Mohon tunggu...
Rmdhn Tavano
Rmdhn Tavano Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya adalah Mahasiswa UIN Malang yang berasal dari Bekasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

mengembangkan kognitif anak melalui pembelajaran berbasis sosial menurut teori vygotsky

18 Mei 2025   18:42 Diperbarui: 18 Mei 2025   18:42 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

MENGEMBANGKAN  KOGNITIF ANAK MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS SOSIAL MENURUT TEORI VYGOTSKY

 

Pandangan kognitif menurut Lev Vygotsky menekankan bahwa perkembangan kognitif anak sangat dipengaruhi oleh interaksi sosial dan budaya. Vygotsky memandang bahwa proses berpikir dan belajar tidak bisa dipisahkan dari lingkungan sosial, budaya, serta penggunaan bahasa dan simbol. Perkembangan kognitif terjadi melalui bimbingan orang lain yang lebih kompeten dan berlangsung dalam konteks sosial. Perkembangan manusia terjadi melalui alat-alat kultur (bahasa dan simbol-simbol) yang kemudian diteruskan dari satu orang ke orang lain atau sering disebut dengan transmisi alat-alat kultur (Schunk: 2012: 341). Bahasa adalah alat kultur yang paling penting. Bahasa di dapat dari tuturan sosial, kemudian untuk disimpan dalam tuturan pribadi, dan akhirnya menjadi tuturan tersembunyi (didalam). Vygotsky mempercayai bahwa bahasa tidak hanya untuk komunikasi sosial, tetapi juga untuk merencanakan, memonitor perilaku mereka dengan caranya sendiri dinamakan "pembicaraan batin" (inner speech) (pembicaraan privat).

 Menurut Piaget inner speech bersifat egosentris dan tidak dewasa. Tetapi menurut teori Vygotsky inner speech adalah alat penting bagi pemikiran selama masa kanak-kanak (early childhood).Anak-anak berkomunikasi dengan orang lain menggunakan bahasa sebelum mereka dapat fokus pada pemikirannya. Anak-anak menggunakan bahasa untuk komunikasi dengan dunia luar selama periode agak lama sebelum transisi dari pembicaraan eksternal ke pembicaraan internal (batin). Periode transisi terjadi antara usia 3 sampai 7 tahun dan terkadang anak dalam usia ini sering berbicara sendiri. Setelah beberapa waktu kebiasaan berbicara sendiri dapat hilang dan mereka melakukannya tanpa harus diucapkan. Teori Vygotsky mengundang banyak perhatian karena teorinya mengandung pandangan bahwa pengetahuan itu dipengaruhi situasi dan bersifat kolaboratif. Artinya pengetahuan didistribusikan diantara orang dan lingkungan, yang mencakup objek, alat, buku, dan komunitas dimana orang berada. Hal ini menunjukkan bahwa memperoleh pengetahuan dapat dicapai dengan baik melalui interaksi dengan orang lain dalam kegiatan bersama.

Zone of Proximal Development (ZPD)

Menurut Vygotsky (1986: 86), ZPD merupakan jarak antara tingkat perkembangan aktual dengan ditentukan oleh pemecahan masalah secara mandiri dan tingkat potensi pembangunan yang ditentukan melalui permasalahan pemecahan di bawah bimbingan orang dewasa atau bekerja sama dengan rekan yang lebih cakap. Maka dapat disintesiskan bahwa ZPD adalah jarak antara tingkat perkembangan sesungguhnya yang ditunjukkan dalam kemampuan pemecahan masalah secara mandiri. ZPD merupakan istilah vygotsky untuk serangkaian tugas yang sulit dikuasai anak secara mandiri tetapi dapat dipelajari dengan bantuan dari orang lain seperti dari guru atau teman yang lebih mampu. Jadi, batas bawah dari ZPD adalah tingkat sebuah masalah yang mampu di pecahkan oleh anak secara mandiri. Batas atas ZPD adalah tingkat tanggung jawab atau tugas tambahan yang dapat diterima anak dengan bantuan dari seorang instruktur atau guru. Hal ini sejalan dengan pendapat Ormod (2012: 317) bahwa zone of proximal development merupakan konsep wilayah yang menunjukan terjadinya peluang kemampuan anak untuk memahami tugas-tugas sebagai wujud berkembangnya kemampuan kognitif anak.

Inti dari teori Vygotsky terdapat pada interaksi antara individu satu dengan individu-individu lain maupun lingkungannya (Azizah & Purwaningrum, 2021). Teori Vygotsky mengemukakan bahwa terdapat dua hal penting dalam pembelajaran, yakni belajar dan proses, seperti yang tercantum dalam Yohanes (2010). Belajar ialah melakukan dan mempelajari sesuatu menggunakan akal, sedangkan proses di sini berfokus pada sesuatu yang dilakukan menggunakan pendekatan sosial budaya. Kedua aspek penting tersebut saling berhubungan melalui proses belajar. Pada saat individu memperoleh stimulus dari lingkungan, individu tersebut akan memproses stimulus yang didapat menggunakan otak dan indranya (Budiharto & Basuki, 2021). Vygotsky menekankan bahwa mental seorang individu mendapatkan pengaruh yang erat dari interaksi antarindividu. Individu yang melakukan interaksi dengan individu lain, baik bekerja sama maupun berbagi informasi, nantinya akan mengubah informasi yang ada menjadi private speech. Informasi personal tersebut dapat dilihat pada saat individu berinteraksi dengan dirinya sendiri, yaitu ketika menghadapi suatu masalah. Berkembangnya kognitif individu inilah yang dipengaruhi oleh kemampuannya dalam menggunakan private speech.

Teori Vygotsky memberi peluang terhadap anak untuk menumbuhkembangkan pengetahuan melalui interaksi dengan orang lain dan dunianya. Teori ini dibentuk dengan konsep yang menuntun individu agar bekerja sama dengan individu lain sehingga terciptalah hasil dari dualistik berpikir (Haryati & Firmadani,2018). Teori ini memiliki kelebihan yaitu peserta didik mampu memecahkan suatu masalah dengan cara berinteraksi dan bekerja sama. Kekurangan dari teori Vygotsky yaitu tidak efektifnya pembelajaran karena setiap peserta didik memiliki sifat dan cara penanganan yang berbeda.

Seorang tokoh pendidikan Lev Vygotsky, memiliki pandangan bagaimana jika pembelajaran itu terjadi dari segi sosial, berisi kegiatan sosial dan kebudayaan. Menurutnya, situasi sosial mempengaruhi perkembangan kognitif dan perkembangan bahasa anak. Sehingga, dalam hal ini diperlukan peran orang lain, yaitu orang dewasa maupun anak-anak lain dalam membantu dan membimbing anak untuk bisa berkembang. Vygotsky mencari pemahaman bagaimana seorang anak bisa berkembang melalui mekanisme belajar, meskipun di satu sisi fungsi kognitifnya masih dalam tahap pematangan. Dari temuannya, Vygotsky membagi menjadi dua aspek, yaitu actual development (kemampuan anak untuk bisa mengerjakan suatu hal tanpa dibantu oleh orang yang lebih tua atau guru). Kedua, yaitu potensial development (kemampuan untuk bisa mengerjakan suatu hal atau mencari solusi dari masalah menurut arahan dari orang yang lebih tua).

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun