Mohon tunggu...
Ronald SumualPasir
Ronald SumualPasir Mohon Tunggu... Penulis dan Peniti Jalan Kehidupan. Menulis tidak untuk mencari popularitas dan financial gain tapi menulis untuk menyuarakan keadilan dan kebenaran karena diam adalah pengkhianatan terhadap kemanusiaan.

Graduated from Boston University. Tall and brown skin. Love fishing, travelling and adventures.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Lexus RX 300 Mogok Setelah Di isi Pertamax.

25 September 2025   15:06 Diperbarui: 25 September 2025   15:06 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Otomotif. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Kasus Lexus RX 300 Mogok: Cermin Lemahnya Kontrol Kualitas BBM Pertamina

Minggu sore, 21 September 2025, suasana kawasan Roxy, Jakarta Barat, mendadak riuh ketika sebuah mobil mewah, Lexus RX 300 tahun 2019, tiba-tiba kehilangan tenaga di tengah jalan. Pemilik mobil, Stella Kirana, panik. "Gasnya hilang begitu saja, mobil jadi enggak ada tenaga. Saya panik karena ini pertama kalinya mengalami mobil mogok di jalan," katanya kepada wartawan Kompas. Ironisnya, peristiwa ini terjadi hanya beberapa hari setelah ia mengisi penuh tangki dengan Pertamax. Sebelumnya, Lexus miliknya selalu diisi dengan BBM Shell.

Sekilas, kasus ini terlihat sepele, hanya sebuah mobil mogok. Namun jika ditelisik lebih dalam, kejadian ini menguak persoalan mendasar: seberapa kuat sebenarnya kontrol mutu Pertamina terhadap kualitas bahan bakar yang mereka jual?

---

Pertamax vs Shell: Sekadar Perbedaan RON?

Secara spesifikasi, Lexus RX 300 dengan mesin 2.0L turbo hanya membutuhkan bahan bakar minimal RON 91. Pertamax dengan RON 92 mestinya aman. Bahkan, dengan angka oktan tersebut, mesin seharusnya tetap bisa beroperasi normal tanpa gejala mogok.

Lalu, mengapa mobil bisa tiba-tiba kehilangan tenaga? Jika ditinjau dari sudut teknis, ada beberapa kemungkinan: BBM terkontaminasi air atau kotoran, tercampur dengan produk lain, atau ada penurunan mutu karena kelalaian distribusi. Masalah semacam ini sering kali terjadi bukan pada produk di kilang, tetapi di jalur distribusi dan tangki SPBU.

Mobil premium seperti Lexus sering menjadi "alarm" alami. Mesin mereka sangat sensitif terhadap kualitas bahan bakar. Sedikit saja ada penyimpangan, dampaknya langsung terasa. Karena itu, kasus ini lebih mungkin mengindikasikan adanya masalah pada distribusi atau penyimpanan BBM, bukan sekadar perbedaan RON.

---

Lemahnya Pengawasan Hilir

Pertamina kerap mengklaim bahwa seluruh produk BBM mereka telah memenuhi SNI dan menjalani uji laboratorium. Klaim ini tentu benar di level kilang. Tetapi, bagaimana dengan kondisi ketika BBM sudah sampai di tangki timbun SPBU? Bagaimana jika ada kebocoran, kontaminasi air, atau kesalahan dalam distribusi?

Pengawasan di level hilir sering kali menjadi titik lemah. Kasus-kasus serupa sebelumnya pernah muncul---mulai dari mobil mogok usai isi Pertalite hingga motor yang mati mendadak setelah isi Pertamax. Namun, respons resmi biasanya hanya berupa investigasi internal tanpa transparansi hasil.

---

Konsumen Selalu Jadi Korban

Yang paling dirugikan jelas konsumen. Biaya perbaikan mobil premium bisa mencapai puluhan juta rupiah jika kerusakan melibatkan injektor, pompa bensin, atau sensor-sensor elektronik. Ironisnya, konsumen tidak punya mekanisme perlindungan yang jelas. Klaim ke Pertamina atau SPBU nyaris mustahil tanpa bukti laboratorium yang sahih---sementara akses ke pengujian independen pun terbatas.

Tidak heran jika sebagian masyarakat lebih percaya pada SPBU swasta seperti Shell, AKR, atau Total yang dianggap lebih konsisten menjaga mutu produk. Meski harga relatif lebih mahal, kepercayaan konsumen pada kualitas sering kali lebih berharga dibanding selisih rupiah per liter.

---

Transparansi yang Absen

Setiap kali kasus BBM bermasalah muncul, publik hanya disuguhi pernyataan normatif: "Kami sedang melakukan investigasi." Namun, hasil investigasi hampir tidak pernah diumumkan ke publik. Akibatnya, masyarakat tidak pernah tahu apakah benar ada masalah pada kualitas BBM, ataukah semua dianggap hanya masalah kendaraan pribadi.

Minimnya transparansi ini menimbulkan persepsi bahwa kontrol mutu Pertamina lemah. Padahal, sebagai BUMN energi yang menguasai mayoritas pasar BBM di Indonesia, kepercayaan publik adalah modal utama. Sekali kepercayaan itu runtuh, akan sulit dipulihkan.

---

Saatnya Audit Independen

Sudah saatnya pemerintah mendorong adanya lembaga independen yang secara rutin mengaudit kualitas BBM di SPBU. Sampel BBM harus diuji secara acak, hasilnya dipublikasikan, dan jika ada pelanggaran, sanksinya tegas. Di negara-negara maju, mekanisme semacam ini sudah biasa.

Kualitas BBM bukan hanya soal kenyamanan, tapi juga soal keamanan transportasi. Bayangkan jika sebuah mobil mogok mendadak di jalan tol karena BBM bermasalah---risiko kecelakaan bisa fatal.

---

Penutup

Kasus Lexus RX 300 mogok usai diisi Pertamax bukan sekadar cerita tentang sebuah mobil mewah yang kehilangan tenaga. Ini adalah cermin lemahnya kontrol kualitas BBM di Indonesia. Pertamina boleh saja berulang kali menegaskan bahwa produknya sesuai standar. Namun tanpa pengawasan ketat dan transparansi, standar itu tinggal jargon.

Ke depan, konsumen butuh jaminan nyata bahwa setiap liter BBM yang mereka beli benar-benar terjaga mutunya dari kilang hingga masuk ke tangki kendaraan. Tanpa itu, kepercayaan publik akan terus tergerus, dan setiap kasus mobil mogok hanya akan memperkuat stigma bahwa kontrol mutu Pertamina memang rapuh.

---

Referensi:

Kompas.com. "Pertamina Tanggapi Kasus Lexus Mogok Usai Isi Pertamax." 24 September 2025. Link

Toyota Global. "Fuel Recommendation for Turbocharged Engines."

SNI 06-3506-1994: Spesifikasi Bensin.

---

Disclaimer: Tulisan ini merupakan opini berbasis fakta yang tersedia di media publik. Penulis tidak memiliki afiliasi dengan Pertamina, SPBU swasta, maupun produsen kendaraan yang disebutkan. Segala analisis merupakan interpretasi independen.

---

Tagar: #Pertamax #Pertamina #KualitasBBM #LexusMogok #EnergiIndonesia

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun