Mohon tunggu...
Rofinus D Kaleka
Rofinus D Kaleka Mohon Tunggu... Insinyur - Orang Sumba. Nusa Sandalwood. Salah 1 dari 33 Pulau Terindah di Dunia. Dinobatkan oleh Majalah Focus Jerman 2018

Orang Sumba, Pulau Terindah di Dunia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mengapa Cium Hidung ala Sumba Serupa dengan Tradisi Sabu dan Maori?

21 Maret 2018   00:48 Diperbarui: 22 Maret 2018   10:17 4401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: zimbio.com

Selama ini, saya berpikir, "cium hidung" hanya merupakan tradisi dan kebudayaan unik orang Sumba dan Sabu di Provinsi Nusa Tenggara Timur, ternyata keliru. Terbukti salah satu suku di New Zealand atau Selandia Baru yang bernama Maori, juga mempunyai tradisi dan kebudayaan cium hidung.

Fakta tersebut kita saksikan bersama saat Presiden RI, Bapak Joko Widodo, berkunjung ke Selandia Baru, kemarin, Senin 19 Maret 2018. Setelah diterima oleh sekretaris resmi Gubernur Jenderal Selandia Baru, Gregory Baughen, Bapak Jokowi berkenalan dengan Kaumatua, Piri Sciascia. Kaumatua merupakan sebutan bagi tetua suku Maori, yang merupakan penduduk asli Selandia Baru. Saat itulah terjadi cium hidung antara Piri Sciascia dan Jokowi.

Tradisi cium hidung tersebut bukan baru pertama kali dialami oleh Jokowi. Ia sudah pernah mengalaminya saat menghadiri puncak acara Festival Sandalwood di Tambolaka, Ibu Kota Kabupaten Sumba Barat Daya, 13 Juli 2017. Setelah disambut dengan bunyi tambur, bedug, gong, tarian dan pengalungan dengan kain tenun, Jokowi juga disambut dengan cium hidung.

Mengapa tradisi dan kebudayaan unik cium hidung itu sama antara orang suku Sumba dan Sabu serta Maori? Ada pendapat yang mengatakan, bahwa suku asli NTT, Papua, Maluku, Aborigin dan Maori di New Zealand, masih satu ras melanesian, sehingga tak perlu heran jika ada kemiripan tradisi dan budaya mereka. Benarkah? Entahlah! Biarlah ini menjadi tugas unik para ilmuwan sejarah dan antropologi untuk mengungkapkannya.

Udoko

Cium hidung, dalam bahasa ibu orang Sumba beraneka sebutannya sesuai dengan kemajemukan suku dan bahasanya masing-masing. Dalam bahasa ibu orang Kodi disebut "Udoko". Udokoyoberarti cium dia. Paudokongo berarti berciuman. Dalam bahasa Sabu disebut Hengeddo. Sementara dalam bahasa Maori dikenal dengan istilah Hongi.

Jika ditanyakan, sejak kapan orang Sumba melaksanakan tradisi cium hidung? Orang Sumba kebanyakan akan menjawab sejak nenek-moyang mereka. Terus terang, saya sendiri meragukannya, meskipun saya sudah melakukannya sejak kecil dan juga melihat orang tua saya ketika mereka menyambut sahabat-sahabat akrab mereka yang berkunjung ke rumah kami.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Dugaan saya, tradisi dan kebudayaan cium hidung orang Sumba sekarang ini dipengaruhi oleh tradisi dan kebudayaan orang Sabu. Sejak abad XVIII, orang Sabu sudah masuk Sumba, tepatnya di wilayah Sumba Timur. Mereka dibawa oleh para misionaris Belanda yang beragama Protestan untuk membantu penyebaran ajaran agama Kristen Protestan di wilayah Sumba. Karena orang Sabu sudah mengenal lebih dulu ajaran Kristen Protestan.

Sejak saat itulah orang Sabu secara bertahap mendatangi dan tinggal di Sumba. Kemudian, di samping menyebarkan ajaran agama Protestan, orang Sabu juga melakukan perkawinan dengan orang Sumba. Sehingga terjadilah asimilasi tradisi dan kebudayaan antara orang Sumba dan Sabu, termasuk dalam hal cium hidung.

Tidak sembarangan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun