Mohon tunggu...
Choirul Huda
Choirul Huda Mohon Tunggu... Kompasianer sejak 2010

Pencinta wayang, Juventini, Blogger. @roelly87 (www.roelly87.com)

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Sisi Lain Kerusuhan 28-31 Agustus: Demo Silakan, Anarkis Jangan!

17 September 2025   15:55 Diperbarui: 8 Oktober 2025   19:12 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pedagang kacang melewati samping Polda Metro Jaya yang masih direnovasi usai diserbu pendemo akhir Agustus (Foto: dokumentasi pribadi/ @roelly87)

Ya, momen pandemi jadi pelajaran berharga saya untuk menghadapi situasi sulit. Termasuk seperti sekarang yang sejak Senin, jangankan dapat Rp 100-200 ribu seperti hari normal, bisa bawa pulang 70 ribu aja udah alhamdulillah.

Itu mengapa ketika lagi ada orderan ojol, saya jarang nolak. Aplikasi bunyi, ya tancap gas.

Termasuk, saat puncak rusuh pada Jumat, Sabtu, dan Minggu (29-31 Agustus) lalu. Saya tetap ambil orderan kendati lokasinya rawan.

Misal, di SCBD yang bersebelahan dengan Polda Metro Jaya saat digeruduk massa. Atau, di GBK yang tidak jauh dari pecahnya polisi dan pendemo di DPR, Sabtu (30/8).

Saat itu, saya bolak-balik untuk mengantar penumpang menuju Stasiun Kebayoran atau Tanah Abang. Secara, saat itu Stasiun Palmerah ditutup, hingga penumpang KRL tujuan Rangkasbitung dialihkan.

"Maaf ya pak, agak jauh jemputnya. Soalnya, saya udah hampir satu jam sulit dapat ojol. Ada yang nawarin ga pake aplikasi, tapi ditembaknya kemahalan," tutur penumpang berpakaian serba hitam yang saya jemput di Indonesia Arena, GBK, Jakarta Pusat, Sabtu (30/8) malam.

Customer itu baru selesai menyaksikan Pandji Pragiwaksono dalam Stand Up Comedy Mens Rea, bersama ribuan penonton lainnya. Dia ga nyangka situasi berlanjut ricuh di DPR hingga Jalan Gerbang Pemuda ditutup.

Bahkan, GBK saja hanya memberlakukan dua pintu untuk akses. Masuk dari Pintu 5 depan Kementerian Pendidikan, dan keluar di Pintu 11 seberang Hotel Mulia.

Sementara, akses utama di Pintu 10, depan TVRI ditutup untuk antisipasi keamanan. Di sisi lain, saya dapat orderannya di Stasiun Karet, alias jaraknya 4 km lebih.

Namun, tetap saya ambil dengan rute ke GBK via Bendhil, alias ga lewat Gatot Subroto yang sudah dipenuhi massa.

Jauh? jelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun