Mohon tunggu...
ROBERTUS DARVINO KARNO
ROBERTUS DARVINO KARNO Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Lahir pada bulan November, tanggal 15, 1993. Menyukai pemikiran Herakleitos tentang Pantha Rei. Bahwa sesuatu itu mengalir dan dinamis.

Selanjutnya

Tutup

Money

Wusan Ratung Mandiri (Cetak 400 Kloset dalam Sebulan): Butuh Intervensi Pemerintah untuk Pemasaran

25 April 2022   21:53 Diperbarui: 25 April 2022   22:21 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tanggal 2 April 2022 yang lalu saya membuat tulisan pertama tentang Wusan dengan judul: Mengenal Wusan: Wira Usaha Sanitasi Ratung Mandiri (Sebuah Terobosan Baru Untuk Menemukan Kembali Makna Kehidupan Pasca Pandemi). 

Tulisan tersebut saya buat berdasarkan permintaan ketua kelompok Wusan bapak Rofinus Pahar untuk mempromosikan wira usaha sanitasi yang sedang mereka jalankan. Wira usaha tersebut merupakan sebuah terobosan untuk meningktakan dan memperjuangkan kembali kemerosotan ekonomi yang sempat mengalami penurunan akibat pandemi Covid-19. 

Hingga hari ini tulisan pertama itu telah dibaca oleh 268 orang. Pasca dieksposnya tulisan pertama tersebut pemerintah kabupaten Manggarai yang diwakili oleh ketua DPR langsung mengunjungi pusat Wusan di kampung Ratung Kelurahan Pagal. Dalam kunjungan tersebut beliau mengaperesiasi kerja keras anggota kelompok Wusan yang kebanyak terdiri dari masyarakat kelas menengah ke bawah. Beliau menjanjikan bahwa pemerintah akan menindaklanjuti keluh kesah anggota kelompok Wusan dan pemerintah senantiasa mendukung usaha tersebut.

Kini saya akan membuat ulasan yang kedua tentang Wusan. Jika dalam tulisan pertama saya menyandingkan Wusan dengan pemikiran Viktor Frankl tentang pemaknaan hidup di tengah tragedi, maka dalam tulisan yang kedua ini saya akan menyandingkan Wusan dengan pemikiran Adam Smith, seorang Filsuf ekonomi dari Skotlandia.

Adam Smith dilahirkan pada tahun 1723 di Kirclady. Dia belajar di Universias Oxford Inggris pada tahun 1740 ketika usianya masih 17 tahun. Setelah bertualang selama sekian tahun dalam dunia akademis dan berjumpa dengan pemikir-pemikir besar yang membuka wawasannya Adam Smith kemudian menulis sebuah buku berjudul The Wealth Of Nation yang diterbitkan pada 9 Maret 1776. Buku ini memberikan gambaran tentang bangsa-bangsa khususnya di Eropa yang kaya dan sejahtera. 

Di dalam buku ini Adam Smith menjelaskan sumber kekayaan bangsa-bangsa di Eropa. Menurut orang-orang Eropa pada masa itu kekayaan bangsa-bangsa bersumber dari uang emas dan logam mulia. Tetapi pandangan tersebut diruntuhkan oleh Adam Smith yang mengatakan bahwa kekayaan bangsa-bangsa ditentukan oleh jumlah seluruh nilai produksi barang dan jasa yang diperjual belikan (yang kemudian dikenal dengan produksi domestik bruto).

Menurut Adam Smith untuk mendorong dan menopang kehidupan secara layak seperti ketersediaan pangan, sandang dan papan serta kebutuhan lainnya manusia harus memiliki pendapatan yang tetap di mana pendapatan itu dia peroleh melalui kerja. Pengangguran hanya akan menjadi beban dalam kehidupan bersama karena dengan menganggur orang tidak produktif, tidak dapat mengaktualisasikan bakat alamiahnya. 

Manusia kata Adam Smith "harus selalu hidup dengan pekerjaanya dan upahnya setidaknya harus mencukupi untuk mempertahankan kehidupnya. Mereka bahkan harus memiliki kesempatan untuk mendapatkan lebih banyak dari pada itu. Jika tidak adalah mustahil mereka dapat membangun sebuah keluarga yang sejahtera. Adam Smith juga menjelaskan bahwa "tidak ada masyarakat yang sungguh-sungguh sejahtera dan bahagia apabila sebagian besar anggotanya berada dalam kemiskinan dan penderitaan."

Untuk mencapai semua impian ini menurut Adam Smith perlu keterlibatan pemerintah meski harus dibatasi karena menurut Smith perputaran ekonomi dalam ruang publik itu bersifat alamiah-berkembang sesuai dengan hukum alamnya tersendiri. Pemerintah menurut Smith hanya berkewajiban secara hukum dan moral untuk membuat regulator bagi terciptanya keadilan pasar. Maka demi mencapai kemakmuran ekonomi baik secara individual maupun dalam berbangsa maka perlu campur tangan pemerintah-negara.

Bertolak dari pemikiran Smith ini saya ingin mengemukakan makna terdalam dari Wusan sebagai sebuah terobosan baru di kampung Ratung. Wusan adalah sebuah wira usaha yang dikembangkan untuk membangkitkan dan meningkatkan taraf ekonomi terutama pasca pandemi Covid-19. Para anggota dari kelompok ini terdiri dari warga sekitar yang taraf ekonominya berada dalam kelas menengah ke bawah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun