Mohon tunggu...
rohmat khoirulanam
rohmat khoirulanam Mohon Tunggu... Lainnya - menuju titik akhir

saya rohmat khoirul anam. sekarang masih kuliah semester 4, di program studi Ilmu al-Qur'an dan Tafsir, IAIN Samarinda

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Esensi Agama Menghadapi Covid-19

27 Maret 2020   11:04 Diperbarui: 27 Maret 2020   11:14 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Oleh : Rohmat Khoirul Anam

Program Studi Ilmu AL-Qur'an dan Tafsir IAIN SAMARINDA

Virus yang tengah melanda ini (virus corona atau covid-19) bermula di kota Wuhan, China, dan sudah menjangkit dan menyebar ke 158 negara. Hingga saat ini masih menjadi topik pembicaraan yang belum menemui titik akhir. Bagaimana cara mengakhiri virus ini? Bagaimana cara menyembuhkan? Bagaimana cara mengatasinya? Bagaimana cara menjaga dan menghindari? Hal itu terus dipertaanyakan hingga muncul ketakutan dan kekhawatiran.? Apakah dengan semua pertanyaan yang timbul masih membuat kita sebagai manusia memiliki sifat yang semestinya dimiliki manusia? Ataukah dalam diri ini sudah tumbuh subur sifat yang jauh dari kemanusiaan yang sudah Tuhan tetapkan sistemnya?

Dengan tulisan ini saya berharap, semoga dapat sedikit membuat kita sebagai manusia tergerak tanpa memandang ras, budaya, agama, serta perbedaan-perbedaan lainnya kembali untuk berpikir, merenungi dan memahami makna hakikat kehidupan yang sebenarnya. Yang sudah Tuhan ciptakan sedemikian rupa dengan sistem-sistem yang berjalan dan yang mengatur di dalamnya dengan sempurna.

Sehingga kita dapat hidup dan berkembang dengan aman dan damai di dalamnya (bumi). Namun dengan akibat ulah tangan kitalah, keamanan dan kedamaian yang seharusnya kita sendiri bahkan orang lain dapat menikmati menjadi sirna, melebur dengan sebab kesalahan (dosa) dan keburukan-keburukan terhadap bumi yang kita tempati. Sebagaimana tercantum dalam firman Allah : Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Surat ar-Rum/30 ayat 41.

Segala sesuatu yang ada dalam di alam semesta ini, galaksi, bintang, planet termasuk bumi yang di dalamnya hidup manusia, tumbuhan, hewan,bahkan termasuk waktu kehidupan. Semua itu adalah sama dalam satu hakikat makna yakni sebagai makhluk yang diciptakan oleh Allah yang segala puji hanyalah miliknya.

Maka sadarkah kita (manusia) yang telah merampas hak-hak bumi, dengan alasan kita sedang memperbaiki bumi. Sebagaimana firman Allah : Dan apabila dikatakan kepada mereka, "janganlah berbuat kerusakan di bumi!" mereka menjawab, "sesungguhnya kami justru orang-orang yang berbuat perbaikan". Ingatlah, sesungguhnya merekalah yang berbuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadari. Surat al-Baqarah ayat 11-12.

Pernahkah kita berpikir tentang jalannya kehidupan di bumi ini sebagaimana layaknya dalam sebuah komunitas ekosistem? Tentunya pernah, namun kebanyakan kita melupakannya. Ada yang berperan sebagai produsen (penyedia), ada pula yang berperan sebagai konsumen (pengguna). Lalu bumi berperan sebagai produsen utama bagi seluruh makhluk yang hidup di dalamnya.

Kemudian manusia adalah peran utama sebagai konsumen. Sebagai produsen dan konsumen, masing-masing memiliki haknya, yaitu memberikan manfaat dan diberikan manfaat. Maka saya mengajak pembaca untuk menyaksikan dan merenungkan bahwa, bumi telah memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada seluruh manusia, namun timbal baliknya, hanya sedikit manusia yang mengetahui bahwa mereka juga harus memberikan manfaat kepada bumi. Sebagian dari mereka hanya puas dengan memikirkan kepentingan pribadi, yang imbasnya tidak hanya kepada bumi, bahkan kepada manusia lainnya.

Maka dengan ini kita menyaksikan apa yang tengah terjadi pada masyarakat dunia saat ini, akankah kita berpikir atau pernahkah kita berpikir bahwa bumi yang kita tempati saat ini sedang memperlihatkan kemurkaannya, melihat manusia yang tinggal hidup di dalamnya bukan hanya tidak memberikan hak manfaat kepada bumi, tapi juga merusak struktur sistem bumi itu sendiri. Penebangan liar, pembakaran hutan, pencemaran; di darat, udara dan laut, pertambangan; batu bara, minyak bumi, emas, berlian, dan batu berharga lainnya, produksi nuklir secara massal, dan bentuk-bentuk kerusakan lainnya, hingga pada kerusakan mental (pemikiran dan jiwa) pada manusia lainnya.

Jangan mencoba untuk menyalahkan siapa-siapa dengan mewabahnya covid-19 ini. Setiap agama mengajarkan, bila ada permasalahan, cobalah bertanya pada hati nurani masing-masing, apa yang menyebabkan hal ini dapat terjadi. Maka coba kita renungkan kembali potongan ayat ar-Rum yang saya tulis di atas, "Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia;".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun