Mohon tunggu...
Ronald SumualPasir
Ronald SumualPasir Mohon Tunggu... Penulis dan Peniti Jalan Kehidupan. Menulis tidak untuk mencari popularitas dan financial gain tapi menulis untuk menyuarakan keadilan dan kebenaran karena diam adalah pengkhianatan terhadap kemanusiaan.

Graduated from Boston University. Tall and brown skin. Love fishing, travelling and adventures.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Genetika dan Arkeologi Membantah Bualan Zionis Netanyahu.

13 Juli 2025   17:48 Diperbarui: 13 Juli 2025   17:48 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tanah Kanaan, Mitologi, dan Politik: Mengapa Arkeologi Membantah Klaim Netanyahu?

Oleh: Ronald Sumual Pasir

Bayangkan jika seseorang datang ke rumah Anda, lalu berkata: "Lepaskan tanah ini, karena 3000 tahun lalu leluhur saya pernah tinggal di sini." Anda mungkin akan tertawa. Tapi itulah yang hari ini menjadi salah satu argumen politik paling berdarah di dunia modern: klaim atas tanah Palestina atas nama sejarah, agama, dan genetika.

Dan yang paling vokal menyuarakan ini adalah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Ia berkali-kali menyatakan bahwa orang Yahudi berhak atas tanah Palestina karena mereka adalah "keturunan langsung bangsa Israel kuno yang tinggal di Tanah Kanaan."

Tapi pertanyaannya: benarkah klaim itu? Apakah ada bukti arkeologis dan genetika yang mendukung bahwa orang Yahudi modern, terutama kelompok Ashkenazi (yang paling dominan di Israel saat ini), adalah keturunan langsung bangsa Ibrani kuno?

Jawabannya, jika Anda percaya pada sains dan bukan mitologi politik, adalah: tidak sepenuhnya benar, bahkan banyak yang salah.

Sejarah dan Arkeologi: Antara Fakta dan Fiksi Alkitabiah

Para arkeolog terkemuka seperti Israel Finkelstein dan Neil Asher Silberman, dalam buku mereka The Bible Unearthed, mengungkap temuan yang mengejutkan:

"Tidak ada bukti arkeologis kuat bahwa eksodus Musa dari Mesir, penaklukan Kanaan oleh Yosua, atau kerajaan megah Daud dan Salomo pernah terjadi sebagaimana dikisahkan dalam Alkitab."

Dengan kata lain, narasi "orang Israel kuno menaklukkan Tanah Kanaan" lebih merupakan mitos nasionalistik yang ditulis ratusan tahun setelahnya. Faktanya, banyak arkeolog menemukan bahwa bangsa Israel kuno berasal dari populasi asli Kanaan sendiri, bukan bangsa asing yang datang dari Mesir.

Lebih mengejutkan lagi, Yerusalem zaman Raja Daud kemungkinan hanyalah desa berbenteng kecil. Jauh dari ibu kota kerajaan megah seperti yang dibayangkan dalam film atau kitab suci.

Jadi kalau klaim atas tanah itu berdasar pada kisah Yosua menaklukkan Yerikho dengan tiupan sangkakala, maka kita sebenarnya sedang membangun negara atas fondasi cerita fiksi relijius.

Genetika: Apakah Yahudi Modern Adalah Israel Kuno?

Lalu bagaimana dengan genetika? Beberapa studi memang menemukan jejak genetik Timur Tengah pada kelompok Yahudi, terutama Yahudi Sefardi dan Mizrahi yang tinggal di wilayah Arab selama ribuan tahun.

Namun kelompok Yahudi yang paling dominan secara politik dan ekonomi di Israel saat ini adalah Yahudi Ashkenazi, yang secara historis berasal dari Eropa Tengah dan Timur.

Studi oleh Eran Elhaik, genetikus Universitas John Hopkins, mengungkap bahwa:

"Tidak ada konsistensi genetik tunggal yang bisa membuktikan semua orang Yahudi berasal dari satu leluhur bangsa Israel kuno."

Lebih parah lagi, kelompok Ashkenazi diduga merupakan hasil dari asimilasi dan konversi massal di masa lalu, termasuk dari kerajaan Khazar yang masuk Yahudi pada abad ke-8 di Kaukasus.

Jadi jika kita bicara genetika, klaim Netanyahu seperti seseorang yang menyatakan punya hak atas piramida karena kakek buyutnya pernah jalan-jalan ke Mesir.

Zionisme dan Mesin Narasi

Di sinilah letak persoalan: politik menggunakan narasi sejarah dan agama untuk membenarkan penjajahan modern.

Gerakan Zionisme, yang lahir akhir abad ke-19, membangun narasi bahwa orang Yahudi adalah bangsa tanpa tanah, dan Palestina adalah tanah tanpa bangsa. Padahal, catatan sejarah dan kolonial Inggris dengan jelas menunjukkan bahwa wilayah Palestina dihuni oleh mayoritas Arab Palestina---baik Muslim maupun Kristen---selama ribuan tahun.

Zionisme adalah proyek kolonial berbasis mitologi. Sama seperti kolonialisme Eropa yang mengklaim tanah Afrika sebagai "tanah kosong", Zionisme mengklaim Palestina sebagai "tanah suci yang dijanjikan".

Netanyahu dan para pendukungnya memainkan narasi ini dengan sangat lihai. Mereka menyisipkan kata-kata seperti "hak historis", "tanah leluhur", dan "pengembalian ke rumah" dalam setiap pidato politik, untuk menutupi pendudukan, pengusiran, dan apartheid yang terjadi di lapangan.

Ketika Mitos Menghancurkan Realitas

Akibatnya, ribuan warga Palestina terusir dari tanah mereka, ribuan lainnya dibunuh, rumah-rumah dihancurkan, dan seluruh bangsa hidup dalam status "pengungsi permanen" sejak 1948.

Dan semua itu dibungkus dalam satu narasi suci: "Ini adalah tanah yang dijanjikan Tuhan."

Tapi mari kita jujur: jika ada Tuhan yang adil, apakah Dia akan menjanjikan tanah kepada satu bangsa dengan syarat membantai bangsa lain?

Jika mitologi dipakai untuk membenarkan kejahatan, maka kita tidak sedang bicara tentang agama, tapi tentang alat kekuasaan.

Palestina Hari Ini: Korban dari Politik Masa Lalu

Hari ini, rakyat Palestina adalah korban dari dua hal:
1.Kolonialisme naratif --- mereka dihapus dari sejarah
2.Kolonialisme militer --- mereka dihapus dari tanah mereka

Setiap kali mereka melawan, mereka disebut "teroris". Setiap kali mereka menangis, mereka dituduh "berdrama". Dan setiap kali mereka mati, dunia hanya mengangguk dan berkata, "Itu konflik yang rumit."

Tapi sebenarnya, konflik ini tidak rumit. Yang rumit hanyalah usaha membenarkan penjajahan dengan narasi sejarah palsu.

Kebenaran yang Mulai Terungkap

Untungnya, di zaman media sosial dan akses bebas informasi, narasi tunggal seperti milik Netanyahu mulai goyah. Video-video edukatif tentang arkeologi, genetika, dan sejarah kini mudah diakses. Termasuk banyak video yang beredar di MedSos --- yang berani membongkar kebohongan Zionisme dari sudut sains.

Dan semakin banyak akademisi Yahudi sendiri yang menentang pendudukan atas nama sejarah. Bahkan sejarawan Israel seperti Shlomo Sand pernah menulis buku berjudul The Invention of the Jewish People, yang dengan tegas menyatakan:

"Bangsa Yahudi seperti yang dibayangkan dalam ideologi Zionis adalah rekayasa modern, bukan realitas sejarah."

Penutup: Bangun Atas Fakta, Bukan Fiksi

Jika dunia ingin melihat perdamaian di Palestina, maka kita harus berhenti membiarkan mitos menjadi dasar kebijakan internasional. Tanah tidak diwariskan lewat dongeng, tapi ditentukan oleh realitas kemanusiaan, sejarah konkret, dan keadilan.

Kita tidak bisa membangun masa depan yang damai di atas kebohongan kuno yang terus diulang. Sudah waktunya dunia membuka mata: yang sedang terjadi di Palestina bukan konflik suci, tapi penjajahan brutal yang dibungkus religiusitas palsu.

Dan mungkin, sejarah akhirnya memang akan terungkap. Bukan lewat kitab kuno, tapi lewat keberanian para pencari kebenaran --- termasuk Anda yang membaca ini.

Tagar:
#Palestina #TanahKanaan #Zionisme #Netanyahu #Genosida #ArkeologiBicara #GenetikaMelawanPolitik #Kompasiana #RonaldSumualPasir

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun