Sirekap belum habis permasalahannya. Kini, Sirekap menghilangkan diagram dan data dapil.Dengan begitu, warga tidak bisa melihat perolehan suara nasional maupun per wilayah secara kumulatif
Hal ini menimbulkan sejumlah kecurigaan, misalnya dugaan penggelembungan suara ke partai tertentu. Apalagi, belakangan memang tengah ramai anomali penambahan suara PSI, partai yang mempopulerkan diri sebagai "Partai Jokowi" ini.
Ada dugaan pemindahan suara tidak sah yang jumlahnya lebih besar jadi suara sah PSI. Ini sudah terjadi di sejumlah TPS.
KPU memang beberapa kali mendapat kritik dari paslon maupun timses capres-cawapres soal karut marut data yang ditampilkan di Sirekap. Bagi Kennedy, sebaiknya data yang ditampilkan di Sirekap dilakukan ketika rekapitulasi berjenjang sudah masuk di tingkat kecamatan.
Komisioner KPU RI, Idham Holik, mengatakan kini KPU tak menampilkan diagram dan hanya menampilkan bukti autentik perolehan suara peserta pemilu. Dia menyebut fungsi utama Sirekap adalah mempublikasikan foto formulir Model C Hasil plan
"Kini kebijakan KPU hanya menampilkan bukti otentik perolehan suara peserta pemilu. Setiap hasil rekapitulasi berjenjang wajib dipublikasikan oleh rekapitulator tersebut dalam hal ini PPK, KPU Kab/Kota dan KPU provinsi," kata Idham, Rabu (6/3).
Idham mengatakan foto formulir Model C Hasil plano adalah bukti autentik yang ditulis oleh KPPS di TPS yang disaksikan oleh saksi peserta pemilu dan diawasi oleh pengawas TPS serta dipantau oleh pemantau terdaftar.
"Ketika hasil pembacaan teknologi Sirekap tidak atau kurang akurat dan belum sempat diakurasi oleh uploader (KPPS) dan operator Sirekap KPU Kab/Kota akan jadi polemik dalam ruang publik yang memunculkan prasangka," sambungnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie menilai kenaikan suara PSI belakangan wajar. Sebab, di survei internal pun demikian.
Ia justru menantang siapa pun yang bersuara soal suara PSI tertukar untuk membuktikan.
"Coba yang ngomong buktikan, enak saja saya yang buktikan," kata Grace pada Minggu (3/3).