Mohon tunggu...
Roman Rendusara
Roman Rendusara Mohon Tunggu... Memaknai yang Tercecer

Roman Rendusara adalah nama pena. Tinggal di Kepi, Desa Rapowawo, Kec. Nangapanda, Ende Flores NTT. Mengenyam pendidikan dasar di SDK Kekandere 2 (1995). SMP-SMA di Seminari St. Yoh. Berchmans, Mataloko, Ngada (2001). Pernah menghidu aroma filsafat di STF Driyarkara Jakarta (2005). Lalu meneguk ilmu ekonomi di Universitas Krisnadwipayana-Jakarta (2010), mengecap pendidikan profesi guru pada Universitas Kristen Indonesia (2011). Meraih Magister Akuntansi pada Universitas Widyatama-Bandung (2023). Pernah meraih Juara II Lomba National Blog Competition oleh Kemendikristek RI 2020. Kanal pribadi: floreside.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Spirit Gerakan Kopdit/CU di Tengah Pandemi Covid-19

2 Juni 2020   14:38 Diperbarui: 2 Juni 2020   21:17 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan Layar Facebook Kemenkop dan UKM RI

Gerakan Kopdit/CU selalu lahir dalam keringat, airmata dan kerja keras. Kita tetap optimis. Kalau kita amati krisis di masa lalu, sejak 1800-an hingga kini, Kopdit/CU selalu berhasil mengkonsolidasikan diri. Kopdit/CU punya kekuatan (spiritulitas) yang berasal dari dalam dirinya sendiri. Pertama: tetap saling percaya-sebagaimana Kopdit/CU adalah kumpulan orang-orang yang saling percaya (credere), baik di antara sesama anggota, anggota dengan pengurus dan anggota dengan manajemen.

Kedua; solidaritas. Tekanan pandemi covid-19 justru memunculkan kohesi sosial di masyarakat kita tetap kuat. Muncul secara masif gerakan kesetiakawanan sosial secara spontan. Dapur umum untuk membantu masyarakat yang membutuhkan, misalnya, tumbuh di mana-mana tanpa menunggu bantuan pemerintah. Pesan ini mesti juga digelorakan kembali kepada anggota Kopdit/CU di tengah pandemi.

Akhirnya, spiritualitas (kekuatan) Kopdit/CU kini bukan likuiditas atau ketersediaan dana cadangan. Bukan pula pelayanan berbasis digital/serba online. Utama dibutuhkan di tengah pandemi ini adalah kepercayaan (trust) dan solidaritas (solidarity). Dua nilai ini mesti menjadi pegangan andalan Kopdit/CU (dan seluruh anggotanya) agar tidak terhanyut.

Sumber:

  • Fountain, Wendell V. 2006. The Credit Union World: Theory, Process, Practice-Cases & Application. Indiana. AuthorHouse.
  • Shaffer, Jack. 1999. Historical Dictionary of the Cooperative Movement. London, The Scarecrow Press.
  • Majalah PICU, Edisi 54, Maret – April 2020.
  • Majalah MENTIK, Edisi 118 12 Mei – 11 Juni 2020.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun