Mohon tunggu...
Ronald Dust
Ronald Dust Mohon Tunggu... Seniman - Seniman Musik dan Jurnalis

Seniman Musik dan Jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Malaysia, Jangan Cari Gara-gara!

11 April 2019   07:20 Diperbarui: 11 April 2019   07:26 13395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by mkjr_ on Unsplash

Malaysia, Jangan Cari Gara-Gara!

Kemarin, Kapal Hiu 08, sebuah kapal patroli perairan Indonesia, diintimidasi kapal penjaga pantai (coast guard) Malaysia.

Kapal patroli Hiu 08 Indonesia tengah menangkap dua kapal nelayan asal Malaysia yang menerobos masuk wilayah perairan Indonesia. Tiba-tiba sebuah kapal coast guard Malaysia mengejar untuk menghentikan kapal Hiu 08. Penjaga pantai Malaysia itu menuduh kapal Hiu 08 yang telah menerobos wilayah Malaysia, padahal sudah jelas sebaliknya!

Walaupun terus diintimidasi para penjaga pantai Malaysia yang didukung bantuan helikopter, kapal Hiu 08 tetap terus berlayar tanpa mengindahkan teror kapal Malaysia tersebut seraya mengatakan "NKRI harga mati..!".

Negara tetangga kita yang satu ini, yang sering mengatakan "kita bersaudara" kepada Indonesia, kerap mencari gara-gara. Entah apa tujuannya..

Daftar klaim Malaysia terhadap milik bangsa Indonesia.

Malaysia sering berusaha mengklaim warisan seni budaya milik Indonesia.

Dari bidang seni Musik: lagu Rasa Sayange (Maluku), Soleram (Riau), Injit-injit Semut (Jambi) dan Anak Kambing Saya (NTT).

Dari bidang seni Tari: Reog (Ponorogo), Kuda Lumping (Jawa. Bagian dari Reog), Tari Pendet (Bali) dan Tari Piring (Minangkabau).

Dari bidang fashion (busana daerah): Batik (seluruh wilayah Indonesia) dan Ulos (Batak).

Dari bidang budaya lainnya: Wayang Kulit (Jawa, Bali), Keris (Jawa, Bali, Sumatera dan NTB).

Dari bidang kuliner: Rendang (Padang) dan Lumpia (Semarang).

Malaysia juga terlalu sering mengklaim berbagai wilayah Indonesia.

Komparasi Indonesia versus Malaysia

Pertanyaannya: mengapa Malaysia gemar mengklaim sepihak atas apa yang menjadi milik bangsa Indonesia?

Dari berbagai perhitungan rank Internasional, prestasi dan kekayaan Malaysia berada jauh di bawah prestasi Indonesia. Hal ini disampaikan bukan untuk merendahkan Malaysia, tapi nyatanya fakta dan data berkata demikian. Silahkan cek data-data berikut ini:

Luas wilayah Indonesia jauh lebih besar dari Malaysia (lihat sendiri di peta).

Indonesia berada di urutan #4 berdasarkan tingkat populasinya dengan jumlah populasi 269.536.482 jiwa. Jumlah populasi Malaysia hanya sebanyak 32.454.455 jiwa dan berada di urutan #45. Artinya, manusia Indonesia itu jauh lebih banyak ketimbang Malaysia. (data: UN dan World Population Review)

Berdasarkan nilai Produk Domestik Bruto (GDP) saat ini, Indonesia berada di peringkat #16 dengan nilai GDP sebesar 1.066,84 (Miliar Dollar AS). Malaysia di urutan #35 dengan nilai GDP 372,63 (Miliar Dollar AS). Artinya, perekonomian Indonesia masih jauh lebih hidup ketimbang Malaysia. (data: IMF)

Berdasarkan index kekuatan militer, Indonesia berada di peringkat #15 dengan indeks 0,2804. Malaysia berada di urutan #41 dengan indeks 0,6523. Artinya, kekuatan militer Indonesia jauh di atas Malaysia. (data: Global Fire Power. Indeks 0,000 adalah yang sempurna berdasarkan formula GFP).

Sistem pendidikan Indonesia masuk ke dalam Top 40 Education System in the World, tepat di urutan #40. Malaysia tidak. (data: Pearson, British multinational publishing and education company)

Indonesia memiliki lebih dari 650 bahasa daerah (data: Badan Pengembangan Pembinaan Bahasa Kemendikbud). Malaysia memiliki 118 bahasa daerah (data: Wikipedia).

Indonesia memiliki lebih dari 7.241 Warisan Budaya Tak Benda (Ditjen Kebudayaan Kemendikbud). Malaysia..?

Sedikitnya 9 warisan budaya tak benda Indonesia telah tercatat di UNESCO. Malaysia..?

Berdasarkan tingkat keberagaman etnis dan budaya (dengan metode analisis Fearon), Indonesia berada di peringkat #24 dengan indeks pembagian etnis 0,766 dan indeks keberagaman budaya 0,522. Sedangkan Malaysia berada di peringkat #59 dengan indeks pembagian etnis 0,596 dan indeks keberagaman budaya 0,564.

Artinya, keberagaman di Indonesia jauh lebih kaya ketimbang Malaysia.

Ajakan Berkompetisi Damai dan Bisnis Beretika

Melihat fakta bahwa berbagai peringkat Indonesia lebih unggul dari Malaysia, tidak semestinya Malaysia lantas mengajak berkonfrontasi melalui berbagai klaim seni budaya dan wilayah dengan Indonesia.

Masa iya, penempatan bendera Indonesia saja bisa terbalik? Masa iya lagu Rasa Sayange yang berbahasa Ambon (Maluku), dengan musik bernuansa Portugis berasal dari Melayu?

Indonesia pun tidak ingin sampai mengejek-ejek merendahkan Malaysia.

Sejarah berdirinya kedua negara sudah jelas. Jangan hanya karena dulu kita berbeda musuh pada masa kolonialisme, terpisah karena pengaruh kolonial, lantas kita beradu sampai sekarang. Kita orang Timur, tidak baik demikian.

Maka jauh lebih bermanfaat bagi kedua negara untuk menciptakan hubungan yang harmonis melalui perdagangan dan kerja sama bilateral di bidang lainnya. Hubungan baik ini jangan hanya dipandang melalui pertemuan kedua pemimpin negara, melainkan dipraktekkan di dalam kehidupan kita sebagai negara tetangga.

Jika nelayan Malaysia membutuhkan ikan, hanya ada dua cara, meminta ijin menangkap ikan Indonesia sebagai PMA atau membeli ikan Indonesia melalui perdagangan ekspor-impor. Kirimkan saja delegasi-delegasi Malaysia untuk membicarakan kesepakatan bisnisnya. Jangan mencuri.

Ibu menteri Susi kami memang terlihat galak, tapi sebenarnya baik kok dan beliau paham bisnis perikanan.

Dari banyaknya persamaan sejarah nenek moyang Indonesia dan Malaysia, kita ini semua memang bersaudara. Jadi, jangan melulu cari gara-gara! Bersepakat damailah kita demi kemanfaatan kedua negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun