Lupa aku caranya untuk bahagia. Berat tak karuan, lelah malam itu sampai aku harus bergetar seluruh badan.
Aku hanya harus ikhlas kata orang-orang.
Tirai-tirai itu menjadi saksi. Sajadah kusamku menjadi saksi. Kupiah Meukutop juga saksi bisu.Â
Para Byson dan para gawai juga saksi bisu. Mereka menangkap semua tangisku. Semalam aku menjadi para Cronicles yang diantara kaca.
Tak ada tempat aku bercerita, semua rasanya seperti datang hanya menjadikanku opsi. Sedih, namun apa dayaku yang hanya manusia biasa yang berusaha mencari kebahagian diluar, karena aku tak selalu mendapat peluk ibu dan ayah.
Berat rasanya menjadiku, selalu berusaha menjadi sangat kuat, padahal aku hanya tinggal menjadi debu sekejap. Rasa hancur ini juga seperti aku manusia gagal seperti kata yang lalu.
Seperti aku memang sudah gagal dari semua hal, tapi satu orang berkata "Manusia gagal itu lebih kuat hatinya, bahkan air matanya itu keluar untuk orang yang paling dicintainya,".
Sepatah kata itu menjadi penyemangat yang membuatku tegak sampai detik ini. "Terima Kasih Ayah dan Ibu" semua pelajaran dan arti makna hidup sudah aku catat baik-baik dan sudah aku terapkan selama ini.Â
Ditulis oleh Alfatur Rizky pada pukul 05.45 WIB, Minggu 18 Februari 2024.