Mohon tunggu...
ahmad rohmadi
ahmad rohmadi Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

https://catatannet.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Persoalan PPDB yang Terus Berulang

18 Juli 2018   00:55 Diperbarui: 18 Juli 2018   02:12 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(edukasi.kompas.com)

BATAM - Persoalan penerimaan peserta didik baru (PPDB) di Batam terus menjadi permasalahan yang menjadi perhatian publik setiap tahunnya. Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Batam selalu dipusingkan dengan banyak calon peserta didik yang tidak tertampung di sekolah negeri. Sistem zonasi yang selama ini digadang-gadang akan dapat menyelesaikan masalah tahunan itu, ternyata tidak memberikan dampak apapun.

Pemerintah Kota (Pemko) Batam seharusnya bisa mengantisipasi permasalahan ini dari awal, sebagaimana yang dilakukan oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dalam memprediksi angka inflasi. PPDB dengan inflasi memang tidak bersinggungan secara langsung, namun ada persamaan dalam memprediksi antara siklus kenaikan harga barang dengan potensi masalah yang akan timbul saat PPDB berlangsung.

Contohnya bahwa harga tiket pasti akan naik berkali lipat saat menjelang Hari Raya atau libur panjang. Sehingga TPID perlu melakukan langkah-langkah tertentu agar inflasi bisa tetap terjaga. Demikian juga, dalam hal penerimaan siswa baru. Jumlah anak yang akan masuk baik untuk sekolah dasar ataupun sekolah menengah pertama dan atas, seharusnya bisa diprediksi dari awal sebelum PPDB itu mulai, sehingga potensi masalah itu bisa dengan segera dicarikan solusi.

Misal, jumlah anak yang akan masuk sekolah dasar tentu bisa diprediksi dari rata-rata pesentase kenaikan jumlah siswa baru di sekolah dasar setiap tahunnya. Begitu juga dengan jumlah anak yang akan masuk ke sekolah menengah pertama, tentu bisa diprediksi dari jumlah anak yang lulus di dari sekolah dasar. Untuk di sekolah menangah atas juga bisa dilihat dari jumlah anak yang lulus dari sekolah menenengah pertama.

Dalam kenyataan permasalahan PPDB mungkin memang tidak sesimple itu, banyak faktor-faktor lainnya yang menambah persoalan ini semakin rumit. Namun, pemerintah sudah waktunya berbenah diri untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Batam semakin baik. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Batam sebagai lembaga legislatif tidak cukup hanya mengkritisi, sebagai wakil rakyat seharusnya bisa memberikan masukan untuk perbaikan kedepannya.

Pernyataan Wali Kota Batam

Pemko Batam memastikan akan membuka sekolah baru di sejumlah wilayah untuk mengatasi permasalahan penerimaan peserta didik baru (PPDB). Langkah itu diambil mengingat tidak memungkinkan lagi menambah jumlah rombongan belajar (rombel) di beberapa sekolah yang tak mampu lagi menampung siswa.

Wali Kota Batam, Muhammad Rudi mengatakan membuka sekolah baru merupakan alternatif terbaik untuk mengatasi permasalahan PPDB di Batam. Pasalnya desakan orang tua wali murid yang tetap menginginkan masuk ke sekolah negeri membuat pihaknya perlu mengambil kebijakan tersebut.

"Jalan keluarnya kita akan membuka sekolah baru. Masyarakat maksa ingin memasukan anaknya di sekolah negeri. Kalau saya paksakan menambah rombel di sekolah yang sudah ada saat ini tidak memungkinkan," kata Rudi usai rapat bersama Kepala Sekolah Negeri di Lantai IV Kantor Wali Kota Batam, Kamis (12/7).

Hanya saja pihaknya saat ini belum bisa memastikan berapa banyak sekolah negeri yang akan dibuka pendaftaraan tahun ini. Ia mengaku baru memperintahkan Dinas Pendidikan (Disdik) untuk memetakan wilayah mana saja yang perlu segera dilakukan pendaftaran untuk menampung siswa yang belum diterima.

Dua Kecamatan yang sudah pasti akan dibuka sekolah negeri baru diantaranya adala di Kecamatan Sei Beduk dan Batuaji. Dua kecamatan tersebut menjadi perhatian utama karena banyaknya jumlah anak yang belum diterima di sekolah negeri yang sudah ada saat ini. Ia berharap dengan penambahan sekolah baru ini dapat menyelesaikan permasalahan PPDB.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun