Mohon tunggu...
Rizki Maulana Firdaus
Rizki Maulana Firdaus Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Kristen Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Monsinyur Janusz Urbańczyk sebagai Perwakilan Vatican Meminta OSCE untuk Fokus Melindungi Kebebasan Beragama

18 Januari 2022   11:06 Diperbarui: 19 Januari 2022   17:56 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bendera-bendera negara peserta OSCE (OSCE/Mikhail Evstafiev)

Ketika Polandia mengambil alih posisi ketua Organization for Security and Cooperation in Europe (OSCE), Vatican dibawah kekuasaan Paus Fransiskus telah mendorong ketua baru OSCE itu untuk tetap fokus pada perlindungan kebebasan beragama yang sejalan dengan prinsip-prinsip dan komitmen dari OSCE itu sendiri, yaitu untuk memelihara perdamaian dan keamanan.

Dengan 57 Negara dari Eropa, Asia Tengah dan Amerika Utara, OSCE adalah menjadi organisasi keamanan regional terbesar di dunia. Menteri Luar Negeri Polandia, Zbigniew Rau, meresmikan Keketuaannya pada sesi khusus Dewan Tetap OSCE di Wina pada 13 Januari lalu, di mana ia menguraikan prioritas Polandia untuk selalu berkomitmen menjaga Perdamaian dan keamanan di wilayah OSCE.

Intoleransi Beragama Yang Terus Tumbuh 

Berbicara pada pertemuan tersebut, perwakilan Pengamat tetap Vatikan untuk OSCE, Monsinyur Janusz Urbańczyk, mengungkapkan harapan Takhta Suci, yaitu bahwa,

 “perhatian  lebih harus dicurahkan pada penanganan terhadap intoleransi dan diskriminasi yang terus tumbuh terhadap orang-orang Kristen, Yahudi, Muslim serta umat dari agama lain,”

ungkap nya dalam kesempatan itu.

Intoleransi sangat harus di tangani secara serius dan bersama-sama, karna apabila ini terus menerus terjadi maka kedamaian serta keamanan yang dicita-citakan akan sulit terwujud, karena kita harus ketahui bersama bahwa ketika intoleransi itu terjadi maka akan timbul sikap merendahkan satu sama lain yang mana dari sikap ini akan mendorong terjadinya konflik entah itu konflik ras, suku, atau konflik antar agama yang akan merugikan banyak pihak.

Diskriminasi Agama vs Perdamaian

Monsinyur Janusz Urbańczyk mengatakan dalam kesempatan itu bahwa fenomena seperti itu tidak hanya merupakan pelanggaran kebebasan beragama, tetapi dapat memicu kekerasan dan konflik dalam skala yang lebih luas, sehingga mengancam keamanan dan stabilitas kawasan OSCE dan pada akhirnya membahayakan kedamaian hubungan di antara negara-negara peserta.

Potret dari Monsinyur Janusz Urbańczyk dalam sebuah pertemuan (depsocomarcca.org)
Potret dari Monsinyur Janusz Urbańczyk dalam sebuah pertemuan (depsocomarcca.org)
Oleh karena itu Monsinyur Urbańczyk menyambut baik perspektif yang berpusat pada kemanusiaan yang diumumkan oleh Ketua baru OSCE asal Polandia itu, yang katanya “akan membantu memberikan perhatian penuh kepada semua korban kekerasan, sekaligus menekankan pemberantasan intoleransi dan diskriminasi terhadap pemeluk agama serta menangani kebutuhan khusus komunitas agama yang telah ditargetkan sebelumnya.”

Berfokus Pada Kesepakatan

Perwakilan Vatikan juga menyambut baik komitmen Polandia untuk fokus pada kemajuan menuju penyelesaian konflik yang dilakukan secara damai di wilayah OSCE dan dengan memastikan bahwa,

"semua suara didengar dan semua saran akan dipertimbangkan”

ucap ketua OSCE tersebut.

Dia juga menambahkan, " Faktanya kita dapat mengatasi tantangan secara efektif hanya melalui konsensus, yang membutuhkan kesediaan untuk mendengarkan dengan cermat dan mempertimbangkan argumen semua Negara yang berpartisipasi dengan seksama. ”

Menghadapi Tantangan Secara Efektif

Sehubungan dengan itu, Monsinyur. Urbańczyk lebih lanjut menyoroti perlunya menghindari fokus pada isu-isu yang memecah belah yang tidak berkaitan dengan tujuan dasar utama OSCE untuk memastikan perdamaian dan keamanan di Eropa.

Dia mengingat kata-kata Paus Fransiskus dalam pidato tahunannya baru-baru ini kepada Korps Diplomatik untuk Takhta Suci , di mana Bapa Suci menyatakan keprihatinan atas berkurangnya efektivitas banyak organisasi internasional dalam menghadapi tantangan kontemporer dimana dia berkata bahwasanya, “karena anggota mereka memiliki visi yang berbeda tentang tujuan yang ingin mereka kejar.” ucap Bapak Suci Itu.
Pada kesempatan itu, bapa suci Fransiskus mencatat bahwa,

“di banyak organisasi internasional, pusat perhatian sering dialihkan ke hal-hal yang memiliki sifat yang akan memecah belah dan itu semua tidak sepenuhnya sejalan dengan tujuan organisasi.”

Akibatnya, langkah-langkah yang akan diambil semakin didikte oleh pola pikir yang menolak fondasi kemanusiaan dan akar budaya yang merupakan identitas banyak orang.

Komitmen Bersama

Perwakilan Vatikan mengakhiri intervensinya dengan mengutip kata-kata Paus Fransiskus dalam Pesannya untuk Hari Perdamaian Dunia ke-55 yang berbunyi,

 "bahwa perdamaian adalah hadiah dari tempat yang tinggi dan buah dari komitmen bersama”

Serta harus kita sadari bersama bahwasanya sebuah komitmen ini tentu saja sangat akan berpengaruh secara signifikan terhadap terselenggaranya perdamaian dan keamanan di wilayah regional OSCE itu sendiri.

Dan di akhir Monsinyur Urbańczyk mengatakan “Kami sangat yakin bahwa OSCE merupakan bagian penting dari arsitektur perdamaian ini.”pungkasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun