Mohon tunggu...
Rohul Ikhsan
Rohul Ikhsan Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Teknik Mesin - Fakultas Teknik - Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pandemi Covid-19 yang Berkepanjangan Mengancam UMKM sebagai Wadah Ekonomi Kreatif Masyarakat Kecil

2 September 2021   12:08 Diperbarui: 2 September 2021   12:15 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jember, Jawa Timur -- Dirasakan makin lama, COVID-19 telah menempati bumi pertiwi kita selama lebih dari satu tahun. Terjadinya pandemi COVID-19 di seluruh dunia, termasuk di Indonesia yang pertama kalinya diumumkan secara resmi oleh Pemerintah Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020, membuat pemerintah mengambil kebijakan untuk memutus rantai penyebaran COVID-19. Salah satu kebijakannya adalah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) selama beberapa waktu serta melakukan program vaksinasi diseluruh tanah air kita guna mecegah rantai penyebaran COVID-19.

Hal ini justru berdampak bagi tiap elemen masyarakat yakni seluruh kegiatan masyarakat menjadi terbatas, dikarenakan ada himbauan pemerintah pusat agar melakukan Work From Home (WFH). Dampak dari kebijakan PSBB tersebut sangat mempengaruhi berbagai sektor, termasuk salah satunya adalah sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Salah satu usaha yang terdampak dari PSBB ini yakni usaha pembuatan produksi pupuk organik pada UMKM yang dibentuk oleh bapak Ahmadi, yang bertempat di Antirogo, Sumber Sari, Jember.

Pada awal tahun produksi pupuk organik ini, produksi pupuk organik berjalan dengan lancar dengan bantuan alat penggiling dari pemerintah pusat kepada UMKM pada tahun 2016, meskipun dengan alat yang sederhana, UMKM sendiri dapat memenuhi kebutuhan pupuk petani lokal di daerah antirogo yakni dapat memproduksi sebanyak 10 ton tiap musimnya. Pupuk ini banyak digunakan oleh petani lokal untuk tanaman tembakau, padi dan jagung. Kualitas pupuk yang sudah baik dengan harga murah atau jauh dari harga pasaran tersebut  diakui dapat membantu para petani lokal di daerah antirogo.

Bapak Ahmadi, adalah seorang petani di Antirogo yang memiliki ide kreatif untuk membuat pupuk organik sendiri, ia mengakui bahwa ilmu untuk membuat pupuk sendiri tersebut merupakan hasil pembelajaran nya saat dia dikirim ke daerah malang untuk melakukan kunjungan studi selama 4 hari. Selama ini UMKM ini hanya memasarkan produknya didaerah lokal sendiri dan belum ada packaging yang baik juga, karena kemasan pupuknya sendiri hanyalah karung / sak polos yang kemudian diisi dengan pupuk organik dalam bentuk butiran seberat 25 kg kemudian dijahit. 

UMKM sendiri mengakui masih mengalami kendala dalam perawatan mesin yang baik dan benar, "Saat saya mendapat mesin bantuan tersebut, saya sama sekali tidak diajarkan prosedur yang baik dan benar dalam menggunakan mesin ini" ujar bapak Ahmadi. UMKM sendiri masih cukup awam mengenai pemasaran digital di era saat ini sehingga produk tersebut hanya dikenal oleh beberapa orang yang memang menggunakan produk tersebut tuntuk tanamannya.

Mencermati keadaan tersebut, maka saya, Rohul Ikhsan selaku Mahasiswa Universitas Jember yang saat ini sedang melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Back To Village (BTV) III dari Kelompok 23 yang didampingi oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Ir. Sigit Prastowo, MP, tertarik untuk memeberi solusi terbaik dan membantu berdiskusi agar permasalahan yang sedang dihadapi oleh UMKM dapat kita selesaikan bersama.

Rencana yang akan saya lakukan antara lain meliputi, melakukan inovasi produk berupa pembuatan kemasan yang menarik, memperkenalkan atau melakukan sosialisasi terhadap beberapa petani lokal dan orang lain, memperkenalkan atau melakukan sosialisasi terkait digital marketing berupa media sosial, serta mendampingi Mitra kerja saya tentang bagaimana melakukan proses perawatan yang baik dan benar pada mesin. Lalu saya dan mitra kerja juga akan melakukan inovasi produk juga terhadap pupuk organik, yakni membuat produk organik dalam bentuk cair yang dapat kita kemas kedalam kemasan 1 ltr.

Kegiatan KKN ini dilaksanakan di Dusun TrogoWetan, Kelurahan Antirogo, Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember selama satu bulan, yaitu pada bulan Agustus 2021 hingga September 2021.

Kegiatan KKN tersebut dilaksanakan sebagai bentuk pemberdayaan UMKM pupuk organik yang dikelola bapak Ahmadi agar dapat memberikan peluang usaha yang lebih baik dan menjadi value added bagi produk produksi pupuk organik.

Kegiatan tersebut meliputi melakukan sosialisasi terhadap mitra kerja tentang Proses tahapan produksi yang lebih efisien, Proses perawatan pada mesin yang baik dan benar. Selanjutnya memperkenalkan atau melakukan sosialisasi tentang pembuatan kemasan pupuk organik yang lebih menarik agar produk lebih dikanal di kalangan masyarakat utamanya petani lokal, serta melakukan pembuatan pupuk organik dalam bentuk cair sebagai inovasi bagi produk produksi UMKM. Kemudian memperkenalkan atau melakukan sosialisasi terkait digital marketing berupa media sosial (Facebook Fanpage). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun