Edubba: Jejak Literasi Pertama dalam Sejarah Peradaban
Di tengah derasnya arus informasi digital masa kini, tak banyak yang menyadari bahwa ribuan tahun lalu, di tengah hamparan tanah Mesopotamia, sudah berdiri sebuah lembaga pendidikan yang menjadi cikal bakal sekolah dan pusat pengetahuan pertama di dunia. Tempat itu dikenal sebagai Edubba.
Edubba---yang dalam bahasa Sumeria berarti "rumah tablet"---adalah institusi pendidikan formal yang berkembang di kota-kota besar Mesopotamia seperti Ur, Nippur, dan Lagash sekitar 2500 SM. Disebut "rumah tablet" karena proses belajar-mengajar di sana menggunakan media tablet tanah liat, yang ditulisi dengan aksara paku (cuneiform), salah satu sistem tulisan tertua yang pernah ditemukan.
Lebih dari Sekadar Sekolah
Edubba bukan sekadar tempat untuk belajar membaca dan menulis. Ia merupakan pusat pengembangan pengetahuan, hukum, administrasi, dan bahkan sastra. Para siswa---yang sebagian besar adalah anak-anak bangsawan atau pejabat---dilatih untuk menjadi juru tulis (scribe), sebuah profesi elit di zaman itu. Profesi juru tulis sangat dihormati karena mereka adalah pengelola informasi, pencatat sejarah, dan perantara antara penguasa dengan masyarakat.
Pendidikan di Edubba berlangsung ketat dan disiplin. Para siswa menyalin teks-teks hukum, mitologi, daftar barang, hingga perjanjian ekonomi dengan teliti. Tablet-tablet latihan mereka ditemukan para arkeolog ribuan tahun kemudian, menjadi bukti betapa seriusnya pendidikan di sana.
Warisan yang Masih Hidup
Meskipun Edubba telah lama hilang ditelan waktu, semangatnya tetap hidup dalam sistem pendidikan modern. Ide tentang pentingnya mencatat, mengarsipkan, dan menyebarkan pengetahuan pertama kali dirintis di sana. Bahkan, beberapa prinsip pembelajaran---seperti belajar melalui menyalin teks dan pengulangan materi---masih digunakan hingga kini dalam berbagai bentuk.
Lebih dari itu, Edubba mengajarkan kepada kita bahwa pendidikan adalah fondasi utama bagi peradaban. Dari tablet tanah liat hingga tablet digital, manusia selalu mencari cara untuk memahami dunia dan mewariskan ilmu pengetahuan kepada generasi berikutnya.
Menoleh ke Belakang, Melangkah ke Depan