Mohon tunggu...
Roman Rendusara
Roman Rendusara Mohon Tunggu... Petani - Memaknai yang Tercecer

Seorang anak kampung, lahir dan bertumbuh di Rajawawo, Ende. Pernah dididik di SMP-SMA St Yoh Berchmans, Mataloko (NTT). Belajar filsafat di Driyarkara tapi diwisuda sebagai sarjana ekonomi di Universitas Krisnadwipayana, Jakarta. Terakhir, Magister Akuntansi pada Pascasarjana Universitas Widyatama Bandung. Menulis untuk sekerdar mengumpulkan kisah yang tercecer. Blog lain: floreside.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Spirit Gerakan Kopdit/CU di Tengah Pandemi Covid-19

2 Juni 2020   14:38 Diperbarui: 2 Juni 2020   21:17 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan Layar Facebook Kemenkop dan UKM RI

Berawal dari Airmata Revolusi Industri

Sejarah koperasi, jenis koperasi simpan-pinjam, terutama Koperasi Kredit (Kopdit), yang dulu lebih akrab dikenal Credit Union (CU) adalah sejarah tentang keringat dan airmata. Dari semua sejarah berbagai lembaga keuangan, hemat saya, sejarah Koperasi Kredit (Kopdit) adalah visualisasi perjuangan, pengorbanan dan kerja keras yang mengabdi.

Cikal bakal munculnya Kopdit/CU pada tahun 1800-an akibat revolusi industri di Inggris dan Eropa. Peralihan mata pencaharian dari bertani menjadi pekerja-pekerja pabrik di kota menimbulkan masalah baru, yakni ketenagakerjaan. Meningkatnya permintaan produksi meningkat pula tenaga kerja, dengan jam kerja yang tidak manusiawi tanpa diimbangi dengan upah yang layak. Kondisi kerja yang buruk ini memantik gerakan komunitas buruh. Mereka menentang kesewenangan perlakuan jam kerja, upah jauh dari layak, dan ketidakadilan layanan keuangan. Sebab lembaga keuangan yang ada lebih melayani pengusaha besar. Kaum pekerja pabrik dibatasi bahkan ditinggalkan. Pemilik toko dan pengerajin yang membutuhkan modal pinjaman tidak dipedulikan.

Kondisi ini menimbulkan keprihatinan yang dalam dari berbagai tokoh. Sebut saja, Robert Owen (1771 – 1858). Ia seorang sosialis. Ia berjuang melawan praktek kerja keras terhadap kaum pekerja. Meskipun ia percaya akan ajaran Yesus Kristus tentang tentang amal dan kebaikan, ia seorang ateis dan reformis sosial Inggris yang memiliki 4 pabrik tekstil di New Lanark, Scotlandia. Ia menentang pelecehan terhadap buruh anak-anak. Ia mendukung konsep koperasi dalam serikat pekerja. Robert Owen yakin, orang-orang yang bertumbuh dalam lingkungan yang kondusif akan menciptakan generasi yang produktif pula. Dan, manusia dilahirkan baik namun dirusakan oleh lingkungan yang buruk.

Tidak seperti Robert Owen di Inggris, Victor Aimé Huber (1800 – 1869) di Jerman. Ia seorang Lutheran. Ia tidak hanya mewartakan Injil Kristus tetapi mewartakan “injil koperasi” pada tahun 1844. Pesannya berpusat pada cinta Kristiani, kemandirian, dan cara menyembuhkan masyarakat dari kemiskinan. Pesannya tidak hanya tentang amal melainkan reformasi sosial seperti Robert Owen di New Lanark. Dia menolak konsep kelas sosial. Huber lalu mendirikan dua asosiasi dan menjalankan aktivitas operasi sebagai lembaga CU. Pada tahun 1849 hingga 1852, Huber aktif dalam yayasan sosial nirlaba di Berlin, yang telah membangung rumah-rumah kecil di Schoenhauser Avenue untuk orang-orang tidak mampu. Huber mengatakan, tekanan kemiskinan mengakibatkan cacat karakter dan akan memproduksi kejahatan, dan koperasi yang mandiri akan menekan/mengeliminasi kejahatan-kejahatan itu.

Selain itu, Hermann Schulze-Delitzsch (1808 – 1883), seorang politisi liberal dan reformis ekonomi Jerman. Ia menyaksikan perampasan ekonomi terhadap masyarakat Jerman. Ia mendirikan CU yang pertama pada tahun 1850, yang merupakan bank rakyat. Ia yakin, swadaya dan kerja keras adalah hukum yang tepat untuk menolong masyarakatnya. Dia menghabiskan hidupnya pada pelayanan pemerintahan dan aktivitas koperasi. Ketika ia meninggal pada tahun 1883, Bank Rakyat Schulze-Delitzsch sudah menyebar di seluruh Jerman. Pada tahun 1912 memiliki 1.002 kantor cabang, dengan jumlah 641.000 anggota.

Tokoh lain, yang kemudian menjadi Bapak Credit Union (CU) dunia adalah Friedrich Wilhelm Raiffeisen (1818 – 1888). Raiffeisen berasal dari keluarga dan tokoh agama terpandang. Ia seperti Victor Huber dan seperti Schulze-Delitzsch seorang pegawai negeri aktif di pemerintahan propinsinya, dan mengemban tugas sebagai walikota di beberapa kota di Jerman. Pada tahun 1852, Raiffeisen menjadi walikota Heddesdorf, di wilayah Neuwied.

Baru pada tahun 1863 ia pensiun karena kesehatannya yang buruk. Raiffeisen masih melanjutkan aktivitasnya pada koperasi. Ingatannya akan musim dingin yang buruk tahun 1846-an dan perjuangan petani yang kesulitan waktu itu, membuat Raiffeisen tetap fokus membantu mereka yang kurang beruntung (less fortunate). Keteguhannya yang kuat sehingga ia menggunakan kekayaannya sendiri untuk memulai CU Raiffeisen. Meski berkembang lamban, tidak seperti Bank Rakyat Schulze-Delitzsch, usaha koperasinya menjadi jauh berkembang besar. Pengaruh Friedrich Wilhelm Raiffeisen terasa sampai sekarang karena Bank Raiffeisen berkembang sukses di Jerman dan Belanda hingga kini.

Beradaptasi di Amerika

Dampak revolusi industri di Inggris terasa hingga ke Amerika, ekspansi industri dan manufaktur pun ikut berlabuh di sana. Ditambah, Amerika ‘sarang’ dari kaum migran Eropa. Maka sistem hukum dan ekonomi Eropa dibawa serta. Tak terkecuali, soal Credit Union. Tiga tokoh utama gerakan Credit Union di Amerika adalah Alphonse Desjardins (1841 – 1912) Edward A. Filene (1860 – 1937) dan Roy F. Bergengren (1879 – 1955).

Alphonse Desjardins adalah seorang mantan walikota Terrebonne, Quebec tahun 1893-1894 yang kemudian masuk dalam Menteri kabinet di Kanada. Ia juga seorang pengacara, jurnalis dan pengusaha pabrik ubin. Alphonse Desjardins mendirikan Banque Jacques-Cartier, yang kemudian menjadi Bank Nasional Kanada.  Alphonse Desjardins memimpin dan mendirikan La Caisse Populaire de Levis pada tahun 1901, yang menjadi lembaga CU pertama di Amerika Utara. Ia mengakui, berkat kombinasi konsep koperasi pedesaan dan perkotaan ala Schulze-Delitzsch dan Raiffeisen. Pada tahun 1908, Alphonse Desjardins bersama Pierre Jay seorang komisaris Bank Massachusetts dan Edwar A. Filene seorang pedagang Boston mendirikan CU, yang kemudian dikenal Bank Saint Mary’s Manchester hingga kini. Sejak tahun itu, Bank CU Saint Mary’s berkembang dan membuka cabang di Milford, New Hampshire. Kata ‘bank’ adalah hasil terjemahan Prancis nama La Caisse Populaire, sedangkan kata ‘Saint Marie’ berarti bank rakyat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun