Pendiskusian
Tugas yang bisa dilakukan oleh kaum pergerakan adalah menebar virus berpikir secara kritis. Ini mungkin bisa dibilang sebagai langkah paling sederhana. Dijalankan lewat diskusi-diskusi dengan mengundang semua pihak yang terkait untuk berpikir bersama tentang kondisi bangsa yang sudah semakin mengkhawatirkan ini. Dari situlah kita bisa mengharapkan munculnya kesadaran-kesadaran untuk bergerak. Untuk urusan efek nantinya mereka tersadarkan atau tidak, saya pikir setidaknya langkah nyata ini sudah kita lakukan.
Dan semoga beberapa langkah solutif yang sudah saya upayakan untuk dilaksanakan ini bisa segera terlaksana. Karena dirasa penting untuk semakin mengintensifkan ruang-ruang diskusi di dalam kampus bersama semua kalangan.
Epilog
Panjang lebar penjabaran pernyataan tentang pendidikan di atas berawal dari sebuah pendiskusian kecil di dunia maya. Diskusi online yang mungkin terjadi secara alamiah. Inilah yang seharusnya harus kita biasakan terlebih bagi kaum pergerakan yang memang sudah menjadi tanggung jawab untuk kita memikirkannya dan bertindak secara nyata.
Saya jadi teringat sebuah pernyataan dari Tan Malaka. “Kalau ditinjau secara teliti, kemerdekaan Indonesia ini lebih didominasi oleh pemikiran yakni 60 persen. Dan 40 persen yang lain oleh peperangan.”
Dari pernyataan tersebut sudah jelas bahwa bagaimanapun kondisinya kaum muda bangsa ini jangan sampai mati nalar kritisnya jika ingin bangsa ini menjadi bangsa yang besar. Karena jika itu sudah mati, maka tamatlah sudah riwayat bangsa ini. Dengan pendidikan yang murni atas dasar untuk mencerdaskan Indonesia akan menjadi besar.
Tulisan ini juga diterbitkan di rodivbosid.com