Mohon tunggu...
Rosita Sinaga
Rosita Sinaga Mohon Tunggu... Guru - artikelmissrosita.blogspot.com, youtube: https://bit.ly/3nQfGqY

Seorang pendidik dan penulis yang ingin memberi manfaat bagi pembaca.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Siasat Guru Mengatasi Keuangan Seret di Masa Pandemik

26 April 2020   14:57 Diperbarui: 27 April 2020   20:39 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi patch.com

Masa pandemik Corona terhitung sudah hampir dua bulan berjalan sejak wabah itu masuk ke tanah air. Siapa sangka virus yang mematikan tersebut akhirnya menjalar juga ke penduduk Indonesia yang berjumlah 270 jutaan jiwa.

 Jumlah besar yang membutuhkan perhatian besar pula dari pemerintah untuk mengendalikan laju pertumbuhan angka penderita wabah tersebut. Banyak pertanyaan yang ditujukan kepada pemerintah,kapan berakhirnya wabah ini?

Ada ilmuwan yang memprediksi puncak wabah ada di bulan April, ada pula yang memprediksi sampai bulan Mei. Bahkan ada yang berani memprediksi sampai bulan Juli. Bagaimana ini?

Untuk mencegah terus mengularnya wabah Corona di seluruh Indonesia, pemerintah menetapkan  PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) mulai dari Jakarta sejak awal April dan terus diperpanjang sampai hari ini. Namun, upaya pemerintah ini nampak sia-sia dikarenakan warga tetap saja keluar rumah. Apakah mereka bisa disalahkan?

Nanti dulu. Tanyakan dulu alasan mereka keluar rumah, apakah buat nongkong-nongkrong atau bekerja?

Kita tahu bahwa dampak PSBB sangat berdampak besar bagi perusahaan dan hampir di semua lini usaha dan jasa. Dengan diterapkan PSBB, karyawan terpaksa bekerja dari rumah bahkan banyak pula yang terkena PHK akibat perusahaan tidak berjalan sama sekali.

Semua orang mulai memutar otak untuk mencari uang demi bertahan hidup hari demi hari. Banyak pedagang yang merubah bisnisnya, dari tukang jahit baju menjadi penjahit masker. Dari pedagang baju dan sepatu, jadi pedagang sembako. Bahkan banyak  lahir pedagang dadakan yang menjual alat kesehatan seperti masker, hand sanitizer dan vitamin akibat PSBB ini.

Bisa dibilang mereka sudah tidak peduli lagi dengan yang namanya Corona. Yang penting keluar rumah melakukan sesuatu demi mendapat segenggam beras hari itu.

 Jadilah aturan PSBB seakan dianggap angin lalu oleh sebagian besar warga Jakarta. Kebutuhan perut tidak mampu tunduk pada aturan jika aturan tersebut tidak mendatangkan solusi  ekonomi bagi kalangan menengah ke bawah.

Keuangan siapa yang tidak tergoncang di masa pandemik Corona?  Saya rasa hampir semua mengalami goncangan, termasuk saya sebagai seorang guru swasta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun