Mohon tunggu...
roofisyha prilin
roofisyha prilin Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar IPA Jadi Ceria Lewat Lagu: Mengenal Bagian Tumbuhan dengan Irama

15 Oktober 2025   15:35 Diperbarui: 15 Oktober 2025   15:32 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bernyanyi Tentang Tumbuhan: Ketika IPA dan Musik Berpadu di Kelas SD

Oleh: Roofisyha Anggel

"Akar di tanah kuat mencengkeram, serap air juga mineral..."
Begitulah suara anak-anak SD bergema riang di ruang kelas setiap pagi. Nada-nada sederhana mengalun, diiringi tepukan tangan dan senyum yang tak kalah hangat. Sekilas terdengar seperti lagu anak biasa, namun sesungguhnya lagu ini adalah bagian dari pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang dikemas secara kreatif.

Sebagai guru, saya percaya bahwa pelajaran sains tidak harus selalu identik dengan buku tebal atau hafalan rumus. Sains bisa diajarkan dengan cara yang menyentuh hati --- salah satunya melalui musik. Ketika IPA dan seni musik berpadu, pembelajaran di kelas menjadi lebih hidup, bermakna, dan menyenangkan.

Musik sebagai Jembatan Pengetahuan

Seni musik memiliki kekuatan luar biasa dalam membantu anak memahami konsep ilmiah. Irama, rima, dan melodi memudahkan otak mengingat informasi. Dalam konteks anak SD yang masih berada pada tahap berpikir konkret, lagu menjadi media ideal untuk menjelaskan hal-hal abstrak dengan cara yang mudah dipahami.

Contohnya, lagu "Bagian Tumbuhan" berikut saya ciptakan untuk mengajarkan materi tentang fungsi akar, batang, daun, bunga, dan buah kepada siswa kelas III SD:

Akar di tanah kuat mencengkeram,
C       G        Am      F
Serap air juga mineral.
C       G         C

Batang menegak menyalurkan sari,
C       G       Am      F
Ke daun hijau yang lebar sekali.
C       G        C

(Reff)
Bunga indah tempat biji,
F        G        C      Am
Buah matang kita nikmati.
F        G      C

Ayo teman, mari pahami,
F       G         C    Am
Tumbuhan hidup sangat berarti!
F       G        C

(Bagian 2)
Daun hijau buat makanan,
C       G         Am       F
Dengan cahaya matahari terang.
C      G           C

Itulah fotosintesis namanya,
C      G       Am       F
Proses alam yang luar biasa!
C      G        C

Ketika lagu ini dinyanyikan bersama, anak-anak bukan sekadar mengikuti irama --- mereka sedang belajar IPA dengan perasaan gembira. Setiap bait membawa konsep sains yang konkret, dan ritmenya menolong anak mengingat istilah ilmiah seperti "mineral", "menyalurkan sari", dan "fotosintesis" tanpa harus menghafal secara kaku.

Menguatkan Pembelajaran Tematik Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka memberikan ruang luas bagi guru untuk berinovasi. Dalam pendekatan tematik, guru dapat mengintegrasikan berbagai bidang studi agar pembelajaran lebih utuh. Lagu "Bagian Tumbuhan" menjadi contoh nyata penerapan pembelajaran lintas disiplin antara IPA dan Seni Musik.

Dalam satu kegiatan, siswa:
*Bernyanyi bersama (aspek seni musik dan bahasa),
*Mengamati tumbuhan di lingkungan sekolah (aspek sains),
*Menggambar bagian tumbuhan sesuai isi lagu (aspek seni rupa),
*Menulis ulang lirik atau menambahkan bait baru (aspek literasi dan kreativitas).

Dengan begitu, satu kegiatan bisa menumbuhkan berbagai kompetensi sekaligus. Anak belajar dengan kepala (kognitif), hati (afektif), dan tangan (psikomotorik) --- persis seperti yang diharapkan dalam Profil Pelajar Pancasila.

Musik, Sains, dan Pembentukan Karakter

Pendidikan seni musik tidak hanya mengajarkan teknik bernyanyi, tetapi juga nilai-nilai kehidupan. Saat bernyanyi bersama, anak belajar bekerja sama, menghargai perbedaan, dan menyatukan suara menjadi harmoni. Inilah latihan gotong royong dalam bentuk paling sederhana.

Selain itu, lagu tentang tumbuhan juga mengandung nilai moral dan ekologis. Lirik "Tumbuhan hidup sangat berarti" mengajak anak menyadari bahwa kehidupan manusia bergantung pada kelestarian alam. Sejak dini, mereka belajar menghargai pohon, daun, bunga, dan tanah --- bukan hanya sebagai materi pelajaran, tapi sebagai bagian dari kehidupan yang perlu dijaga.

Nilai-nilai seperti inilah yang sebenarnya menjadi inti pendidikan. Musik berperan menanamkan makna, sementara sains memberi pemahaman rasional. Keduanya saling melengkapi.

Mengembangkan Kreativitas Guru dan Siswa

Menulis lagu pembelajaran bukan hal yang sulit jika guru berani mencoba. Guru bisa memodifikasi lagu anak-anak yang sudah dikenal dengan lirik bertema sains, atau membuat lagu sederhana dengan tiga akor dasar seperti C--F--G.
Kegiatan ini juga bisa dikembangkan menjadi proyek kelas. Misalnya, kelompok siswa membuat lagu baru tentang proses penyerbukan bunga atau siklus air. Guru hanya perlu membimbing struktur lirik dan melodi agar tetap mudah diikuti.

Dalam pengalaman saya, saat anak-anak diberi kebebasan menulis bait tambahan sendiri, mereka menjadi sangat antusias. Ada yang menulis tentang daun yang "menari dengan angin", ada pula yang menulis tentang buah yang "matang oleh cinta matahari." Bahasa mereka mungkin sederhana, tapi maknanya penuh imajinasi dan rasa ingin tahu.

Inilah bukti bahwa musik mampu menggerakkan kreativitas anak sekaligus menguatkan literasi sains.

Musik Sebagai Media Terapi dan Motivasi

Bagi sebagian anak, belajar IPA bisa terasa menakutkan karena banyak istilah ilmiah. Lagu dapat menjadi terapi belajar yang membuat suasana kelas lebih santai. Ketika anak-anak bernyanyi, tubuh mereka bergerak, emosi tersalurkan, dan otak bekerja lebih aktif.
Ritme dan melodi juga menstimulasi koordinasi, memori, dan kemampuan bahasa.

Selain itu, musik membantu menciptakan suasana hati positif dalam belajar. Guru tidak perlu memaksa anak menghafal panjang lebar tentang fotosintesis, karena lagu sudah membantu menanamkan konsep itu secara alami. Di sinilah letak kekuatan pendekatan musikal dalam pendidikan dasar.

Tantangan di Lapangan

Tentu saja, penerapan pembelajaran berbasis musik tidak selalu mudah. Tidak semua sekolah memiliki guru musik atau alat musik lengkap. Waktu belajar yang terbatas juga menjadi kendala.
Namun, sebenarnya kreativitas tidak selalu memerlukan fasilitas mahal. Guru dapat memanfaatkan alat musik sederhana seperti botol bekas, tepukan tangan, atau bahkan suara alam sebagai irama pengiring.

Yang terpenting adalah semangat guru untuk menghadirkan suasana belajar yang bermakna. Dalam Kurikulum Merdeka, guru justru diberi kebebasan untuk bereksperimen sesuai konteks sekolah masing-masing.

Dengan pendekatan seperti ini, sekolah di desa maupun di kota sama-sama bisa menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan --- tanpa batasan alat atau ruang.

Menumbuhkan Kecintaan terhadap Alam dan Ilmu

Lagu tentang bagian tumbuhan juga berfungsi menanamkan kecintaan terhadap alam. Saat anak-anak menyanyikan tentang daun hijau, bunga yang mekar, dan buah yang manis, mereka belajar bahwa alam bukan sekadar objek pelajaran, tetapi sahabat kehidupan.
Mereka jadi lebih peka terhadap lingkungan: tidak sembarangan memetik daun, tidak menginjak bunga, dan tahu bahwa tumbuhan memiliki peran penting bagi bumi.

Pembelajaran seperti ini membangun kesadaran ekologis --- hal yang sangat penting di era perubahan iklim saat ini. Jika sejak kecil anak diajarkan untuk mencintai alam, maka di masa depan mereka akan tumbuh menjadi generasi yang menjaga harmoni antara manusia dan lingkungan.

Penutup

Ketika musik dan IPA berjalan beriringan, pembelajaran di kelas tidak lagi sekadar soal teori, tetapi tentang pengalaman hidup. Lagu "Bagian Tumbuhan" hanyalah salah satu contoh bagaimana ilmu pengetahuan bisa disampaikan lewat cara yang indah dan berkesan.
Musik mengajarkan harmoni, sains mengajarkan keteraturan, dan keduanya menumbuhkan rasa ingin tahu yang sehat.

Anak-anak yang belajar sains lewat lagu bukan hanya memahami fungsi akar dan daun, tetapi juga belajar bahwa setiap unsur kehidupan saling berhubungan. Mereka menyadari bahwa belajar bisa seseru bernyanyi, dan ilmu pengetahuan bisa seindah melodi alam.

Dari ruang kelas sederhana, melalui suara-suara kecil yang bernyanyi riang, tumbuhlah generasi yang mencintai ilmu, seni, dan bumi tempat mereka berpijak.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun