ket.foto : pemandangan   Uluru diwaktu pagi/ dokumen Roselina.
Pertama Dalam Hidup Saya
Selama ini,gambar Uluru,hanya pernah saya tengok di Kalender,maupun di iklan iklan destinasi wisata. Pernah beberapa tahun lalu,saya dan suami berkunjung  ke Alice Spring dan ingin melanjutkan perjalanan ke sini,tapi karena jaraknya masih hampir sekitar 450 kilometer lagi,maka kami batal melanjutkan perjalanan kesini. Nah,bertepatan,kami diajak oleh putri kami untuk berkunjung kesini,maka tentu kami sangat senang,karena dengan demikian,niat kami yang sempat tertunda,kini dapat dipenuhi.
19 Oktober 2019,saya bersama suami berangkat dari Perth menuju Ayers Rock.Kami berencana berlibur  selama 4 hari karena akan mengunjungi Uluru ,bersama putri kami sekeluarga Kami diajak oleh putri kami Irvianty  ke Uluru,karena ada pengumumam bahwa pendakian ke Uluru akan ditutup mulai tanggal 26 Oltober 2019Â
![uluru-c-5dae00fb0d823021553c5f22.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/10/22/uluru-c-5dae00fb0d823021553c5f22.jpg?t=o&v=770)
                                               Â
Perjalanan kami dengan Qantas dari Perth menuju Alice Spring ,memakan waktu sekitar 4,5 jam dan  kemudian ganti  pesawat dari Alice Spring ke Ayers Rock .Setiba di Ayers Rock kami naik bus menuju Hotel Emu walk .Karena kami bangun jam 3,00 subuh dan tiba di hotel sudah mulai sore,maka kami memutuskan ,hari itu kani istirahat saja dan tidak kemana mana
Ikut Tur Ke Uluru
Esok harinya,jam 4.00 subuh,kami sudah harus keluar dari hotel ,untuk menuju ke tempat Bis Wisata menunggu.Begitu semua penumpang naik dan kendaraan mulai bergerak. ternyata Sopir bis,sekaligus merangkap sebagai pemandu wisata.Menjelaskan panjang lebar ,mengenai sejarah dari Uluru
Antara lain,yang dapat saya tangkap adalah bahwa:
Setelah puluhan tahun daerah ini dikuasai oleh Pemerintah Australia, sejak tahun 1985, menyerahkan kembali ,Uluru yang  juga dikenal dengan nama  Ayers Rock , kembali kepihak penduduk Aborigin. Uluru atau Ayers Rock  ini,berada dalam -Kata Tjuta National Park .yang termasuk World Heritage dibidang alam  dan kebudayaan
Biasanya yang berkunjung cukup ramai,tapi setelah ada pengumuman resmi ,bahwa sejak tanggal 26 Oktober ,2019, Uluru dinyatakan tertutup untuk pendakian,maka para wisatawan dari mancanegara,berbondong bondong berkunjung kesini. Tampak rombongan dari Jepang,China ,Eropa dan berbagai negara lain,memenuhi lokasi destinasi wisata dunia ini. Hal ini,dapat ditandai dengan tulisan yang terpampang di dinding bis dan bahassa yang mereka gunakan,
Sejak dua bulan lalu,putri kami sudah membooking apartemen dan tur tur,agar jangan sampai tidak kebagian,saking meluapnya para wisatawan dari mancanegara datang berkunjung
![uluru-d-5dae028a097f36689f614704.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/10/22/uluru-d-5dae028a097f36689f614704.jpg?t=o&v=770)
Menjadi Ikon AustraliaÂ
Salah satu ikon yang paling banyak dipakai untuk menggambarkan Australia (selain Opera House, Sydney), Uluru mempunyai ciri khas tersendiri dimana warnanya bisa berubah-rubah tergantung dari jam dan waktu per hari. Tinggi Uluru hampir mencapai sekitar 860m diatas permukaan laut. Â Panjangnya sekitar 3.6km dan lebarnya mencapai 1.9km. Â Menurut ceritanya .Uluru ini sudah terbentuk sejak ratusan tahun lalu.
Uluru atau Ayers Rock ini,dianggap keramat oleh orang-orang Aborigin yang masih tinggal disekitarnya. Â Ada beberapa tempat yang sama sekali dilarang untuk mengambil foto/video.Hal ini ,ditandai dengan tulisan yang terpampang di beberapa lokasi.
![uluru-e-5dae06ea0d82306fde3388f4.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/10/22/uluru-e-5dae06ea0d82306fde3388f4.jpg?t=o&v=770)
![uluru-special-4-5dad577ec0cfa17c39724e64.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/10/21/uluru-special-4-5dad577ec0cfa17c39724e64.jpg?t=o&v=770)
Berangkat Subuh Untuk Hindari Teriknya Sinar Matahari
Seluruh rombongan tur, sejak dari subuh sudah mulai berjejer masuk kelokasi ini,untuk berjalan kaki mengelilingi Uluru ini,untuk menghindari teriknya sinar matahari. Karena sudah puluhan orang tewas di sini,karena tidak mampu menahan panasnya udara. Kami berdua ,ikut berjalan ,menelusuri jalan setapak ,diantara padang rumput ,yang luas dan ditumbuhi semak belukar disana sininya. Seluruh lokasi ini,sengaja di jaga kelestariannya.Â
![uluru-f-5dae0a65097f361b6e248726.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/10/22/uluru-f-5dae0a65097f361b6e248726.jpg?t=o&v=770)
Ada juga yang menggunakan sepeda .Tapi jangan pikir,menggunakan sepeda disini,sama dengan  ketika kita naik sepeda di jalan raya,karena seluruh jalan adalah pasir .
![uluru-e-5dae18f7097f360c69304b13.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/10/22/uluru-e-5dae18f7097f360c69304b13.jpg?t=o&v=770)
![uluru-c-5dae1a44097f366b5c7a8d22.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/10/22/uluru-c-5dae1a44097f366b5c7a8d22.jpg?t=o&v=770)
Batuan Raksasa Bagaikan Diukir
Sepanjang perjalanan kami dengan berjalan kaki,walaupun lumayan jauh,tapi kami menikmati setiap lekuk keindahan dari Ayers Rock ini,yang bagaikan diukir oleh tangan alam. Setiap kali ada yang lewat,kami saling menyapa,walaupun belum pernah bertemu sebelumnya. Hal ini,semakin menyemarakan perjalanan,karena bertemu dengan sesama pelancong yang ramah tamah.
Inilah pertama kali dalam hidup ,berkunjung ke Ayers Rock atau Uluru ini. Apa yang selama ini, hanya disaksikan lewat gambar di postcard atau iklan destinasi wisata,kini kami hadir dan mengelilingi batuan raksasa yang bernama Ayers Rock atau Uluru ini. Sebuah kenangan indah,yang tak akan pernah dapat kami lupakan
22 Oktober 2019.
Salam saya,
Roselina.