Mohon tunggu...
Hasten Rumain
Hasten Rumain Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

Seorang pecinta kata

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ambon, "Sio Ole"

9 Oktober 2019   22:01 Diperbarui: 9 Oktober 2019   22:14 4
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warga sedang berlari menuju dataran tinggi setelah gempa 6.8 SR guncang Kota Ambon pada kamis pagi sekita pukul 09 : 00 WIT. "Sumber foto. Siwalima.co

Manisse berderai tangis, hiruk pikuk seketika panik. Manisse menderu-menderu menjadi kota yang asin, wajah mengerut sembari berlari. Ole siooo... sayang tak dilale. Apa tempo manis kombali?Bumi-ku segar, di pagi yang merona. Ambon Manisse kedatangan tamu. Mengetuk pintu mengagetkan pemilik rumah, tangis dan takut bagai jamuan pagi yang kehilangan aromanya. Pulau Ambon Bergetar.

Ole sio sayang e. Gunung Salahutu bergaun kabut hitam. Teluk Ambon sepih molopong. Tanjung Alang dan Liliboi menonjol penuh ikhtiar menanti kabar dari laut. Gendang tak lagi berbunyi di tubuh Kota Ambon. Lalu-lalang penuh cemas--bersiap lari terbirit-birit. Serasa "Ole Sio" berganti "Sio Ole".

Ambon, Sep-Okt 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun