Mohon tunggu...
Rizkikazahra
Rizkikazahra Mohon Tunggu... Penulis - chill bro', chill vibes✨, with the cherry on top🍒

Live, chase, run, happy happy^^

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Beri Waktu, yang Termangu Akan Temukan Pelabuhannya

9 Februari 2021   20:45 Diperbarui: 9 Februari 2021   21:02 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

''Baiklah, terima kasih untuk hari ini.''

Di hari yang sama saat ia membuat akun itu, sudah ada yang ia panggil penggemar kata-katanya. Padahal, baru saja ia bertemu orang tersebut. Namun, terasa nyaman seperti sudah kenal lama wlaau hanya dalam chat. Sekarang, ada 6 orang pengikut akunnya. Akun dirinya sendiri, Yuri, Dikta, Gangga, dan penggemarnya.

Lain tempat, kegiatan Dikta sekarang berbeda...

Di suatu ruangan dengan meja-meja yang penuh dengan kertas juga buku, terpampang jelas pula spanduk bertuliskan Cybertron Sport Academy. Dikta duduk di hadapan pelatihnya, masih ada sisa cucuran keringatnya, sudah selesai latihan tes fisik untuk masuk kejuruan Pendidikan Olahraga.

''Dikta, kamu sudah menyelesaikan latihan fisik hari ini. Aku ingin tahu, kamu pernah bermain sepakbola?''

Perasaan Dikta mulai tidak enak karena teringat kejadiannya 6 tahun lalu. Ia mengalami cedera pada tulang keringnya karena bermain sepak bola hingga memerlukan waktu pemulihan selama satu bulan bahkan lebih. Guru olahraga di SMP-nya pun menyarankan Dikta untuk tidak bermain sepak bola lagi karena ia takkan bisa bermain dengan baik mengingat keadaan kakinya yang sudah rapuh pada tulang keringnya saat itu.


Dengan perasaan yang cukup canggung ia berkata ''Ya, tapi hanya sampai SMP saja.''

Lalu guru lesnya tersebut memberitahu hasil tesnya kali ini.

''Hasil tes fisikmu sudah bagus. Tapi nilai akademikmu masih kurang, Sepertinya kamu harus ikut pendaftaran regular. Kamu harus berusaha lebih keras lagi, setelah itu kita cari universitas yang lebih melihat hasil fisik dibandingkan akademik. Belajar juga dengan giat. Mungkin dengan ini kamu akan mempunyai peluang besar untuk lolos di pendidikan olahraga.''

Seketika, ia teringat pada Bora, si murid peringkat satu. Ia ingin Bora mengajarkannya untuk membantunya masuk universitas. Namun, diurungkan niatnya karena ia tahu Bora tidak akan menghiraukan orang sedetik pun saat di sekolah. Orang-orang juga tahu bahwa sepulang sekolah Bora akan memakai waktu emasnya untuk mengahadap buku terus menerus di sebuah tempat les melebihi kualitas Gangga yang tidak seorang pun tahu tempatnya karena dianggap akan snagat mahal.

Sepulang dari tempat kursus itu, ia menuju ke sebuah cafe di dekat tempat lesnya yang bahkan belum pernah ia kunjungi sekalipun walaupun hampir setiap hari  untuk sekedar menenangkan pikirannya dan akan memesan makanan bila cacing di perutnya meminta.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun