Mohon tunggu...
Randy Mahendra
Randy Mahendra Mohon Tunggu... Penulis - Warga Biasa

Warga Biasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Orang-orang Golan Mirah

14 Januari 2021   20:19 Diperbarui: 14 Januari 2021   20:37 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ini adalah kesekian kalinya aku terbangun dini hari. Dan tak dapat memejamkan mata lagi. Pohon Belimbing yang tumbuh di belakang rumah itu tersesat dalam mimpiku yang ganjil.

Dan kini, jika kututup mataku, wajah kakek muncul; mata tua di bawah alis tipis itu menatapku dari kegelapan seperti berusaha mengirim pesan rahasia. 

O... kakek yang hidupnya kenyang dengan keajaiban, tentu jika kau masih hidup, mimpi ganjil itu dapat kau urai dengan mudah.

Masa bersama dengan kakek itu sudah  bertahun-tahun yang lalu. Tapi, masih jelas dalam ingatanku, ketika usiaku 7 tahun, kakek  gemar memetik buah belimbing dari pohon di belakang rumah itu untukku.

Kakek gemar menggendongku di atas punggungnya yang keras bagai batu, yang setiap sesudah memetikan buah belimbing membawaku menuju sawah yang tak jauh dari rumah.

Berjalan ke arah utara, melewati tretek kecil, maka terhamparlah sawah, dan kami disergap warna hijau daun-daun padi.

Sementara bola panas jatuh di garis senja. Dan ketika kakek menembangkan  lir-ilir tiba-tiba angin berhembus pelan menggoyangkan padi di sawah.

Begitulah lakon terakhir bersama kakek dalam kotak ingatanku. Sebab setelah itu, kakek meninggal.

Pada lakon terakhir itu, kakek menumpahkan seluruh kebijaksanaannya seolah aku adalah murid  yang mesti diberi warisan.

"Alam dan kita hakikatnya satu," kata Kakek, "satu yang tak terpisahkan. Jika kita baik pada alam, maka alam akan mengirimkan kebaikan pada kita."

"Bencana terjadi karena ada yang tidak seimbang dalam  tubuh alam. Sama seperti manusia, jika di dalam tubuhnya ada yang tidak seimbang, maka ia akan sakit. Bencana terjadi karena dalam diri alam ada yang sakit."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun