Mohon tunggu...
Prasetya Marisa
Prasetya Marisa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pekerja , Pembelajar, dan Penulis Buku Diari.

Mencintai apa yang bisa dicintai. Hidup untuk masa lalu, masa kini, dan masa depan. Tidak memiliki apapun termasuk diri sendiri. Mengejar kesempurnaan walau tak pernah sempurna. Selalu ada cela. Noda.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hari Persaksian

22 September 2021   22:42 Diperbarui: 22 September 2021   22:46 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di penghujung hari, ketika mata-mata kembali terbuka. Berkedip lalu bersuara. Apa-apa yang dilibas dalam sekali pandang. Apa-apa yang ditusuk dalam sekali tatap. Bakal diminta balasnya.

Di penghujung gelap, ketika telinga-telinga kembali berdiri. Menegakkan tulangnya lalu bersuara. Apa-apa yang didengar dalam sekali lewat. Apa-apa yang didengar dalam bisik jahat. Bakal diminta balasnya.

Di penghujung dunia, ketika mulut-mulut kembali bergerak. Mengucap lalu bermonolog. Apa-apa yang dilontarkan dalam sekali ucap. Apa-apa yang ditebarnya dalam sekali bicara. Bakal diminta balasnya.

Kelak di hari semua akan dicacah. Kebajikan dan dosa-dosa. Dari mata,telinga, dan mulut akan bersaksi. Tak guna bela. Pledoi terbaik pun percuma. Yang tertinggal hanya aku dan penyesalan tak berguna.

-tamat-

Somewhere, 22 sept 21. Puisi balasan untuk puisi sebelumnya. 

Semoga kita semua selalu dilindungi oleh tuhan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun