Gerakan Kopdit/CU selalu lahir dalam keringat, airmata dan kerja keras. Kita tetap optimis. Kalau kita amati krisis di masa lalu, sejak 1800-an hingga kini, Kopdit/CU selalu berhasil mengkonsolidasikan diri. Kopdit/CU punya kekuatan (spiritulitas) yang berasal dari dalam dirinya sendiri. Pertama: tetap saling percaya-sebagaimana Kopdit/CU adalah kumpulan orang-orang yang saling percaya (credere), baik di antara sesama anggota, anggota dengan pengurus dan anggota dengan manajemen.
Kedua; solidaritas. Tekanan pandemi covid-19 justru memunculkan kohesi sosial di masyarakat kita tetap kuat. Muncul secara masif gerakan kesetiakawanan sosial secara spontan. Dapur umum untuk membantu masyarakat yang membutuhkan, misalnya, tumbuh di mana-mana tanpa menunggu bantuan pemerintah. Pesan ini mesti juga digelorakan kembali kepada anggota Kopdit/CU di tengah pandemi.
Akhirnya, spiritualitas (kekuatan) Kopdit/CU kini bukan likuiditas atau ketersediaan dana cadangan. Bukan pula pelayanan berbasis digital/serba online. Utama dibutuhkan di tengah pandemi ini adalah kepercayaan (trust) dan solidaritas (solidarity). Dua nilai ini mesti menjadi pegangan andalan Kopdit/CU (dan seluruh anggotanya) agar tidak terhanyut.
Sumber:
- Fountain, Wendell V. 2006. The Credit Union World: Theory, Process, Practice-Cases & Application. Indiana. AuthorHouse.
- Shaffer, Jack. 1999. Historical Dictionary of the Cooperative Movement. London, The Scarecrow Press.
- Majalah PICU, Edisi 54, Maret – April 2020.
- Majalah MENTIK, Edisi 118 12 Mei – 11 Juni 2020.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI