Mohon tunggu...
Ronald Anthony
Ronald Anthony Mohon Tunggu... Dosen - Penulis Lepas

Hanya seorang pembelajar yang masih terus belajar. Masih aktif berbagi cerita dan inspirasi kepada sahabat dan para mahasiswa. Serta saat ini masih aktif berceloteh ria di podcast Talk With Ronald Anthony on spotify.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Saturday Morning #61 - "Pilih Kiri, Kanan dan atau Tengah?"

24 Juli 2021   09:20 Diperbarui: 24 Juli 2021   09:37 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Disclaimer di awal ini bukan pilihan politik untuk  memilih gerakan kiri, gerakan kanan atau tengah ya!. Wkwkwk.

Dalam hidup ini akan selalu ada pilihan, memilih pilihan A, B, atau C. Biasanya tidak hanya selama hidup saja, selama sekolah, juga biasanya sering kita temui pilihan-pilihan seperti itu, belum lagi kalau masa-masa penelitian skripsi dilangsungkan, maka pilihannya bisa berkisar pada setuju, rangu-ragu, atau tidak setuju. Bagi yang sudah tahu jawabannya, tentu dengan cepat kita akan melingkari atau menyilang jawaban yang benar. 

Kalau tidak tahu jawabannya, kita akan "si, si, si" istilah kami dulu  dalam menebak jawaban dan berharap tebakan kita benar. Maka ada kemungkinan benarnya 25 persen. Teori Probabilitas, Wkwkwk. 

Soal milih dan memilih ini muncul karena malam kemarin saya mendapatkan banyak DM dan telpon masuk dengan pertanyaan kurang lebih seperti ini "Sir, matkul Business Law, sir yang ngajar ya?", Sir, kami bingung milih yang mana?, Wkwkwk. Saya hanya membalas dengan kata Wkwkwk saja. Saya tentu tidak bisa menjawab secara gamblang, karena kami harus tetap mengedepankan etika dalam pertanyaan sensitif seperti ini. Tapi mahasiswa sekarang tidak kehabisan akal, seperti mahasiswa dua semester yang lalu, mereka menggali informasi dari kakak tingkat mereka. Para kakak tingkat itu kemudian mengabari saya, kalau ada beberapa mahasiswa bertaya soal matkul ini.

Malam hari, setelah waktu form untuk memilih mata kuliah dibuka, ada satu mahasiswa yang kemudian DM sambil menyampaikan "Gila Sir, Business Law habis kuota, dalam kurun 5 menit sejak dibuka untuk diisi. Wkwkwk". Jaman kuliah dulu S1 di Jogja saya sering membayangkan bagaimana ya rasanya jadi dosen yang diburu mahasiswa kelasnya, dosen yang seringkali kelasnya habis di awal krs, yang bahkan mungkin banyak mahasiswa harap-harap cemas apakah untuk dosen ini ada penambahan kelas atau tidak. 

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Ternyata rasanya jadi dosen  yang diburu kelasnya oleh mahasiswa, senang tapi lebih ke biasa aja. karena tidak ada yang berubah, saya tetap menjadi ronald. Wkwkwk. Lalu ppertanyaanya kenapa senang? ya jelas artinya penyampaian yang kita sampaikan di dalam kelas bisa berdampak bagi mahasiswa, yang mungkin kalau tidak sekarang suatu hari nanti akan berguna bagi mahasiswa.

Kembali ke soal pilihan, tidak hanya  dalam memilih mata kuliah, minggu ini, ditengah jadwal yang lowong malam hari, selalu ada pilihan dalam memilih apa yang kita kehendaki, maka daripada itu  saya menyempatkan  menonton Sidang Dewan Legislatif Mahasiswa Unair di youtube yang secara tidak sengaja muncul di beranda saya. Agendanya membahas Sidang Terbuka Permasalahan Pengadaan Jaket BEM Unair. Kalau anda ada jadwal lowong boleh lah disambil menyaksikan, total waktu sidangnya hampir 9 jam, saya malah lompat-lompat hingga ke putusan yang pada akhirnya, menonton ini persis sekali rasanya seperti menonton sidang dpr yang penuh dengan hujan interupsi-interupsi, sangat seru dan seperti memutar kembali memori kala menjadi mahasiswa yang suka berdebat dan mempertahankan pendapat masing-masing antar yang lain.


Kalau anda ingin mengikuti sidangnya saya sarankan terlebih dahulu baca kronologinya di Lembaga Pers Mahasiswa Unair Mercusuar di link berikut : Kronologi Dugaan Penipuan Pengadaan Jaket BEM Unair  dan Kronologi 2 Kasus Pengadaan Jaket BEM Unair . Biar fair dan anda tidak bingung ketika mengikuti jalannya Sidang Dewan Legislatif Mahasiswa ini

Terakhir, beberapa hari kemudian setelah Putusan Sidang Terbuka itu keluar, saya malah mendapatkan informasi Ketua BEM dan Kepala Inspektorat BEM itu kemudian mengundurkan diri. Setidaknya, itu yang kemudian saya liat infonya di akun instagram Dewan Legislatif ini. Menjadi mahasiswa begitulah memang sudah seharusnya, punya masalah, maka hadapi pula dengan dewasa dan dengan khasnya mahasiswa menyelesaikannya. Jika ada masalah, kemudian tetap harus mengikutsertakan rektorat atau dekanat, kok rasanya ya, seperti bukan caranya mahasiswa menyelesaikan masalah, lebih seperti seorang anak yang mengadu kepada orang tuanya.


Rasanya memang lebih bijak seperti itu, menyelesaikan masalah dengan khas nya kita. Akhir-akhir ini saya sering melihat ada fenomena baru, ketika ada masalah orang lebih banyak cerita dan koar-koar di medsosnya ketimbang menyelesaikannya, berharap orang empati dan menanyakan masalah yang dialami. Sebenarnya sah-sah saja, menceritakan dan mencurahkan di media sosial, wong ini eranya jaman digital, kan orang bebas untuk berekspresi dan mencurahkan semuanya disana, 

Dalam tulisan saya "Toilet Internet" saya pernah membahasnya bahwa masa sekarang semua serba mudah, mengetik segala pesan entah itu bahagia atau amarah yang lengkap dengan aneka sumpah serapah jauh lebih mudah. Bahkan kemudian bisa kita samakan medsos itu  seperti "toilet". Dalam artian khusus toilet itu adalah untuk menggambarkan untuk buang air baik kecil maupun besar. Coba lihat ketika ada yang trending semua netizen langsung berkumpul mengomentari baik ada yang positif maupun negatif. 

Pada akhirnya kita yang harus pandai-pandai dalam memfilter diri, hendak membaca dan menyampaikan apa, kita manusia kan pasti dikarunai akal budi, setidaknya itu bisa kita gunakan dalam memilah bagaimana caranya dalam memilih yang terbaik dari semua pilihan. Maka pernah ada pepatah yang mengatakan, kalau biasanya orang ketemu masalah atau pilihan sulit, orang akan semakin dewasa karena lebih banyak berpikir dan diajak untuk mencari solusinya. Setidaknya itu kata pepatah, apakah relevan dengan anda? tentu anda yang bisa menjawab sendiri pertanyaan itu!.

*)Ronald Anthony

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun