Mohon tunggu...
Sri Romdhoni Warta Kuncoro
Sri Romdhoni Warta Kuncoro Mohon Tunggu... Buruh - Pendoa

• Manusia Indonesia. • Penyuka bubur kacang ijo dengan santan kental serta roti bakar isi coklat kacang. • Gemar bersepeda dan naik motor menjelajahi lekuk bumi guna menikmati lukisan Tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menjaring Aura di Candi Merak

15 Juli 2019   14:14 Diperbarui: 15 Juli 2019   14:20 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Negara, dalam hal ini diwakili Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala(BPPP) Jawa Tengah melakukan tahapan rekonstruksi sebagai bagian dari upaya melindungi situs candi Merak agar tidak mengalami kerusakan lebih parah sehingga tetap lestari.

Dokpri
Dokpri
Jawaban mas Dwi menjadi pengetahuan baru,"Kalau dalam rekonstruksi ada bagian yang hilang akan diganti dengan bahan baru dan ditandai""Seperti ini", tunjuk mas Dwi. Kerangka pintu dalam candi Merak terdapat tanda putih. "Pihak Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala(BPPP) selalu menampakkan bagian yang diganti. Kami tidak akan menyembunyikan. Biar masyarakat tahu"

"Nanti di bulan Januari akan diadakan upacara Siwaratri", tutur mas Dwi, "Masyarakat umum bisa menyaksikan. Yang menyelenggarakan Departemen Agama"

Upacara Siwaratri, ujar mas Dwi, biasanya dimulai dari jam 7 malam dan selesai sekitar jam 12 malam. Pemeluk agama Hindu dibeberapa waktu kadang juga melakukan ritual ditempat ini. Ubo rampe seperti dupa akan dinyalakan dengan menyisakan debu. Setelah selesai, mas Dwi atau teman penjaga satunya akan membersihkan sisa-sisa ubo rampe tersebut. Beberapa pemeluk Hindu-kebanyakan datang dari luar desa- merasa nyaman melakukan ritual disini. Suasananya sungguh mendukung.

Dokpri
Dokpri
Monopoli yang saya lakukan diruangan candi menghalangi pengunjung lain. Mas Dwi akhirnya menutup pembicaraan. Saya melanjutkan mengitari sisi atas atau bagian tubuh candi. Beberapa patung terjumpa, Ganesha duduk dihamparan teratai(belalainya tinggal separo)direlung barat, dewi Durga berdiri diatas tubuh sapi(kepalanya hilang)direlung utara dan Agastya-juga tanpa kepala-disisi selatan. Tangan saya menyentuh pahatan-pahatan dinding batu. Mencoba merasakan jiwa-jiwa pemilik penatahnya dijaman kerajaan Mataram Kuno.

Candi yang pernah dikunjungi gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dibuat diabad 8 hingga 10 di masa wangsa Syailendra. Ciri sebagai candi Hindu sangat kentara dengan adanya Yoni, lingga, patung Ganesha, Dewi Durga, Sapi Andhini.

Bagi saya, mengamati dari dekat setiap lekuk candi sangat mengasikkan. Kadang memunculkan bayangan imajiner suasana sekitaran candi di kala itu.Seiring selesainya restorasi candi Merak, ditetapkanlah Karangnongko sebagai Desa Wisata Candi Merak(Dewi Camar). Berdiri pada 1 Januari 2013 dengan dasar hukum UU No.9 Tahun 1990 serta UU No.10 tahun 2009.

Dokpri
Dokpri
Sebenarnya, tidak hanya candi Merak yang bisa kita datangi. Masih ada candi Karangnongko yang keberadaannya tidak jauh, hanya 950 meter dari candi Merak. Posisinya di tengah areal persawahan.  Bagaimana? Tertarik? Nggak usah berpikir panjang-panjang. Sebab panjang kali lebar sama dengan luas. Cukup niat serta mantapkan hati dan gasken motormu. [Selesai]

catatan kaki:
- Terimakasih buat mas Dwi (Juru Pelihara Candi Merak), keramahanmu membuat pengunjung nyaman.

- Gunakan Google Map agar sampai ditujuan. Saya juga pakai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun