Mohon tunggu...
Romantisa Ajeng
Romantisa Ajeng Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mie Ayam adalah makanan terbaik!

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Perlukah Sastra Koran di Era Serba Digital?

1 Agustus 2023   23:13 Diperbarui: 1 Agustus 2023   23:15 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sastra koran pastinya tidak asing lagi bagi pembaca. Koran merupakan surat kabar dari media cetak yang eksis pada tahun 1744. Pada tahun tersebut koran pertama di Indonesia ini terbit pada zaman VOC. 

Surat kabar pertama tersebut kebanyakan memuat mengenai informasi kapal dagang milik VOC, mutasi pejabat pada waktu itu, berita kelahiran, kematian, serta pernikahan. Surat kabar tersebut bernama Bataviasche Nouvelles. Surat kabar VOC dikatakan telah ditutup pada tahun 1746.

Koran sendiri menemukan eranya pada tahun 70-an hingga 80-an. Tahun1907 di Bandung terbitlah surat kabar pertama milik Indonesia yaitu Medan Prijaji. Surat kabar pertama milik pribumi dan juga surat kabar pertama yang telah menggunakan Bahasa Indonesia. Medan Prijaji di dirikan oleh Tirto Adhi Soerjo.

Dari tahun 1942 hingga 1945, surat kabar Belanda harus berhenti beroperasi atas permintaan pemerintah Jepang saat itu, surat kabar baru kemudian diterbitkan oleh pemerintah Jepang. 

Pada saat Masa Orde baru tepatnya ditahun 1965, setelah Indonesia merdeka, pemerintah lantas mengeluarkan Undang-undang Pers yang mengatur secara tegas terhadap media massa, termasuk surat kabar. Tahun 1998 kebebasan pers meluas setelah jatuhnya pemerintahan Orde Baru dan muncul surat kabar baru yang lebih kritis terhadap pemerintah.

Hingga tahun 2000an, sastra koran di Indonesia masih tetap eksis dan berkembang. Begitu pun juga ditahun-tahun berikutnya, bahkan hingga saat ini, surat kabar tetap eksis dan sangat diapresiasi oleh pembaca meskipun jumlah peminatnya semakin berkurang.

Kita bisa melihat sendiri bahwa sedikit sekali orang yang mau membacanya koran cetak. Apalagi, orang yang berlangganan surat kabar disetiap Minggunya pasti sudah jauh berkurang. 

Orang-orang sekarang beralih ke koran online. Karena koran online bisa dibaca melalui gadget, sangat nyaman dan praktis karena tidak memakan tempat di kantong maupun tas dan tidak perlu membuka tangan lebar-lebar saat membaca, hal ini merupakan keunggulan surat kabar online, yang sangat nyaman, hemat tempat, dan praktis.

Pada era digital sekarang banyak orang yang bertanya apakah sastra koran masih relevan dan diperlukan? Meskipun era digital telah mengubah cara kita mengakses informasi dan karya sastra, sastra koran masih memiliki nilai dan relevansi yang penting. Berikut adalah alasan mengapa sastra koran masih diperlukan di era serba digital:

  • Berita-berita yang terdapat dalam sastra koran dapat dipastikan jauh dari kata hoax. Hal ini dikarenakan berita yang dimuat dalam koran sangat factual.
  • Penulisan teks dalam koran lebih terperinci dan juga lengkap. Sehingga informasi yang didapatkan sangatlah berguna.
  • Penanaman atau Menjaga warisan budaya, karena sastra koran memuat peristiwa sastra yang bersejarah dan di samping itu juga membahas karya sastra milik penulis terkenal.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam era digital, teknologi dan internet telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam dunia sastra. Meskipun begitu, sastra koran masih memiliki nilai dan relevansi yang penting. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun