Mohon tunggu...
Rodhotul jennah
Rodhotul jennah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

اللهم صل على سيدنا محمد

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sehat Itu Mahal

1 November 2021   17:21 Diperbarui: 13 November 2021   12:48 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kisah Adikku yang Pernah Terkena Penyakit Pembuluh Darah Mata Pecah Aku mempunyai adik sepupu yang bernama Nisa, saat ini dia sedang duduk dibangku SMK tepatnya kelas 2. Dia merupakan siswa yang aktif saat olahraga, pada saat duduk dibangku SMP dia pernah tekena penyakit mata yang tidak diketahui sebabnya. Awalnya tidak merasakan apa-apa semua aktifitasnya berjalan dengan normal seperti hari-hari sebelumnya. 

Dua hari kedepannya adik sepupu saya ada jadwal masuk di sanggar lukis, ditengah pembelajaran melukis ada satu temannya mengatakan mata kamu kenapa? kok ada garis merah seperti darah, apakah kamu sakit mata?. Dan adik saya pun menjawab tidak emangnya mataku kenapa? 

Aku tidak merasakan sakit dan tidak sedang sakit mata.Jam pulang pun tiba, semua murid yang ada di sanggar lukis tersebut berkumpul duduk melingkar untuk membaca doa sebelum pembelajaran di tutup sebelum berdo'a salah satu guru lukis sanggar adik saya pun menyadari bahwa ada yang bermasalah di dalam mata adik saya, dan sang guru pun bertanya kepada adik saya Nisa mata kamu kenapa? 

Apakah kamu sedang mengalami sakit mata?  mata saya sehat bu dan saya tidak sedang mengalami sakit mata, sahut adik saya. Ibu guru kembali bertanya apakah penglihtanmu tidak terganggu? 

Coba kamu lihat di cermin mata kamu ada garis tipis merah seperti darah nak. Adik saya pun izin unutk bercermin untuk melihat kondisi matanya, dan benar apa yang di ucapkan oleh teman dan ibu gurunya bahwa di dalam matanya ada garis tipis berwarna merah.Awalnya tidak terasa sakit sedikit pun, di hari selanjutnya adik saya tetap menjalankan aktifitas nya dengan normal. 

Di sore harinya ketika pulang sekolah adik saya menyapa tetangga rumahnya yang kebetulan beliau seorang perawat di salah satu rumah sakit, sempat mengobrol sekedar basa-basi dan tetangganya pun melontarkan pertanyaan yang sama seperti yang di katakan oleh teman dan guru lukisnya. Beliau bertanya kenapa mata kamu nduk? 

Apakah kamu sedang sakit mata? Tidak bu saya tidak sedang sakit mata jawab adik saya. Coba kesini sebentar nduk saya lihat mata kamu, dan setelah di cek oleh ibu tetangga rumahnya ibu ini mengatakan oh ini pembuluh darah kamu pecah, jangan bermain lari-larin, loncat-loncat dulu ya nduk, kalau sekolah dan ada jadwal pelajaran olaharaga kamu izin duduk di kelas saja biar sembuh dulu mata kamu. 

Kalau ngak kamu besok periksa ke rumah sakit atau puskesmas aja biar dapat obat, apa yang kamu rasakan nduk? Sakit? Atau bagaimana?.Tidak ada rasa sakit sedikitpun bu, jawab adik saya. 

Setelah percakapan itu selesai adik saya masuk kedalam rumah bersih-bersih lalu mandi. Malam harinya garis merah yang ada di dalam matanya yang awalnya tipis sekarang menjadi tebal dan sedikit nyeri, adik saya pun menyampaikan keluhan ke Ibu nya bahwa didalam matanya ada garis merah seperti darah yang awalnya tipis dan tidak terasa sakit sedikitpun sekarang menjadi garis merah seperti darah yang tebal dan terasa nyeri. 

Pada pukul 22.00 rasa nyeri nya pun semain terasa, ketika menonton tv bersama keluarga nya adik saya menangis karena rasa nyeri nya semakin terasa, Ibu nya pun bercerita kepada Ayah nya tentang keluhan Nisa tadi.

Dan Nisa di suruh segera tidur oleh sang ayah agar rasa sakit di mataya tidak semakin parah. Keesokan harinya Nisa di bangunkan untuk pergi ke sekolah Nisa pun membuka matanya dan dia merasa kesakitan yang sangat hebat, lalu ia memejamkan matanya kembali sembari berkata kepada Ibu nya " bu mataku semakin sakit, apalagi kalau dibuat melihat yang terang-terang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun