Tarif ini berimbas nyata pada industri tekstil dan garmen nasional yang merupakan sektor padat karya dan penyumbang devisa penting. Beberapa dampak yang sudah mulai dirasakan:
Margin keuntungan eksportir menurun karena harus menanggung beban tarif tinggi yang kemudian dibagi dengan pembeli AS.
Penurunan daya saing produk Indonesia di pasar AS, berpotensi menurunkan volume ekspor.
-
Risiko pemutusan kontrak dan PHKÂ di sektor tekstil dan garmen, yang akan berdampak pada penyerapan tenaga kerja.
Posisi Indonesia melemah dibandingkan negara-negara pesaing yang menikmati tarif lebih rendah.
Respon Pemerintah Indonesia
Menko Airlangga menegaskan pemerintah sedang mengambil langkah strategis untuk mengatasi masalah ini, antara lain:
Melakukan negosiasi bilateral dengan pemerintah AS agar tarif bisa diturunkan atau Indonesia mendapatkan perlakuan yang adil.
Mendorong diversifikasi pasar ekspor agar tidak terlalu bergantung pada AS.
Meningkatkan daya saing industri dalam negeri melalui insentif dan penguatan sektor manufaktur tekstil.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI