Mohon tunggu...
Romian Tambun
Romian Tambun Mohon Tunggu... Administrasi - Marketing Public Relations Administrator

Tertarik pada bidang sosial, lingkungan, edukasi, musik dan sastra.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

4 Faktor Penting dalam Pemilihan Sekolah Dasar

26 Mei 2020   15:40 Diperbarui: 26 Mei 2020   15:57 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tidak semua orang punya pilihan. Pun jika ada, tidak semua pilihan menenangkan. Ketika dihadapkan pada satu opsi dan opsi lainnya, banyak hal yang harus dipertimbangkan bahkan terkadang membutuhkan waktu yang cukup panjang, termasuk proses pemilihan sekolah yang tepat untuk anak. Ada beberapa tingkatan sekolah dalam pendidikan, namun pada tulisan ini, saya mengkhususkan pada pemilihan di tingkat sekolah dasar. Mengapa? Karena tahapan ini adalah dasar dari (hampir) segalanya.

Berbeda dengan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) yang menjadi jalan perkenalan tentang seperti apa sekolah, teman, guru dan kegiatan yang dipenuhi dengan bermain dan belajar, aktivitas, peran dan tujuan dari sekolah dasar jauh lebih kompleks. Sekolah Dasar adalah tempat anak mengenyam pendidikan wajib dengan rentang waktu paling panjang, 6 tahun lamanya. 

Pada tahapan ini anak akan belajar hal-hal mendasar dalam pendidikannya yaitu bagaimana cara menulis, membaca, perhitungan sederhana seperti penjumlahan, pengurangan, pengenalan ilmu pengetahuan alam, sosial, agama dan pelajaran mendasar lainnya. 

Bahkan bisa dikatakan, karakter tulisan tangan seseorang sepanjang hidupnya akan didasari dari latihan tulis menulis yang dia jalani di tahun-tahun awal Sekolah Dasar.

Sisi penting lainnya adalah bagaimana karakter anak akan terbentuk. Anak menghabiskan paling tidak lebih dari 6 jam di sekolah. Aktivitas belajar mengajar, karakter guru dan teman sekolah, bahkan kegiatan ekstrakurikuler sekalipun, berperan besar dalam proses pembentukan karakter dan jiwa sosial anak tersebut. 

Apakah dia akan menjadi anak yang mudah berbaur atau suka menyendiri, apakah dia senang berbagi atau menyimpan untuk diri sendiri, apakah dia peduli terhadap guru dan teman lainnya, apakah dia berani mengemukakan pendapat atau memilih memendam isi hati, apakah dia akan ter-motivasi atau malah menderita karena bully, juga sifat mendasar lainnya, kurang lebih akan terbentuk dari komunikasi sosial dan perlakuan yang diterima di sekolah dasar.

Dengan dampak besarnya pada anak, sayangnya, beberapa orang tua malah merasa bahwa pemilihan sekolah dasar adalah hal sederhana. Bahkan terkadang terucap, "Pilih SD untuk anak ya biasa-biasa sajalah, yang penting sekolah. Nanti yang dipikirkan itu pemilihan SMA dan Universitas.". 

Setiap tingkatan tentu saja penting, tetapi hal fundamental seperti ini seharusnya lebih diperhatikan oleh para orang tua. Terlebih, tidak seperti memilih SMP, SMA atau Universitas, pemilihan sekolah sadar adalah murni dari orang tua sebab anak berusia 6 tahun tentu belum bisa memilih sekolah seperti apa yang dia mau. Untuk itu, berikut saya jabarkan beberapa faktor yang bisa menjadi acuan dalam memilih Sekolah Dasar.

Faktor pertama adalah biaya atau bujet. Setiap keluarga dengan kemampuan finansial yang berbeda-beda sudah pasti memiliki keterbatasan masing-masing dalam pemilihan sekolah. Biasanya, sekolah akan menyebarkan brosur berisi keterangan biaya pendaftaran, biaya uang sekolah bulanan dan uang buku. 

Orang tua bisa membuat daftar target sekolah berdasarkan bujet yang mereka punya. Selain biaya pendaftaran, uang sekolah bulanan, biaya buku dan fasilitas sekolah lainnya, orang tua juga harus memperhitungkan bujet tambahan untuk biaya tak terduga selama proses belajar berlangsung seperti pembelian alat untuk tugas praktek, kegiatan ekstrakurikuler atau pun kegiatan di luar sekolah seperti pentas seni, berkemah dan sebagainya. Orang tua harus jeli dan rajin mencari informasi mengenai hal ini. Berdasarkan pengalaman saya dan yang saya lihat sendiri selama mengajar, kegiatan tersebut terkadang menelan biaya yang tidak sedikit.

Faktor kedua adalah karakter atau tipe sekolah yang dituju. Secara garis besar, sekolah di Indonesia dapat dibagi menjadi dua yaitu sekolah negeri dan sekolah swasta. Banyak pilihan untuk sekolah negeri, namun proses belajar mengajar, fasilitas dan lingkungan pada Sekolah Dasar Negeri umumnya kurang lebih sama satu dan lainnya. Beda halnya dengan sekolah negeri, sekolah swasta memiliki beragam perbedaan mulai dari kurikulum, guru, proses belajar mengajar serta fasilitas yang diberikan. Jenis-jenis sekolah swasta saya bagi menjadi 4 bagian, yaitu :

  1. Sekolah dengan landasan keagamaan. Sekolah dengan karakter keagamaan diantaranya sekolah berbasis agama Islam (pesantren SD Tahfidz Insan Ihasani dan Sekolah Al-Azhar), sekolah berbasis agama Kristen Katolik (Tarakanita), sekolah berbasis agama Kristen Protestan (Pelita Harapan) dan sekolah berbasis agama Budha (Bodi Sinar Terang School). Sekolah dengan karakter keagamaan umumnya mengajarkan dan menanamkan agama yang lebih mendalam kepada siswa melalui berbagai aktivitas keagamaan. Karakter guru di sekolah ini biasanya lebih tegas dari guru di sekolah lainnya dan mengajarkan kedisiplinan melalui peraturan-peraturan dan rutinitas di sekolah.
  2. Sekolah berdasarkan kurikulum dan bahasa pengantar. Sekolah ini dapat dibagi menjadi sekolah internasional, nasional plus dan nasional. Sudah banyak pilihan beragam untuk sekolah internasional di Indonesia seperti Jakarta International School, New Zealand School dan Highscope Indonesia. Bahkan terdapat beberapa sekolah internasional yang juga berbasis keagamaan seperti Jakarta Islamic School dan Sekolah Pelita Harapan. Sekolah nasional plus masih menggunakan kurikulum pendidikan Indonesia tetapi dengan Bahasa Inggris sebagai Bahasa pengantar seperti Sekolah Victory Plus dan Sekolah Lentera Kasih. Sedangkan sekolah nasional adalah sekolah yang menggunakan kurikulum pendidikan Indonesia dan Bahasa pengantar Bahasa Indonesia. Secara garis besar, sekolah swasta nasional sama dengan sekolah negeri. Hanya saja, perbedaan yang mencolok terdapat pada karakter guru, kegiatan organisasi siswa dan fasilitas sekolah yang diberikan.
  3. Sekolah di rumah atau home schooling. Sekolah dengan karakter yang satu ini masih jarang dilakukan di Indonesia. Aktris sekaligus presenter Sophie Novita memilih home schooling untuk kedua putranya. Teknik ini bisa menjadi pilihan yang tepat bagi para orang tua yang bisa dan ingin berkomitmen meluangkan banyak waktu dan kesabaran ekstra, bukan hanya untuk mengkoordinir proses belajar anak tetapi juga turun tangan mengajarkan materi belajar kepada anak di rumah. Banyak manfaat dari home schooling yang tidak bisa kita dapatkan dengan sekolah konvensional, misalnya, menjalin ikatan yang lebih kuat dengan anak, jadwal belajar yang fleksibel serta rasa aman dan nyaman belajar di rumah. Selain itu, orang tua juga bisa mendalami karakter anak untuk mengetahui teknik ajar yang tepat bagi anak tersebut.
  4. Sekolah berbasis alam. Sekolah Alam identik dengan kegiatan belajar di luar ruang kelas dan fokus pada pembentukan karakter, kreativitas dan pengenalan lebih dekat dengan alam. Proses belajar mengajar lebih "longgar" dan menyenangkan. Meski terbilang masih baru, sudah banyak pilihan untuk sekolah alam di Indonesia, seperti Sekolah Alam Bandung, Sekolah Alam Insan Mulia Surabaya dan Sekolah Alam Cikeas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun