[caption id="" align="aligncenter" width="576" caption="Koleksi : Suri Nathalia FB "][/caption] Sudah sejak lama, aku ingin mengajaknya jalan jalan. Mungkin saat inilah saat yang tepat. Sejak seminggu yang lalu, aku memang berencana berjalan jalan bersama Syasya ke kebun binatang. Aku memang mengajak bu guru Putri yang kini akrab di panggil Putri saja. Atas permintaanya sendiri yang merasa panggilan bu guru Putri terlalu formil. Namun karena kebiasaan makanya sesekali masih saja aku memanggilnya dengan lengkap. "Bu guru Putri". Syasya tidak jadi pulang ke Indonesia. Sehingga aku mengajak Suri untuk berjalan jalan. Sesekali memang Ibunya yang masih Bersaudara denganku menitipkan Suri jika di tinggal keluar kota. Aku tidak merasa keberatan karena dulu Suri biasa menjadi teman bermain anakku, Syasya yang kini ikut bersama ibunya di China. Karena kebiasaan, akhirnya Suri juga malah ku anggap sebagai anak saja. Bahkan sejak kepergian Syasya bersama ibunya, aku serasa menumpahkan kasih sayangku untuk Syasya kepada Suri. Sepertinya Suri telah bisa mewakili kehadiran Syasya untukku. Suri memang anak yang manis, dia jarang menangis dan cepat akrab dengan anak yang lain. Hanya saja seskali aku kewalahan jika Suri meminta sesuatu untuk di beli. Sehingga beberapa minggu yang lalu, aku sempat menjadikan Vespaku sebagai jaminan di sebuah toko mainan. Karena Suri ingin membeli boneka Barbie yang disukainya. Kebetulan aku tidak memiliki uang yang cukup. Sehingga dengan terpaksa, Vespa dan KTP ku jadi jaminan.
***
[caption id="" align="aligncenter" width="479" caption="Suri mengintip (Suri nathalia FB)"][/caption] Minggu pagi itu aku sudah bersiap. Sepertinya cuaca cukup cerah, sangat mendukung untuk berjalan jalan. Setelah menjemput Putri, kami berdua bersama menuju ke rumah Suri. Tepat seperti dugaanku, Ternyata Suri sudah menanti dan ingat dengan janjiku untuk mengajaknya berjalan-jalan. "Hollee!.. Om Loni dataaaang..." Begitulah teriak Suri ketika aku baru saja sampai di pintu gerbang. Aku sudah mendengar dia berteriak sambil memangil ibunya. Suri sepertinya berlarian di rumah. Karena beberapa kali aku melihat dia dari pintu yang dibuka lebar itu. beberapa langkah sebelum aku memasuki rumahnya, Suri terlihat mengintip dari balik talang air di depan teras rumahnya. Sepertinya dia memperhatikan Putri. Karena dia belum mengenal Putri. "Om Loni itu ciapa?" Suri berkata sambil menunjuk dengan jarinya yang mungil. Kemudian dia berpura pura menyembunyikan telunjuknya ketika Putri tersenyum ke arah Suri. Sepertinya Suri tidak sadar bahwa yang ditanyakan itu akan tersenyum dan seolah ingin memangkunya. Aku tidak menjawab, karena Putri langsung menghampiri Suri dan berkata. "Ini Tante Putri, hari ini kita akan jalan-jalan bersama tante ya" Putri jongkok sambil berkata kepada Suri, Dia mencoba mencium pipi Suri sambil  memegang lengannya. Suri hanya diam, dia memang tidak terlihat takut. Karena seketika itupun dia berkata sambil memegang pipi Putri dengan kedua tangannya. "Ooh ini Tante Pacal Om Loni ya? Jadi namanya Tante Pacal.  Yeee! Om Loni pacalaaan, om Loni Pacalaan." Suri berkata sambil menggerak-gerakan Jari di depan hidungnya. Sementara Putri langsung menoleh ke arahku dengan pipinya yang memerah. Putri tidak menyangka Suri akan bicara seperti itu. Putri kemudian berdiri karena ibu Suri menyapa dari pintu rumah. Setelah diajak masuk, Kami berjalan bersama. Suri mendekatiku dan berjalan dengan memegang kaki kiriku. Aku melangkah perlahan, hingga akhirnya aku lepaskan pegangan tangannya, dan mamapah dia menuju ke dalam Rumah. Dia sudah menunggu kami di depan pintu. Bahkan ibunya berkata bahwa sejak tadi dia tidak mau menutup pintu. "Nanti om Loni binun kalo mau kesini, kalena pintunya di tutup". Begitulah kata ibunya sambil mempraktekkan Suri cemas menunggu kedatanganku. Setelah mengobrol beberapa menit, Suri kemudian di bawa ibunya ke dalam kamar. Dia dipakaikan pakaian baru dan di bekali Dot yang sudah di isi susu Panas. Ibunya berkata bahwa dot tersebut nanti saja di berikan kalau sudah hangat. Tapi jangan diberikan jika sudah terlalu dingin. Karena biasanya Suri minta minum susu pada sekitar jam 10 pagi.
***
[caption id="" align="aligncenter" width="611" caption="Suri beraksi di kebun binatang (http://www.homeandgardenideas.com/)"][/caption] Kami menggunakan angkutan pedesaan. Dari desa Rangkat memang hanya satu jam saja menuju ke kebun binatang. Aku sem ula berniat memakai vespa, tapi kebetulan lagi rusak. Bahkan waktu pulang dari pantai tempo hari. Vespaku di dinaikan truck karena tidak bisa jalan lagi. Sepanjang perjalanan ada yang aneh. Ternyata Suri malah senang dipangku oleh Putri, Dia banyak bercerita. Aku sendiri tidak mengerti apayang di omongkan, karena lebih tepatnya disebut mengoceh, bukan bercerita. Namanya juga anak-anak. Bahkan dia sempat kudengar menceritakan tentang kebiasaannya sebelum tidur. Bahwa dia senang kalo di nyanyiin lagu balonku ada lima. Dan hingga sudah tidak kedengaran balonnya meletus. "Itu belalti Suli dah bobo". Itulah salah satu cerita yang sempat aku dengar. Aku hanya tersenyum saja sambil melihat Putri yang terkekeh mendengar cerita itu. Sesampainya di kebun binatang, Suri dengan lincah berjalan melihat beberapa binatang yang aneh menurutnya. Kami berjalan jalan cukup lama. Kami cukup kelelahan juga mengikuti Suri yang sepertinya tidak lelah berpindah pindah tempat untuk melihat binatang yang berbeda. Putri terlihat begitu sabar menjelaskan beberapa binatang yang belum diketahui oleh Suri. Pertanyaan-pertanyaan Suri juga sangat melelahkan untuk dijawab. Karena dia bertanya dengan pertanyaan yang dirasakannya sebgai anak kecil. "Tante, kalo Buaya suka makan es klim gak?" "Tidak dong Suri, karena buaya makannya daging. Mereka makannya juga tidak pake sendok dan piring. Mereka makannya banyak, makanya jadi kuat. Suri juga harus makan itu yang banyak ya, supaya badannya jadi kuat dan cepar besar" Putri menjelaskan sambil menunjuk beberapa Buaya yang berada di dalam sebuah kolam. "Iya tante. Pantesan ya gigi buaya tidak copot. Suli jadi copot giginya kalena makan es klim. Kata mama kalo banyak makan es klim jadi copot semua" Suri berkata sambil memperlihatkan gigi depannya yang ompong. Mendengar perkataan Suri, aku dan Putri saling berpandangan. Suli memang selalu mengingat apa yang dikatakan orang lain. Sepertinya dia akan jadi anak yang pintar. Kemudian Putri berkata lagi sambil mencubit perlahan pipi Suri dengan penuh kasih sayang. "Pintaar, nah gitu dong, Jangan banyak makan es krim ya. Karena merusak gigi Suri nantinya" Tiba tiba, kami dikakagetkan Suri. Karena  dia meminta untuk naik Komodo. Dia meminta itu karena melihat seorang anak yang menaikinya [caption id="" align="aligncenter" width="444" caption="http://3.bp.blogspot.com/"][/caption] Dengan ragu dan sedikit takut, aku memapah Suri menuju penjaga kebun biatang yang bertugas mengawasi komodo tersebut. Kemudian aku berdiri melihat anak yang sedang menaiki komodo itu, hingga tibalah giliran Suri untuk mencoba menaikinya. Saat Suri di pangku petugas untuk mengarahkannya ke Komodo, aku dan Putri membuka Hanphone untuk memotre Suri. Sepertinya Suri sedikit ketakutan, Karena komodo itu berjalan perlahan. Pnajaga itu kemudian berjalan sambil tetap memangju Suri, dan ketika Suri di arahkan ke Punggung Komodo, ternyata tian tiba Komo itu bergerak cepat dan Membalikan Badannya. Spontan Suri menjerit, Komodo itu memang tidak menyerang. Hanya melihat saja, tapi suri sanat ketakutan. Suri menangis, kemudian aku berkata kepada penjaga agar Suri tidak jadi saja naik Komodonya. Suri masih menangis saat aku memangkunya. Dan ketika aku berjalan bersama meninggalkan Komodo itu, Suri berhenti menangis, dia kemudian memukuli dadaku dengan kedua tangannya. "Om Loni jahaat! Om Loni Jahaat. Komodonya jadi nakal" Suri berkata diantara sisa tangisnya yang masih mengeluarkan air mata. "Lho itu bukan salah Om. Mungkin Komodonya sedang malas bermain, makanya dia tadi marah" Aku mencoba menenangkan Suri. Tapi sepertinya tidak berpengaruh, karena dia mulai mencubit pipiku dengan kedua tanganya. Semua memang tidak terlalu terasa, tapi lama kelamaan cubitannya mulai terasa sakit. Aku memberikan isyarat kepada Putri. Dan akhirnya Suri mulai melepaskan cubitan dipipiku setelah di pegang Putri untuk di pindahkan ke pangkuannya. "Ayo sama tante saja ya Suri. Nanti tante ajak naik Komodo mainan saja ya, biar gak takut Surinya ya. Kan kasian kalo Komodo dinaikin oleh anak-anak, itu tidak boleh ya. Karena mereka pasti kecapaian harus menggendong anak-anak" "Iya Tante" Suri berkata sambil memonyongkan bibirnya ke arahku. Aku hanya tersenyum saja, melihat Suri yang sepertinmya nyaman sekali dalam pangkuan Putri. "Tante, Suli jalan kaki saja. Kasian tante nanti cape gendong Suli telus" "Nggak kok gak apa apa. Tante kan Bukan komodo, oh iya nih diminum susunya ya. Karena sudah waktunya minum susu sekarang" Putri berkata sambil menoleh ke arahku. Tanpa diminta, aku langsung mengeluarkan Dot susu milik Suri yang disimpan di tas Putri. Sejak Putri menggendong Suri, tas Putri memang aku yang membawanya. Dot itu terasa masih hangat saat kuserahkan kepada Putri.
***
[caption id="" align="aligncenter" width="581" caption="Suri melihat orang yang berjalan (http://1.bp.blogspot.com/)"]
***O***
Cerita sebelumnya: Kesatu; Kedua; Ketiga dan Keempat
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI