Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menengok Perayaan Natal di Perth

25 Desember 2015   18:41 Diperbarui: 25 Desember 2015   19:01 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menengok Perayaan Natal di Perth.

                                      ="Natal bersama anak-anak(doc.Roselina)"]

 

Malam tanggal 24 Desember, kami berdua bersama cucu cucu dan mantu cucu, berkumpul dirumah. Untuk acara saling memberikan kado Natal. Karena itu kami tidak hadir Misa pada malam tadi dan baru pada hari ini,tanggal 25 Desember 2015 kami pada jam 8.45 siap-siap mau ke Gereja untuk merayakan hari Natal tentunya.

Berkendaraan dari kediaman putra kami di Iluka menuju ke Gereja ,hanya memakan waktu kurang dari 15 menit. Sesampai di Gereja kami melihat lapangan parkir penuh dengan beragam kendaraan. Kami kira sudah terlambat.Syukurlah ternyata Misa pertama belum usai. Jadi berarti kami datang lebih awal

Perayaan Diluar Gereja


Sementara menantikan Ibadah dimulai,kami turun dan kendaraan. Menengok di lapangan samping gereja yang dipenuhi dengan kerumunan anak anak. Banyak sekali orang berkerumun mendekati Snterklas yang sedang membagikan loli pada hadirin .

Sinterklas yang datang dengan mobil Ferarri itu membawa kantong penuh berisi loli. untuk dibagikan kehadirin Siapa saja diberikan , tidak hanya anak-anak, orang dewasapun diberikan oleh Sinterklas.

Tidak terasa hari menunjukan jam 9.20 pagi kamipun bersiap-siap untuk meninggalkan acara dengan bergegas memasuki gereja karena Misa akan dimulai jam 9.30 pagi.

Sebelum dimulai .Pastor mengumumkan supaya anak-anak dan orang tua yang mengendong bayi dipersilahkan naik ke depan altar untuk berdoa bersama dengan anak-anak tersebut.

Kami sudah sering mengikuti acara Natal baik di Sydney ,Wollongong dan Townsville,dimana ritual proses perayaan Natal , terasa berjalan sangat monoton. Selain dari nyanyi nyanyian, selebihnya tak ubahnya dengan acara kebaktian pada hari Minggu biasa,

Kali ini, kami menyaksikan sesuatu yang sangat inovatif, mungkin karena Pastornya berasal dari Asia, tepatnya dari Vietnam dan masih muda. Tahun ini Pastor Joe, yang menjadi kepala Paroki disini tepat berusia 45 tahun.

Ada Band Dalam Gereja

Ada band yang membawakan lagu lagu khusus Natal dan kemudian bersama umat menyanykannya. Terasa suasana hangat dan sangat semarak,dibandingkan dengan ibadah natal di tempat lain. Mungkin karena pastornya masih muda dan berasal dari Asia, sehingga sangat inovatif dan berani mengadakan berbagai perubahan dalam tata cara ibadah, namun intinya tidak berubah sama sekali.

Altar yang biasanya steril dari orang yang berlalu lalang, malah pada hari ini penuh dengan anak anak dan orang tua yang menggendong bayi. Sudah dapat dibayangkan, bagaimana mengatur puluhan anak anak untuk tertib didepan altar,jelas sesuatu yang tidak mungkin. Namun inilah cara berdoa yang alami dan tidak dibuat sedemikan sakral ,sehingga terkesan kaku dan gersang,

Acara nyainyi-nyanyian Natalpun mulai susul menyusul ditampilkan sampai pada achir acara semua hadirin kembali keluar berbondong-bondong menuju pakiran dibelakang gereja karena disana Sinterklas sudah menunggu dengan sekantong loli, bagi yang belum mendapatkannya.

Cara beribadah yang sangat inovatif ini, menyebabkan semua orang dengan senang hati akan ikut perayaan apa saja yang diadakan ,bila dipimpin oleh Pastor Joe ini.

Mudah mudahan para pemimpin gereja ditempat lain juga mau memikirkan hal ini, untuk tidak terpaku pada ritual yang kaku dan membosankan.Sehingga menyebabkan orang hanya datang kegereja,hanya sekedar menjalankan kewajiban saja dan tidak dapat merasakan kehangatan kasih dalam persaudaraan ,

Perth 25 Desember 2015.

Salam saya,

Roselina

 

 

 .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun