Mohon tunggu...
Rofinus D Kaleka
Rofinus D Kaleka Mohon Tunggu... Insinyur - Orang Sumba. Nusa Sandalwood. Salah 1 dari 33 Pulau Terindah di Dunia. Dinobatkan oleh Majalah Focus Jerman 2018

Orang Sumba, Pulau Terindah di Dunia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rangga Mone Lolos dari Awal Pencobaan Cintanya

27 Mei 2019   23:03 Diperbarui: 28 Mei 2019   20:31 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah dusun, lokasi KKN Rangga Mone dan teman-teman kelompoknya, bernama Sambeng Kaleh. Dusun ini terletak di sisi timur sebuah sungai besar yang merupakan sumber air irigasi lahan persawahan di sisi baratnya.

Warga dusun ini umumnya bermata pencaharian sebagai petani. Sebagiannya berdagang dengan membuka warung. Di sini hanya sedikit warga yang berprofesi sebagai pegawai.

Rata-rata pendidikan mereka SMP dan SMA. Sedangkan yang sarjana, masih dapat dihitung dengan jari. Itu pun mereka lebih memilih tinggal di daerah perkotaan. Demikian pula para pemuda-pemudinya lebih memilih mengadu nasib ke kota.

Di dusun ini Rangga Mone dan teman-temannya tinggal di rumah seorang keluarga pegawai negeri sipil pada kantor agama di daerah itu. Keluarga ini termasuk muslim taat, namun moderat dan nasionalis. Mereka mempunyai empat orang anak, satu laki-laki (anak sulung) dan tiga perempuan. Anak mereka yang nomor dua, perempuan, sudah berkeluarga. Sementara anak nomor tiga sudah punya tunangan dan anak bungsu belum punya pacar.

Keluarga ini juga sangat baik hati dan berempati kepada Rangga Mone dan teman-temannya. Rangga Mone, sebagai orang luar Jawa dan non muslim, sangat merasakan kebaikan keluarga ini. Terutama waktu ia sakit, demam tinggi, batuk dan pilek, Rangga Mone dirawat oleh keluarga ini seperti anak mereka sendiri. Saat itu, ibu dan putri bungsunyalah dalam keluarga ini yang paling berperan aktif mengurus Rangga Mone sampai sembuh.

***** *****

Di luar dugaan Rangga Mone, hanya dalam waktu kurang dari seminggu, simpati warga dusun Sambeng Kaleh terhadapnya mengalir seperti air. Wajarlah jika ia memanen simpati demikian itu. Sebab karakternya sangat mendukung.

Secara fisik, Rangga Mone tidak menunjukkan ciri-ciri sebagai orang luar Jawa. Tinggi langsing, kulit kuning langsat, wajah tampan dan hidung mancung. Perilaku sopan dan tutur katanya halus berwibawa. Suka bergaul dan mudah bersosialisasi tanpa pandang buluh. Mulai dari anak-anak sampai dengan orang tua, termasuk ibu-ibu. Ide-idenya cerdas dan terampil mengorganisir karang taruna untuk melakukan kerja gotong-royong. Aktif melakukan sarasehan bersama bapak-bapak dan ibu-ibu. Hanya rambutnya yang ikal dan dialeg khasnya yang tidak bisa disembunyikan bahwa ia berasal dari suku bangsa wilayah tengah nusantara.

Rangga Mone juga tidak fanatik. Ia selalu melibatkan diri dalam kegiatan di Mushola, baik sarahasehan rohani maupun mengkoordinir muda-mudi untuk latihan mengaji. Uztad di Mushola ini sangat heran dan cukup mengagumi sosok Rangga Mone.

"Baru kali ini saya ketemu orang seperti Mas Rangga, non muslim tapi tidak merasa enggan sedikitpun untuk terlibat di kegiatan Mushola. Mas Rangga patut diteladani karena sangat toleran dengan umat lain," tutur Uztad tersebut.

"Pak Uztad ini, main puji saja. Saya bisa besar kepala lho! Kalau Pak Uztad dan teman-teman di sini tidak familiar, pasti saya tidak ikut dong!" respon Rangga Mone kelakar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun