Apa yang sudah dicontohkan Rasulullah di atas sebenarnya sudah lama dikenal dan diamalkan oleh orang Jawa dengan falsafahnya "menang tanpo ngasorake" (menang tanpa merendahkan) sebelum Islam hadir di bumi Nusantara. Makanya Islam tidak di turunkan di Jawa. Karena filosofi hidupnya sudah matang. Rugi kalau diturunkan di Jawa.
Menurutku momentum Fathu Mekkah layak dijadikan hari besar Islam. Untuk mengenang keikhlasan, kesabaran dan kebesaran jiwa Rasulullah dalam memperlakukan para musuh Islam. Daripada Hari Ayah, Hari Anak, Hari Om, Tante, Ponakan, yang akar filosofinya berasal dari Barat. Nilai dan hikmahnya kurang kuat kalau dijadikan hari besar.
Mungkin namanya bukan Hari Kasih Sayang Islam, embuh karepmu. Kalau namanya Hari Kasih Sayang takutnya disalah-artikan jadi kayak Valentine Day. Hari Ibu saja disamakan dengan Mother's Day-nya Amrik. Padahal Hari Ibu itu mengenang Kongres Perempuan Indonesia di Jogja (22-25 Desember 1928). Kongres yang  ditujukan untuk meningkatkan hak-hak perempuan di bidang pendidikan dan pernikahan.
Ya sudah itu saja, matur nuwun.
- Robbi Gandamana -