Mohon tunggu...
rokhani
rokhani Mohon Tunggu... Guru - tan kendhat nyuwun mring gusti

pernah dan akan berusaha berteater. menulis untuk menghibur dan membuat kebahagiaan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Terseret

29 Oktober 2020   10:44 Diperbarui: 29 Oktober 2020   11:04 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jarum jam di arloji pada tangan kiri Sarah sudah menunjukkan pukul 11 malam. Suasana sudah sepi saat ia sampai di rumah.. Lampu teras menyala temaram.
Sarah mengetuk pintu. Ternyata tidak dikunci.

"Ada orang di dalam?"
Tak ada sahutan.

Sarah membuka pintu pelan-pelan. Saat terbuka lebar Sarah terkejut.   Seekor kucing hitam menatapnya tanpa bergerak. Sarah beringsut ke belakang, kucing itu berjalan menjauh.
Ia menyapukan pandangan ke seisi ruangan. Ruang yang tampak luas namun kurang terurus. Kotor dan berantakan.

"Sayangnya rumah ini tidak terawat. Besok kalau bertemu pemiliknya aku akan bantu dia membersihkan dan menata rumah ini. Semoga mereka bisa  menerima ideku."

Sarah melangkah makin ke dalam. Sarah mendekati tangga dan melihat ke atas, diujung tangga tersebut adalah tembok, sebelah kiri ada pintu kecil menuju keluar ke tempat jemuran dan talang air. Dia memegang tembok yang sudah pudar wara catnya. Ada beberapa noda lembab di dinding berwarna coklat dan sebagian terkelupas.

"Pantas saja terasa dingin, memang lembab, pikirnya. Tapi sudahlah, tempat ini lumayan nyaman."
Ia segera masuk ke kamar yang sudah disiapkan. Sebuah dipan dengan kasur dan bantal sudah disiapkan. Badannya yang terlalu capai membuat Sarah langsung menghempaskan badannya di kasur.

Rasa   kantuk membuat mata cepat terkatup.  Saat Sarah berada antara sadar dan tidak sadar ia merasa ditarik oleh seorang lelaki tua dengan wajah menyeramkan. Pelipis dan pipi kiri terdapat luka yang  sudah mulai bernanah. Bau  tak sedap juga tercium dari pria berambut acak-acakan itu.
Sarah diseret ke sebuah kamar. Sarah berusaha melawan. Ia meronta dan menolak untuk dibawa. Berkali-kali usaha itu dilakukan namun tidak berhasil. Lelaki dengan baju kotor itu lebih kuat dari yang Sarah duga. Tangan Sarah diikat ke beakang dengan tali dan didudukkan pada sebuah kursi tua. kedua kaki diikat ke kaki kursi.  

Tiba-tiba pria yang belum dikenal Sarah  itu mengambil sebuah pisau dapur yang tajam. Pria itu menempelkan pisau ke leher Sarah dari belakang dan siku tangan kirinya menjepit leher hingga kepala Sarah mendongak ke atas. Sarah sangat ketakutan. Ia berusaha mengumpulkan semua kekuatan untuk kembali memberontak. Ia berpikir kalau kali ini gagal ia bisa terbunuh. Maka dengan semua kekuatan yang terkumpul ia berusaha menggunakan kaki untuk bertumpu dan melompat. Hentakan Sarah ini berhasil mendorong pria itu hingga terjatuh. Sarah juga terjatuh.

Saat Sarah hendak bangun  ia menyadari ada seekor kucing hitam sedang mengendus badannya. Ternyata ia bermimpi buruk.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun