Mohon tunggu...
Rizqotus Zahro
Rizqotus Zahro Mohon Tunggu... Mahasiswa

“Menemukan makna hidup di setiap langkah perjalanan.”

Selanjutnya

Tutup

Diary

langkah - langkah sederhana perjalanan hidup dan pendidikan saya

9 Oktober 2025   11:01 Diperbarui: 9 Oktober 2025   14:35 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Selama enam tahun, saya menempuh pendidikan mulai dari tingkat Madrasah Tsanawiyah (MTS) hingga Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di lingkungan pondok. Sistem pembelajaran di pondok sangat berbeda dengan sekolah umum. Selain pelajaran umum, kami juga mengikuti kegiatan keagamaan yang intensif seperti , pengajian al --qur'an , dan pembelajaran kitab kuning.

Kegiatan harian dimulai sejak pagi hari dengan salat berjamaah dan doa bersama, kemudian dilanjutkan dengan jadwal pelajaran yang padat hingga sore hari. Setelah itu, kami kembali mengikuti kajian agama, serta kegiatan ekstrakurikuler. Disiplin waktu adalah hal yang sangat dijaga di pondok, setiap santri harus mematuhi jadwal yang telah dibuat dengan ketat.

Kehidupan Sosial dan Kebersamaan

Mondok selama enam tahun membuat saya mengalami kehidupan sosial yang sangat berbeda. Hidup bersama ratusan santri dari berbagai daerah memberikan pengalaman berharga untuk membina hubungan antar sesama. Kami hidup dalam suasana kebersamaan, saling membantu, dan belajar untuk menghargai perbedaan.

Kebersamaan ini juga menghadirkan banyak momen yang penuh warna, mulai dari suka cita saat kegiatan bersama, tantangan dalam penyelesaian tugas kelompok, hingga saat saling mendukung di masa sulit. Kami diajarkan untuk memiliki sikap empati dan gotong royong, yang merupakan nilai-nilai Islam yang sangat ditekankan di pondok pesantren.

Pembelajaran Ilmu Agama dan Umum

Selama mondok, saya sangat memperdalam ilmu agama. Materi yang saya pelajari meliputi tafsir Al-Qur'an, hadis, fiqh, akidah, dan bahasa Arab yang digunakan dalam kitab-kitab klasik. Setiap pelajaran tidak hanya berhenti pada teori tapi juga dikaitkan dengan praktik sehari-hari agar lebih mudah dipahami dan diamalkan.

Selain pelajaran agama, saya juga menempuh pendidikan formal di bawah naungan sekolah madrasah yang setara dengan sekolah umum. Di jenjang SMK, saya mengambil jurusan  tata busana / menjahit karena itu keinginan orang tua saya . Dengan demikian, saya mendapat keseimbangan antara ilmu agama dan keilmuan umum.

Tantangan Selama Mondok

Tidak bisa dipungkiri, banyak tantangan yang saya hadapi selama mondok. Hidup jauh dari keluarga, menghadapi aturan yang ketat, dan beban belajar yang tinggi membuat saya harus belajar mengelola diri dengan baik. Sekali waktu, ada masa-masa rasa rindu dan keinginan untuk pulang. Namun, saya selalu ingat tujuan saya dan dukungan keluarga yang selalu memberikan semangat.

Selain itu, saya harus mampu mengatasi kesulitan belajar, terutama dalam memahami kitab kuning yang menggunakan bahasa Arab klasik, yang berbeda dengan bahasa Arab modern yang saya pelajari di pelajaran umum. Saya belajar sabar dan giat, memanfaatkan waktu di pondok sebaik mungkin untuk bertanya kepada ustadz dan senior.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun