Mohon tunggu...
Rob Januar
Rob Januar Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Sedang menikmati pagi senja kolong Jakarta...rock on!!!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Di Radio...Aku Dengar...Lagu Kesayanganmu

2 Juli 2009   01:00 Diperbarui: 20 April 2016   01:00 1406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Barusan ngobrol sama temen-temen nih...ngga terlalu lama tapi seru. Seorang temen cerita kalau dia masih setia dengerin salah satu stasiun radio Ibu kota sampai sekarang. Katanya, tiap Rabu dan Sabtu, stasiun ini memutar lagu-lagu kesukaannya. Satu hari penuh dari genre rock, yang lainnya lagu-lagu slow hits. Wah, Tampang Rambo hati Rinto (Harahap) nih ceritanya hehehehehe...


Tiba-tiba, ingatan saya dibawa kembali ke masa lalu....yah, kurang lebih 20 tahun lalu waktu, waktu baju putih dengan bet cokelat di saku dan celana pendek merah baru jadi baju kebanggaan saya. Tiap pagi, tidur nyenyak saya selalu diganggu oleh kemresek sinyal antar stasiun radio yang selanjutnya berhenti di siaran berita pagi RRI. "Menurut petunjuk bapak Presiden, harga cabe keriting....." begitu kurang lebih suara yang kerap menemani saya ke kamar mandi pagi-pagi.

Pulang sekolah, saya makan siang dengan lauk ikan laut, krupuk, dan sayur sup radio.....maksudnya sambil dengerin radio yang lagi nyetel top 40 musik 80-an. "Pulangkan sajaaaa.....aku pada ibuku, atau ayahku....uwooo...uwooo ..uwooo" rengek mbak ratih penyanyinya. Untung saya ga tersedak duri ikan gara-gara mendadak ngantuk ditengah makan siang, saking merdunya bintang radio satu ini.

Menyusul, tentu saja, sinetron ala gelombang AM: drama "Kisanak" berjudul Misteri Gunung Berapi, Saur Sepuh, Babad Tanah Leluhur, dan beberapa lainnya. Sampurasun, Saliwang, dan beberapa istilah yang sebelumnya kurang dikenal jadi semacam bahasa pergaulan tua muda, laki-laki dan perempewi....eh, perempuan ( ga' rhyming ah!!!). Ya pokok'e gitu lah efek drama radio ke pergaulan masa itu.

ZZzzztztztztztzt...( gimana sih bunyi Rewind atau Fast Forward di pemutar kaset tape kalau dituliskan???) tiba-tiba saya sampai di 5 tahun kemudian, saat bapak pertama kali beli radio dengan penangkap gelombang FM. Mulailah lagu-lagu berbahasa Inggris mewarnai hari-hari. "Step by step....Uuuh Bibeh...Gona Get to You Giiiiiiiiiiiiiiiiiirrrrrrrrrrrll" Masih ingat kaaaan? Di saat yang sama, nge-request lagu dan kirim-kirim salam mulai nge-trend diantara generasi bercelana baggy berkaus polo garis -garis warna genjreng.

AM/FM Vs Gigabyte

Hmmm.....Cuma ingin sedikit melukiskan betapa teknologi begitu cepat berkembang 10-20 tahun terakhir. Kapan terakhir anda mengirim surat (kecuali surat lamaran) lewat kantor pos? Atau mengirim ucapan selamat diatas kartu bergambar warna warni? Kapan terakhir kali anda beli kaset tape? Atau mendengarkan kembali salah satu kaset lawas yang anda punya? Kapan terakhir kali anda menerima kabar lewat telegram?

Banyak hal menarik di masa lalu yang sulit dilupakan namun, mau tidak mau, tenggelam dan digantikan  oleh terobosan-terobosan teknologi yang datang seakan tanpa jeda. Di 1979, grup band asal Inggris, The Buggles, dalam lagunya 'Video Kills the Radio Star' telah meramalkan matinya radio karena perkembangan televisi yang begitu pesat. Benarlah, satu per satu stasiun radio AM gulung tikar sejak pesawat radio berfasilitas penangkap frekuensi FM dengan harga terjangkau membanjiri pasar. Di era digital ini, radio menghadapi musim kemarau panjang kedua. Sebagai satu hasil, saksi, sekaligus korban teknologi, radio bertahan.

Sampai kapan?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun