Mohon tunggu...
Bung Rizma
Bung Rizma Mohon Tunggu... Football Blogger - www.pengamatbola.id dan channel YouTube Bung Rizma

Blogger Pengamat Sepakbola sejak 2012 di blog www.pengamatbola.id. Analis Bola dalam program Football Insight di Berita Satu TV selama 5 tahun (2014 - 2019). Top ten Football Analyst di UC News tahun 2017. Analis di website sponsor salahsatu klub Liga Indonesia pada tahun 2015 dan 2019. Untuk kerjasama hubungi WA 081282126529 Saya pernah rutin tampil sebagai Analis dalam Program Football Insight yang tayang di Berita Satu TV selama 5 tahun (2014 - 2019) Semua ulasan saya bisa dibaca di Blog pengamatbola.id atau ditonton di channel YouTube Bung Rizma

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Derby Manchester: Akibat Mourinho Salah Strategi, MU Telan Kekalahan

10 September 2016   22:19 Diperbarui: 10 September 2016   23:37 1649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Reaksi Mourinho ketika Man. United tertinggal 0 - 1 oleh Man. City. | Sumber Gambar: reuters

Manchester United (MU) harus merasakan kekalahan 1-2 dari Man City dalam derby Manchester. Kekalahan yang sebenarnya bisa dicegah jika Mourinho tidak “bereksperimen” dengan taktik yang diterapkannya. Meski punya rekor pertemuan yang tidak begitu baik kala beradu taktik dengan Pep Guardiola, Jose Mourinho bersama MU sesungguhnya memasuki laga derby dengan kondisi yang sedikit lebih diunggulkan.

Ketiadaan Sergio Aguero dan belum tercapainya clean sheet selama 3 laga awal Man City di Liga Inggris berbanding terbalik dengan kondisi MU. Anak asuh Mourinho menatap derby dengan modal ketajaman Zlatan Ibrahimovic yang sudah mencetak 3 gol dalam 3 laga awal MU. Rooney dkk juga sudah menjalani dua laga beruntun tanpa kebobolan. Singkat kata MU unggul secara psikologis dari sisi penyerangan dan pertahanan.

Maka ketika MU merasakan kekalahan 1-2 dalam derby perdana yang melibatkan Mourinho dan Guardiola, kekeliruan The Special One dalam menyusun strategi sulit disangkal sebagai penyebab utama kekalahan Rooney dkk. Blunder Mourinho terlihat dalam penyusunan starter awal dalam laga ketat nan prestisius sekelas derby Manchester.

Alih-alih mempertahankan the winning team yang sudah terbukti memberikan hasil positif, Mou justru mengubah susunan sebelas pemain awal. Meski masih memainkan pola 4-2-3-1, trio gelandang serang pendukung Ibra yang biasanya ditempati Juan Mata, Martial dan Rooney berganti dua personil dimana posisi Juan Mata digantikan Mkhitaryan dan Jesse Lingard menempati posisi Martial.

Penempatan Mkhitaryan yang dianggap lebih mampu bermain fisik daripada Juan Mata ditujukan untuk menahan penetrasi bek dan gelandang serang sayap City. Kenyataannya? Mkhitaryan kerap kehilangan bola dan beberapa kali mendapati area sayap yang dihuninya menjadi salahsatu ekspose serangan City di babak pertama.

Di sisi sayap yang lain, penempatan Lingard bahkan langsung membuat fans MU mengernyitkan dahi. Martial memang belum lagi mampu mengulang performanya musim lalu dalam tiga laga awal MU, tetapi dirinya sudah terlanjur jadi satu unit kesatuan dalam komposisi tiga gelandang menyerang di belakang Ibra.

Apalagi dalam jeda laga internasional, Martial mampu mencetak gol untuk timnas yang artinya menunjukkan bahwa anak muda Prancis ini tinggal tunggu panas saja. Makin mengherankan karena Mou bahkan tidak mencoba menempatkan Rashford di posisi Martial padahal pencetak gol kemenangan MU atas Hull City itu juga tengah on fire usai mencetak gol bersama timnas Inggris U-21.

The Special One, julukan Mourinho, harus mengakui keputusannya mengubah starter awal adalah sebuah blunder. Blunder Mou terbukti ketika dalam 45 menit babak pertama Lingard membuat MU seakan-akan hanya bermain dengan 10 orang. Lingard sama sekali tidak memberikan kontribusi pada permainan MU.

Entah mimpi buruk apa yang dialami Lingard hingga bermain sangat jelek.

Fans MU di dalam Stadion bahkan tertangkap kamera meneriaki anak muda ini saking seringnya melakukan kesalahan-kesalahan mendasar yang merugikan tim. Lingard mungkin harus “berterimakasih” kepada Daley Blind yang ikut jadi sorotan pada dua gol City ke gawang David De Gea.

Gol pertama City sangat nyata sekali memperlihatkan kelalaian Blind dalam mengantisipasi pergerakan De Bruyne saat menyambut umpan lambung Kolarov  dari area pertahanan City. De Bruyne memotong bola dan menciptakan jalur masuk berhadapan dengan De Gea dalam kotak penalti. Parahnya, Blind menunjukkan reaksi pasrah dengan tidak bergerak cepat mengejar Bruyne. Luke Shaw yang berada di luar jalur lari Bruyne malah bela-belain berlari habis-habisan mengejar Bruyne yang terlanjur menaklukkan De Gea. 

Blind kembali jadi “tersangka” pada gol kedua City. Posisi Iheanacho yang tadinya offside pada sebuah serangan City dalam kotak penalty MU menjadi on side akibat keterlambatan Blind naik. Singkat cerita Blind sudah merusak performa gemilangnya dalam 3 laga awal MU. Ajaib jika Blind masih menempati posisi Chris Smailing di laga MU berikutnya.                   

Terlepas dari “kontribusi Blind” dalam dua gol City, performa MU memang tidak lebih baik daripada City. Dominasi penguasaan bola City beberapa kali berujung pada serangan-serangan yang membuat jantung fans MU berdegup kencang. Kekhilafan Mourinho terbayar di babak kedua kala The Special One mengubah komposisi pemain.

Masih dalam formasi 4-2-3-1, keluarnya Mkhitaryan dan Lingard berganti dengan Rashford dan Herrera. Masuknya dua nama ini membuat Pogba maju menjadi salahsatu dari tiga gelandang menyerang bersama Rooney dan Rashford serta Hererra menjadi double pivot bersama Fellaini. Rotasi ini membuat serangan MU kian tajam di babak kedua dan beberapa kali memberikan ancaman ke gawang Claudio Bravo yang tampak gugup dalam laga debutnya di Liga Inggris.

Duet Herrera dan Fellaini juga cukup mampu membentengi pertahanan MU dari serangan-serangan City.

Posisi Pogba yang berada tepat di belakang Ibra dan menggeser Rooney ke sisi sayap sekaligus menguatkan lini tengah MU karena dalam pergerakannya formasi 4-2-3-1 MU berubah menjadi 4-3-3 dimana Ibra, Rashford dan Rooney jadi trio penyerang yang disokong  trio Pogba Fellaini dan Herrera.

Meski pada akhirnya bisa mengimbangi City di babak kedua, MU tidak sampai menyamakan skor dan harus pasrah dengan hasil akhir kalah 1-2. Apakah taktik Guardiola lebih baik daripada Mourinho dengan kemenangan ini? Rasanya hasil laga bisa berbeda jika Mou tidak bereksperimen mengubah komposisi starter awal.

Perubahan strategi yang ditawarkan Mourinho bisa jadi direncanakan untuk mengantisipasi absennya Sergio Aguero yang diakui Mourinho justru menyulitkannya menyusun taktik. 

“Dengan absennya Aguero kami harus berpikir ulang menganalisa permainan yang akan diterapkan City” ujar Mourinho.

Sayangnya alih-alih menurunkan tim terbaik yang sudah teruji untuk meladeni City yang “pincang” tanpa Aguero, Mou justru memainkan tim berbeda yang kemudian terbukti ikut-ikutan membuat MU pincang di babak pertama, babak dimana semua gol City lahir dan MU tidak mampu menampilkan permainan terbaik mereka.

Mou salah strategi dan MU pun kalah.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun