Mohon tunggu...
Robin Wijaya
Robin Wijaya Mohon Tunggu... Penulis - Author and Educator

Penulis segala rupa, content writer, pengajar dan konselor

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

From Zero to Hero: Kita Bisa Melakukan Pengurangan Emisi Setiap Hari

30 Juni 2023   20:28 Diperbarui: 30 Juni 2023   20:31 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Unsplash/ Chris Leboutillier

Dalam kehidupan sehari-hari yang sibuk, mengurangi jejak karbon mungkin terdengar seperti tugas yang menakutkan. Namun, dengan panduan praktis yang tepat, setiap langkah kecil yang kita ambil dapat membuat perbedaan besar dalam perjuangan melawan perubahan iklim maupun isu lingkungan lainnya.

Bicara tentang melakukan tindakan, kita seringkali terjebak pada upaya-upaya skala besar yang terasa berat dan membebankan. Impian kita tentang bumi yang sehat begitu besar, sehingga kita berpikir perlu ada tindakan besar juga untuk mewujudkannya. Big steps ini yang pada akhirnya sering menjadi wacana-wacana tanpa realisasi. Padahal nyatanya, banyak aksi kecil yang jika dilakukan terus-menerus justru dapat memberikan dampak yang begitu besar. Kita hanya memerlukan informasi yang cukup dan sebuah konsistensi dalam melakukannya.

Mengenal kalkulator karbon rupanya telah menyadarkan saya bahwa dunia tak selalu perlu pahlawan super untuk menjaganya. Manusia-manusia kecil seperti kita, yang sering diguyoni dengan remah-remah rengginang atau serpihan debu, ternyata bisa menyumbang angka perubahan yang signifikan. Hal ini saya sadari ketika mencoba menghitung hasilan emisi karbon individu melalui jejakkarbonku.id. Mengejutkan, saya mendapatkan angka 3,52 TonCO2-Eq/Tahun/Kapita dari rata-rata Indonesia yang berada di angka 3,62 TonCO2-Eq/Tahun/Kapita. Sungguh sebuah prestasi yang menyedihkan.

Hal itu kemudian mendorong saya untuk menelisik. Sebetulnya, apa yang telah saya lakukan sampai menjadi bagian dari kebanyakan orang yang menyumbang emisi untuk bumi kita tercinta ini? Dan ternyata, semua ada dalam pilihan hidup yang kita lakukan sehari-hari, atau saya menyebutnya sebagai gaya hidup yang sering luput untuk disadari.

Ada berbagai hal mulai dari pilihan transportasi untuk mobilitas, penggunaan energi di rumah, produksi sampah domestik, pilihan konsumsi makanan, sampai penggunaan teknologi dalam keseharian yang ternyata mempengaruhi capaian emisi karbon individu yang kita hasilkan. Well, itu semua umum terjadi, bukan? Nah, bagaimana kalau itu jugalah yang kita jadikan fokus perubahan, alih-alih memikirkan sesuatu yang besar dan sulit seperti kampanye, aksi lingkungan berskala besar, atau tindakan lainnya. Bagaimana kalau kita mulai dari langkah kecil pada diri kita? Tentunya from zero to hero tak akan lagi menjadi isapan jempol belaka.

Mari kita mulai dengan transportasi. Hal ini memiliki peran yang signifikan dalam menyumbang emisi karbon yang merugikan lingkungan. Namun, dengan mengadopsi langkah-langkah cerdas dalam mobilitas sehari-hari, kita tentu dapat berkontribusi dalam mengurangi emisi karbon tersebut. Salah satu tindakan yang dapat diambil adalah dengan menggunakan kendaraan berbagi atau carpooling. Dengan berbagi kendaraan dengan orang lain yang memiliki tujuan yang sama, kita dapat mengurangi jumlah kendaraan di jalan, dan akibatnya, mengurangi emisi karbon. Ngomong-ngomong, ada satu komunitas bernama Nebengers yang sudah lama hadir dengan solusi jitu macam ini loh. Anggotanya bahkan sudah ribuan dan dari berbagai lapisan usia dan latar belakang profesi. Jadi menggunakan kendaraan berbagi sepetinya bukan hal buruk untuk dilakukan, bukan?

Selain itu, memilih bersepeda atau berjalan kaki untuk perjalanan pendek juga merupakan pilihan yang ramah lingkungan. Tindakan ini bahkan tidak hanya mengurangi emisi karbon, tetapi juga memberikan manfaat kesehatan bagi diri kita sendiri. Atau, menggunakan transportasi umum agar mengurangi jumlah kendaraan pribadi di jalan. Well, ada opsi lain sih, tapi belum saya lakukan dan sepertinya belum terlalu marak juga, yaitu penggunaan mobil atau sepeda motor listrik. Bagaimana dengan kamu? Apakah opsi terakhir menjadi salah satu pilihan kamu?

Langkah berikutnya adalah mengurangi penggunaan energi di rumah secara efektif. Bagian ini sebetulnya mudah tetapi cukup tricky karena berkaitan dengan budget dan pengetahuan kita seputar listrik dan elektronik. Karena terkadang, bagi ibu rumah tangga atau kaum hawa, pemilihan alat rumah tangga memang tidak sesederhana kelihatannya. Beberapa hal yang bisa dilakukan antara lain mengganti lampu pijar dengan lampu LED hemat energi, menggunakan peralatan elektronik dengan label Energy Star, dan mematikan peralatan ketika tidak sedang digunakan. Nah, kalau punya cukup budget, kamu juga bisa mempertimbangkan pemanfaatan energi surya dengan memasang panel surya untuk menghasilkan listrik yang bersih dan hemat energi.

Mengintegrasikan prinsip zero waste dalam kehidupan sehari-hari merupakan langkah penting berikutnya dalam upaya mengurangi jejak karbon kita. Salah satu tindakan yang dapat diambil adalah dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Misalnya, menggunakan botol minum yang dapat diisi ulang, membawa tas belanja sendiri, dan menghindari penggunaan sedotan plastik. Selain itu, pengolahan limbah organik juga menjadi aspek penting dalam mengurangi sampah. Dengan melakukan kompos dari sisa makanan atau menggunakan metode pengomposan lainnya, kita dapat mengurangi limbah organik yang akhirnya berakhir di tempat pembuangan akhir. Mendaur ulang juga merupakan langkah yang efektif dalam prinsip zero waste. Memisahkan dan mendaur ulang kertas, plastik, logam, dan kaca membantu mengurangi limbah yang berakhir di tempat pembuangan sampah. Selain itu, kita juga dapat mempertimbangkan untuk membeli produk dengan kemasan yang lebih ramah lingkungan, seperti produk dengan kemasan kertas atau penggunaan kemasan yang dapat didaur ulang.

Jika tiga hal di atas dirasa sudah mulai memberikan dampak, bagaimana jika saya katakan bahwa pilihan makanan kita sehari-hari pun juga sama berdampaknya? Memperbanyak konsumsi makanan nabati dengan memilih lebih banyak sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan kacang-kacangan dalam pola makan kita dapat mengurangi dampak lingkungan yang dihasilkan oleh produksi daging dan produk olahannya. Jika memungkinkan, cobalah untuk membeli produk organik dari petani lokal. Selain mengurangi penggunaan pestisida, jarak tempuh yang ditempuh oleh makanan sebelum sampai ke meja kita juga dapat mengurangi emisi karbon. Selanjutnya, mengurangi pemborosan makanan juga merupakan langkah penting. Merencanakan makanan dengan bijak, menyimpan sisa makanan dengan benar, dan mengonsumsi kembali makanan yang tersisa dapat mengurangi limbah dan emisi karbon yang dihasilkan dari produksi makanan yang tidak dimakan. Terakhir, dalam memilih sumber protein, memilih ikan yang dilestarikan dan diperoleh dari sumber yang berkelanjutan adalah pilihan yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun