Pagi shubuh itu aku terbangun dan mulai bersiap-siap bekerja sebagai KPSS 004 demi 5 tahunnya untuk para Caleg bekerja.
Kehadiran kami disana adalah penentu..
Pagi-siang-sore-malam-pagi-siang-sore-kembali lagi ke malam hari..
Rasanya hampir mampus..
Semua terbayarkan ketika menerima pundi-pundi hijau yang tak seberapa. Ceritaku bukan itu, namun aku terbaring diantara tirai meratap rumput ketika tahu cinta pertamaku tertidur diatar sprei hijau diantara tirai.
Tahun ini adalah tahun lalu yang paling berat, kehilangan perempuan yang aku percayai, menerima laki-laki kesayanganku menunggu waktu, dan mendapat kabar sosok Ibuku sakit parah hingga harus dibelah tubuhnya.
"Abang, mama masuk rumah sakit mau operasi," kata ayah.
Saat itu, Gawai tak kusentuh karena sedang fokus dan terlalu lelah menerima dan membaca gawai.
Sorenya, rasanya aku seperti "Halah paling demam". Saat itu yang aku lakukan adalah pulang dan tidur. Bahkan aku tak peduli dengan semuanya karena aku rindu kasur.
Belalak aku terbangun, bergegas beberes dan menuju kamar 07. Entah kenapa, rasanya aku masih seperti "Halah paling demam".