Mohon tunggu...
romadhona diah
romadhona diah Mohon Tunggu... Guru - pencinta alam

Menulis itu bagaikan mengukir pada batu prasasti versi soft file.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Guruku di Sekolah dan di Rumah

23 November 2020   19:55 Diperbarui: 21 November 2021   20:10 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Guruku, beliau  yang   hening  dari dunia nyata

Yang  mengajar dalam jaringan dan mendidikku dari balik layar dan sesekali bersama Kami dalam kelas yang  nyata.

Guruku  beliau yang  juga  ada  dalam riuhnya suasana di rumah

Beliau yang  masih memakai daster
Terkadang  tercium bau bawang, bau susu adik, bau sabun, atau bau wanginya masakan.

Guruku, Beliau yang  melakukan aktivitas kerjanya di dalam rumah mengajariku seraya menjawab  panggilan telepon dari rekan kerjanya.

Di sisi lain, guruku sayang  memantauku belajar dari balik meja kerja dan pakaian dinasnya 

Kemudian mengirimkan tugasku sepulang kerja.

Namun semua penat dan jerih payah  itu tak menyurutkan semangatmu, tak membuatmu teriak menyerah Kau  terus berjuang  sekuat hati berpacu  melawan kemalasan dan  kengeyelanku saat waktunya   belajar.

Guruku, terima kasih atas detik-detik yang ku lalui bersama kehangatanmu

Dengan kasih sayang dirimu sabar mendidik dan membimbingku belajar

Pandemi covid 19 ini telah menjadikan banyak sekolah di mana aku berada dan banyak  Guru di mana aku tinggal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun