak masuk lagi dengan alasan pindah kota .Ternyata barang yang dalam stock tidak ada sama sekali habis dijual Wati dan yang ada cuma kardus bekas Uangnya dilarikan Sudah tak terhitung kalinya kami ditipu,sejak dari Padang Mengapa? Padahal kami tidak pernah menjahati siapapun dalam hidup kami.Tapi meratapi apa yang sudah terjadi tidak akan mengubah apapun 

Bergabung menjadi  anggota MLM 

Kami menutup toko dan mulailah menjadi Agen barang barang seperti sabun mandi,sabun cuci dan bermacam macam keperluan rumah tangga.

Kami bergabung menjadi yang anggota MLM.,yang pimpinannya bu Dewi masih ada hubungan kekeluargaan dengan suami sehingga kami betah disini dapat pekerjaan dan sekaligus ada kesempatan punya ruang kantor tanpa perlu menyewa.

Tapi penghasilan tidak mencukupi sehingga kami terpaksa harus berhemat sedapat mungkin untuk pengeluaran dan berusaha mencari kegiatan lain Karena kalau hanya mengandalkan uang tabungan kami tentu bukan cara yang baik 

Bergabung dengan AIG Lippo

Pak Edwan (Supervisor ) menyerahkan piala Pemenang AIG Lippo bersama Pak Simon(Pimpinan kantor Cabang Suryo Pranoto dok pribadi)
Pak Edwan (Supervisor ) menyerahkan piala Pemenang AIG Lippo bersama Pak Simon(Pimpinan kantor Cabang Suryo Pranoto dok pribadi)

Suatu hari Pak Anjoyo seorang Supervisor Assuransi mengajak saya untuk bergabung dengan perusahaan assuransi AIG LIppo .Tapi suami tidak setuju dengan alasan mana mungkin karena kita tidak punya teman di Jakarta. 

Tapi setelah saya membicarakan lagi dengan suami dan menggatakan bahwa saya jakin usaha ini baik dan akan berhasil akhirnya suami setuju Dan saya menerima ajakan pak Anjoyo untuk bergabung dengan AIG Lippo dijalan Suryo Pranoto 

Sementara itu suami sudah mulai merintis Yayasan Waskita Reiki dan saya mendukung sepenuhnya

Awal bergabung di AIG Lippo

Mulai bergabung kami memang merasa sulit karena tidak banyak teman yang berada di Jakarta  Maka mulailah saya melirik pedagang  kecil seperti penjual martabak Bangka di mana dia sendirian dan penghasilannya memadai Saya ajak dia untuk ikut assuransi untuk dirinya dan menerangkan manfaat assuransi padanya akirnya dia setuju dan untuk pertama kali saya mendapatkan nasabah saya.

Selanjutnya saya berusaha untuk mendekati teman teman lama saya yang berdomisili di Jakarta.Salah satu teman kami di ORARI Pak  Joni      mempunyai perusahaan yang cukup maju di daerah Mangga Besar Jakarta kami datangi.

Sewaktu saya perkenalkan saya sekarang bekerja di AIG Lippo dia mengatakan kalau assurasnsi saya tidak berminat sama sekali.Saya mengiakan dan meletakkan brosur yang saya bawa dimeja dan tertutup kebawah.

Pak Budi (direktur AIG Lippo)menyematkan simbol Champion Honor (Dok pribadi)
Pak Budi (direktur AIG Lippo)menyematkan simbol Champion Honor (Dok pribadi)
Pak Budi (Direktur AIG Lippo) menyematkan pin Champion Honor pada saya(dok pribadi)

Mulailah pak Joni berceritera tentang keberhasilan dia selama ini dan setelah dua jam bercerita kami hanya menjadi pendengar yang baik ,pak Joni bertanya apa cerita tentang pak Effendi dan ibu coba lah ceritakan saya akan mendengarkan.

Saya langsung mengambil ahli pembicaraan dengan mengatakan kami tidak ada apa apa yang mau diceritakan karena memang kami sekarang hanya bekerja di AIG Lippo .

Pak Joni tersenyum dan langsung berkata kalau begitu ya kita bicara mengenai AIG Lippo saja bu supaya ibu juga punya ceritera yang akan saya dengarkan.

Setelah bercerita panjang lebar mengenai assuransi pak Joni bersedia membeli polis  assuransi untuk dirinya dan buat keluarga Dan satu lagi buat sekolah putranya yang bungsu.Kedua duanya dalam US Dolar jadi nilai tertinggi saya dapatkan .

Kesimpulan

Ternyata hidup di Jakarta tidak seindah cerita orang  .Banyak hal yang perlu kami tekuni agar mampu bertahan hidup. Begitu juga dengan suami yang harus ekstra hati hati mengemudikan kendaraan di Jakarta.

Hidup di Jakarta, menyerah berarti mati .Karena itu saya dan suami saling mendukung Mengubah total gaya hidup dari Boss perusahaan dan mulai dari nol sungguh bukan masalah kecil

Tetapi karena kami sudah bertekad untuk tinggal di Jakarta, akhirnya kami sudah terbiasa dengan berbagai gaya hidup disini.

Perjalanan hidup kami terasa bagaikan naik roller coaster  .Kami bersyukur kepada Tuhan bahwa kami dapat menjalani semuanya dengan selamat.

29 September 2020.

Salam saya,
Roselina

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun