Mohon tunggu...
Rizky Febrinna S.Pd
Rizky Febrinna S.Pd Mohon Tunggu... Guru - Love Your Sweet Life

Write all about life, believe in your heart...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Setitik Luka

29 November 2020   07:33 Diperbarui: 30 November 2020   03:15 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Johan adalah seorang karyawan di salah satu perusahaan ternama. Mempunyai istri yang bernama Dina sebagai IRT bekerja sambilan jualan kue online tiap harinya. Hampir 3 tahun menikah mereka belum dikaruniai kehadiran buah hati. Padahal Johan dan Dina sebenarnya ingin sekali memiliki momongan yang lucu agar semakin bahagia rumah tangga mereka. Namun mereka terpaksa bersabar hingga hari ini.

Seperti biasa tiap pagi Johan akan berangkat tanpa sarapan karena sudah terbiasa makan di kantin perusahannya. Belakangan ini dia merasa ada jurang antara dia dan istri. Entah apa penyebabnya. Di kantin perusahaan dia merasa betah apalagi dengan rekan kerja yang saat ini sedang dekat dengannya. Rini seorang cleaning service yang cantik dan rajin. Setiap Johan melihatnya ada rasa keinginan untuk melindungi gadis tersebut.

"Bang, pagi amat datangnya. Gak sarapan di rumah ya?" Tanya Rini sumringah.

"Hehe.. iya banyak kerjaan aku takut gak sempat nanti terlambat kan bahaya gaji dipotong. Kamu ntar malam sibuk gak? Kita nonton yuk."

"Istri abang gak marah?" Balas Rini.

"Dia gak tau lah. Oke nanti kita jalan dulu sebelum pulang ya."

***

Begitulah hari-hari berlalu hingga tiba anniversary pernikahan Johan dan Dina yang ke 4. Dina benar-benar ingin memberi kejutan dengan memasak makanan kesukaan suaminya, membeli kado special, berdandan cantik dan ingin menyiapkan honeymoon yang beberapa bulan ini terlupakan begitu saja oleh suaminya karena rutinitasnya bekerja. 

"Aku pulang tengah malam. Kamu tidur duluan saja. Jangan lupa kunci pintu, karena aku bawa kunci." 

Isi pesan WA suaminya buat dina lemas dan hilang semangat.  Dina balas WA nya. 

"Apa mas gak ingat hari ini hari apa?" 

Dina memberinya petunjuk agar bisa langsung selesaikan tugas kantor dan segera pulang. Dina hanya berharap suaminya pulang cepat hari ini. Semoga WA ini dibacanya. Namun sudah satu jam berlalu belum centang biru juga. 

Biarlah aku ke salon dan belanja keperluan dapur dulu. Toh masih ada tiga jam lagi menjelang sore. Aku ingin sekali mengajak mas Johan nonton bioskop. Sejak menikah kami belum pernah menonton bioskop bersama. Aku akan pesan tiket dulu. 

"Mbak, pesan tiketnya dua ya." Dina memilih film romantis khusus untuk suaminya. Semoga dia suka. 

Tiga jam yang singkat berlalu. Aku mencoba menelpon suamiku namun tak aktif. Apa mungkin hpnya lowbat? Entahlah. Hatiku tak tenang malam ini. Aku benar-benar tak bisa tidur karena menunggu kepulangan suamiku. Tepat jam 23.57 suamiku pulang. 

"Mas, kamu lembur?" Tanyaku.

"Iya, kenapa kamu belum tidur?" Tanyanya tanpa merasa bersalah sudah buatku cemas karena hp tak aktif.

"Kamu beneran gak ingat mas? Tega kamu.." 

"Apalagi sih Din, aku pulang bukannya ditanya udah makan atau belum. Malah nanya yang aneh-aneh."

Dan seperti biasa aku selalu kalah jika berdebat dengannya.

Air mataku tumpah begitu saja karena kejutan yang aku persiapkan tak berguna sama sekali. Aku merasa bodoh. 

"Aku capek Din, jangan bikin aku makin suntuk ya."

Apa mas Johan suntuk melihatku? Apa aku sudah membuatnya tak betah? Ya Allah tunjukkan apa salahku. Aku lelah dengan semua ini.

Sepertinya aku harus memendam semua malam ini. Suamiku pun sudah bersiap untuk tidur. 

Aku mencari dimana dia, ternyata di ruang tamu. Namun sedang berbicara dengan seseorang dengan intonasi yang lembut.

"Iya sayang, besok kita jalan-jalan lagi."

Kata mas Johan sambil menutup hp nya. Deg! Aku semakin tak tenang, siapa itu. Apa seorang perempuan? Astaghfirullah aku tidak boleh berfikiran buruk.

Suamiku sudah terlelap, namun aku belum bisa juga tidur. Hatiku terus bicara menyuruhku membuka hp suamiku dan mengecek nomor yang ditelpon mas Johan tadi. Akhirnya aku nekad. Dan runtuhlah kekuatanku, di malam ulang tahun pernikahanku aku melihat foto suamiku dengan perempuan lain yang lebih muda dan cantik. Hanya saja dia tidak berhijab, sedangkan aku berhijab. Aku masuk ke kamar. Berbaring menunggu pagi tanpa bisa tidur sama sekali.

***

"Siapa perempuan yang ada di hp kamu mas?"

Wajah suamiku terkejut dan langsung menuduhku lancang sudah membuka hpnya.

"Bukan siapa-siapa. Udahlah Din, kamu bisa gak sih sedikit aja bikin aku tenang di rumah ini. Aku mau ke kantor lagi ni."

"Jawab mas. Aku gak rela kamu jalan bersama dia sedangkan aku di rumah. Kamu bohong lemburnya. Kamu jahat mas!" Ucapku dengan mata bengkak karena menangis sepanjang malam tadi.

Mas Johan meninggalkanku dan berangkat ke kantor seperti tidak ada kejadian. Aku sakit hati dengan sikapnya yang tak menganggapku ada. Oke aku yang akan ambil keputusan. Aku akan meninggalkan rumah ini. Rumah tangga seperti ini sudah tidak nyaman buatku. Aku menulis surat dan berharap ini keputusan terbaikku.

"Mas, terima kasih sudah jadi suami baik selama 4 tahun pernikahan kita ini. Terima kasih sudah membuka mata dan hatiku bahwa aku bukanlah jodoh terbaikmu. Harusnya kamu jujur sejak awal mas, agar aku jangan berharap padamu lagi. Aku pergi mas. Semoga kamu bahagia. Hampir 5 bulan kamu tak menyentuhku sudah cukup untuk syarat perceraian kita. Surat akan menyusul mas. Happy anniversarry mas Johan sayang."

Seketika air mataku jatuh seiring rasa damai yang selama ini sudah jarang aku rasakan. Aku berdamai dengan masa laluku, meski butuh waktu namun aku sudah memaafkan semua dan akan memulai lembaran yang baru. Semoga Allah meridhoiku, aamiin. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun