Mohon tunggu...
Hi Soka
Hi Soka Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Jangan Terlalu Sering Mengunggah Gambar di Media Sosial

24 Februari 2018   15:20 Diperbarui: 24 Februari 2018   15:28 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sebuah kisah,tentang ibu dengan seorang putranya yang baru berumur 11 tahun. Seperti kebanyakan manusia lain yang di zaman serba internet, adalah wajar ketika ia memanfaatkan kecanggihan segala fitur yang ditawarkan didalamya termasuk mempunyai medsos.

Tiada hari tanpa unggah gambar di Instagram. Sebelum makan ritual cekrek mesti dilalui, ambil berbagai angle untuk dapatkan hasil foto terbaik demi sebuah eksistensi . Tak lupa langsung upload dan harap-harap rindu menanti like dari follower.

Hingga suatu ketika dia sendiri merasa risih dengan berbagai postinngan warganet lain yang tak penting-penting amat dari bubuk kopi sampai kacamata baru. Apalagi ketika ia dapat protes dari sang putra agar lebih berhemat dalam mengunggah gambar, mengetahui bundanya yang terlalu keseringan menguggah gambar diakun medsosnya

Karena ternyata sang anak sendiri termasuk pribadi yang justru hemat atau malah terkesan pelit kalau mengunggah gambar. Karena di tahun sebelumnya si anak cuman mengunggah 6 gambar itupun bukan foto dirinya.

Narasi di atas adalah pengalaman seorang artis tanah air. Masa ketika  dimana ia masih keranjingan dengan gawai dan medsosnya dibanding berinteraksi di dunia nyata. Hingga pada akhirnya, pertengahan 2017 lalu memutuskkan untuk menyudahi upload segala sesuatu di medsos.

Unggah foto di akun medsos memang aktifitas asyik. Selain bikin bahagia karena dengan mengunggah segala sesuatu di medsos maka aku ada.Disi lain juga mampu menjadi pintu gerbang bagi orang-orang super kreatif dengan niat kejahatan. Sudah terlalu sering berita tentang foto-foto pengguna medsos dari selebritis, tokoh penting sampai rakyat biasa dicuri untuk melakukan kejahatan semisal menipu.

Bahkan ketika foto yang diambil menggunakan ponsel atau perangkat terintegrasi GPS, memungkinkan orang lain untuk mengetahui posisi atau dimana kita tinggal. Dan semakin canggihnya teknologi, ketika kita berfoto diri dengan tanda jari membentuk peace atau acungkan jempol, seorang hacker mampu untuk menangkap sidik jari dan itu masuk sebagai data diri yang harusnya terlindungi.

Memberi batasan seberapa sering dan perlu kita dalam mengunggah gambar dalam keseharian tak ada salahnnya dicoba. Kalau ada nasehat yang menyuruh untuk hemat uang, hemat kertas, hemat plastik, tak rugi juga kalau teguran seorang anak yang menasehati ibunnya agar hemat mengunggah gambar/foto  di medsos bisa diikuti.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun