Mohon tunggu...
Rofidah Nur F
Rofidah Nur F Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi PIAUD UIN Malang

Dipaksa, terpaksa, terbiasa

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Neurotransmitter Ibarat Kurir Pengantar Barang

27 Februari 2021   14:04 Diperbarui: 27 Februari 2021   14:24 648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : www.everydayhealth.com

Setiap orang pastinya pernah merasa cemas, gelisah, serta perubahan suasana hati yang tidak menentu atau yang saat ini lebih dikenal dengan istilah bad mood. Hal demikian terjadi pada usia remaja atau yang biasa disebut ABG.

Perasaan labil dan tidak menentu akan dialami remaja, terutama pada remaja perempuan yang setiap bulannya mengalami menstruasi. Ketika waktu menstruasi tiba tidak jarang seorang remaja perempuan marah-marah, sedih, dan merasa tidak nyaman dengan keadaan di sekitarnya. Mengapa hal tersebut terjadi?

Dilansir dari sebuah laman www.halodoc.com bahwa remaja akan mengalami perubahan hormon dan perkembangan fisik yang dapat membuatnya menjadi labil secara emosi. Hal ini bisa menjadi metamorfosis fisik dan fisiologis yang lengkap. Dirinya tidak mengerti semua yang dirasakannya dan tidak nyaman dengan apa yang terjadi. Oleh karena itu, dirinya sulit untuk mengontrol emosi yang pada akhirnya diekspresikan secara meledak-ledak.

Benar sekali, memang perubahan hormon merupakan salah satu penyebab dari labilnya emosi pada remaja. Berbicara tentang hormon yang sering terdengar di telinga kita, sudahkah kita mengetahui apa makna hormon yang sebenarnya dan bagaimana fungsi hormon pada tubuh manusia? Sebelum itu kita akan membahas tentang neurotransmitter serta bagaimana sih neuron itu berkomunikasi?

Neurotransmitter

Seperti yang sudah kita ketahui bahwa neuron merupakan sebuah sel saraf yang terdapat pada setiap tubuh manusia dan memiliki fungsi untuk menghantarkan impuls saraf. Sedangkan neurotransmitter adalah senyawa kimiawi yang membawa pesan atau sinyal antara satu sel saraf (neuron) pada sel saraf target.

Sederhananya neurotransmitter bisa digambarkan seperti kurir yang mengantar pesanan barang kepada penerima barang. Sel saraf target yang dimaksud dapat berada di otot, bagian lain dalam tubuh, dan berbagai kelenjar.

Neurotransmitter ini berperan penting bagi otak manusia dalam mengatur kinerja berbagai sistem tubuh, seperti detak jantung, pencernaan, pernapasan, gerakan otot, konsentrasi, nafsu makan, serta suasana hati.

Terdapat tiga macam neurotransmitter berdasarkan cara kerjanya, yaitu :

1. Neurotransmitter Eksitasi (Excitatory)
Bekerja dengan mendorong neuron target untuk melakukan sebuah aksi, contoh :

  • Epinephrine : atau adrenalin ini berupa obat dan juga hormon yang memicu reaksi terhadap tekanan dan kecepatan gerak tubuh. Bentuk obat adalah berupa cairan yang disuntikkan dan berfungsi untuk menyempitkan pembuluh darah serta melebarkan saluran pernapasan.
  • Norepinephrine : merupakan senyawa organik dalam otak dan tubuh yang memiliki fungsi sebagai hormon dan neurotransmitter.

2. Neurotransmitter Inhibisi (Inhibitory)
Neurotransmitter inhibisi ini berkebalikan dengan neurotransmitter eksitasi, ia bertugas menghambat aktivitas neuron. Contohnya adalah serotonin.

3. Neurotransmitter Modulator
Neurotransmitter ini dapat berkomunikasi dengan neurotransmitter lainnya serta dapat memengaruhi neuron dalam jumlah besar pada satu waktu.

Adapun beberapa neurotransmitter yang dapat bekerja sebagai eksitasi dan inhibisi, seperti : dopamin dan aseltikolin.

Macam-macam Nurotransmitter :

1. Dopamin
Dopamin disebut dengan neurotransmitter rasa senang yang berfungsi dalam pergerakan otot. Dopamin ini berperan penting untuk daya ingat, perilaku, mempelajari sesuatu, dan koordinasi gerak tubuh. Kadar dopamin turun disebabkan oleh kerusakan sel saraf di otak dan beresiko atau terkena gejala penyakit parkinson. Gejalanya yaitu tremor di satu tangan, gerakan lambat, hilang keseimbangan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kadar dopamin adalah berolahraga secara teratur.

2. Endorfin
Endorfin ini merupakan pereda nyeri alami tubuh, yakni berfungsi dalam mengahmbat sinyal rasa sakit dan menciptakan suasana diri yang berenergi serta perasaan euforia. Apabila kadar endorfin rendah yaang mungkin dirasakan adalah sakit kepada serta fibromyalgia (nyeri pada tulang dan otot). Sehingga cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kadar endorfin adalah latihan aerobik (berjalan sanatai, bersepeda) dan beraktivitas yang memancing tawa.

3. Aseltikolin
Aseltikolin ini berkontribusi dalam fungsi otak dan daya ingat. Memiliki peran dalam kontraksi otot, merangsang aktivitas beberapa hormon, serta mengendalikan detak jantung. Gangguan medis yang terjadi apabila kadar aseltikolin rendah yaitu alzheimer, dan jika kadar aseltikolin terlalu tinggi yang mungkin akan terjadi adalah kontraksi otot berlebihan.

4. Epinephrine
Epinephrine ini berfungsi sebagai neurotransmitter dan juga hormon. Hormon ini dilepaskan tubuh apabila kita mengalami stress dan ketakutan. Berpengaruh pada detak jantung dan laju pernapasan serta mempengaruhi otak untuk segera membuat keputusan.

5. Serotonin
Serotonin erat kaitannya dengan anti depresan yaitu untuk penanganan depresi. Bertugas mengatur suasana hati seseorang , nafsu makan, pembekuan darah, dan ritme dirkadian. Ritme sikardian adalah proses internal yang mengatur siklus tidur-bangun yang berulang kira-kira setiap 24 jam. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kadar neuritransmitter serotonin adalah dengan berjemur di bawah sinar matahari selama 20-30 menit pada pagi hari.

6. Gamma Aminobutyric Acid (GABA)
Yakni neurotransmitter yang mempunyai efek menenangkan (calming). Apabila kadar GABA rendah, yang mungkin terjadi adalah cemas, panil, kejang, dan attention deficit hyperactivity disorder(ADHD). Sumber alami untuk meningkatkan GABA dapat kita temui pada makanan berfermentasi.

Selanjutnya mari kita membahas tentang hormon.

Sebelum itu saya akan sedikit bercerita. Saya sangat sering melihat ketika ibu saya menyuntikkan insulin ke bagian tubuh seperti pada perut misalnya. Memang ibu mempunyai riwayat penyakit Diabetes Melitus (DM), di mana DM ini merupakan penyakit yang disebabkan karena pankreas tidak dapat memproduksi hormon insulin sesuai dengan kebutuhan tubuh. Sedangkan kadar gula dalam darah dikendalikan oleh hormon insulin yang diproduksi oleh pankreas itu sendiri. Sehingga yang terjadi pada penderita DM adalah hiperglikemia (kadar gula darah tinggi), dan dengan menyuntikkan insulin adalah upaya untuk memenuhi kebutuhan insulin pada penderita DM. Maka dari itu ibu saya rutin menggunakan suntik insulin, tepatnya setiap sebelum makan.

Menurut sebuah laman www.hellosehat.com hormon merupakan zat yang dibentuk oleh bagian tubuh tertentu dalam jumlah kecil dan dibawa ke jaringan tubuh lain serta memiliki pengaruh terhadap aktivitas sel-sel tubuh. Hormon dihasilkan baik di otak (bagian hipotalamus dan hipofisis) maupun di luar otak (pankreas, kelenjar tiroid, adrenal, dan organ reproduksi). Setiap hormon yang diproduksi oleh organ-organ tersebut, kemudian akan masuk ke dalam aliran darah serta menuju organ tujuan tempat hormon bekerja.

Perlu kita ketahui bahwa terdapat empat hormon yang penting sekali untuk kelangsungan hidup, yakni :

1. Hormon Insulin
Seperti yang sudah saya paparkan tadi bahwa insulin merupakan sebuah hormon yang diproduksi oleh pankreas. Berfungsi untuk menurunkan kadar gula darah, asam lemak bebas, dan asam amino, serta membantu penyimpanannya. Kekurangan insulin juga dapat menyebabkan terjadinya pemecahan lemak dari jaringan lemak, sehingga terjadi peningkatan asam lemak di dalam darah.

2. Hormon Paratiroid (PTH)
Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar paratiroid. Letak kelenjar tersebut ada di sekitar kelenjar tiroid. PTH berfungsi dalam mengatur kadar kalsium dalam darah. Sehingga PTH akan dikeluarkan apabila kadar kalsium pada darah rendah. PTH ini sangat penting, apabila tidak ada PTH maka akan terjadi kejang otot termasuk pada otot pernapasan yang dapat mengakibatkan susah napas dan berujung pada kematian.

3. Hormon Kortisol (Glukokortikoid)
merupakan hormon yang paling banyak dikeluarkan oleh kelenjar adrenal. Bahan dasar hormon ini adalah kolesterol. Kortisol dikenal dengan sebutan hormon stres, karena hormon ini dikeluarkan pada saat tubuh kita dalam keadaan stres. Hormon kortisol dalam darah dapat meningkatkan pemecahan cadangan makanan dalam tubuh, sehingga gula darah, lemak, dan asam amino akan meningkat dalam darah dan bahan-bahan tersebut dapat menjadi sumber energi dalam keadaan stres.

4. Hormon Aldosteron
Hormon aldosteron sama halnya dengan kortisol, yakni dikeluarkan oleh kelenjar adrenal. Hormon ini berperan penting dalam keseimbangan ion natrium (garam) dan kalium tubuh. Aldosteron akan diproduksi apabila kadar natrium dalam darah berkurang atau kadar kalium darah berlebihan. Apabila Tidak ada aldosterone, maka yang terjadi adalah tubuh kehilangan natrium dan air serta peningkatan kadar kalium yang berbahaya karena dapat menimbulkan kematian dengan cepat.

Semoga yang sedikit ini dapat menjadi manfaat bagi teman-teman. Kontrol emosi dan suasana hati sebisa mungkin, agar selalu good mood :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun