Mohon tunggu...
Rooy John
Rooy John Mohon Tunggu... Administrasi - Cuma Orang Biasa

God gave me a pair of wings Love and Knowledge With both, I would fly back home to Him

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Muara (11)

17 April 2022   00:11 Diperbarui: 17 April 2022   00:12 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Oh, siang. Tuturkanlah pada puan pembawa pelita. Langit cerlang di atas tak butuh api penerang jalan. Pada jiwa yang rindu akan cahaya. Biarlah raga diam dalam khusuk tapa dan sunyi pitutur. Mati segala hasrat. Membusuk semua ambisi. Sampai telinga mendengar degub detak jantung dan nada bisikan angin.

Pemandangan alam dari puncak Bukit Seroja sungguh mempesona. Sebuah panggung dibangun di tepi lahan miring dan dipagari material tempered glass setinggi satu meter bagi para pengamat panorama. Jembatan kaca, orang menyebutnya karena dasar panggung pun dilapisi gelas tembus pandang. 

 

Tangga beton dan terasering yang terletak di belakang dan sisi kiri panggung disiapkan sebagai alternatif  bagi mereka yang tidak memilih naik ke panggung. Dari mana saja orang berdiri, gunung kembar Sumbing dan Sindoro nampak begitu dekat di depan mata. Mega putih cemerlang menudungi ancala yang membisu pada tanya akan kisah yang menua dan memudar bersama waktu.

Silir membungkus raga. Kidung pawana berdendang di antara pepohonan di sepanjang lembah. Di bawah sana, tampak hijau kebiruan telaga Menjer menggoda setiap hati untuk dikunjungi. Hanya di Dieng Plateau, kemewahan ini dapat dipeluk.

Andai pengunjung ingin menikmati panorama lebih lama, tenda dapat dipasang di atas rumput sintesis yang ditata di landscape Bukit Seroja. Pada kedua sisi kiri dan kanan area perkemahan dipasang payung pelindung. Spot berpose instagramable juga tersedia di setiap sisi lahan. Persis seperti ungkapan Putra Sulung Menik, banyak yang bisa dinikmati di sini.

“Kung…..lihat,” Putra Menik menarik perhatian Guru Bisma seraya mengarahkan telunjuknya ke langit. Dua olahragawan Paralayang terbang di atas pepohonan telaga Menjer.

“Wuuiiiiihhhh…..asyik banget,”Putri Bungsu Menik memekik.

“Yuuuk kita coba,”Guruh menggoda.

“Saya kan masih kecil, Pa Le.”tangkis si bungsu.

“Memang anak kecil gak boleh?”

“Gak boleh kan, Le”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun