Tahun 1965 dikenal sebagai salah satu masa paling genting dalam sejarah Indonesia. Sementara Ibu Kota dipenuhi intrik politik danaroma kudeta, di pelosok Sumatera Utara, tepatnya di Bandar Betsy, Â Kabupaten Simalungun, api perlawanan sosial membara diantara petani-petani miskin. Mereka bukan berjuang untuk ideologi besar, tetapi untuk tanah, hak hidup, dan keadilan.
Bandar Betsy adalah kawasan perkebunan yang dikelola oleh PPN( Perusahaan Perkebunan Negara) yang sebelumnya milik Belanda, dan kemudian dinasionalisasi setelah kemerdekaan. Namun, status lahan tetap menjadi sengketa, terutama karena banyak petani setempat merasa tanah itu seharusnya menjadi milik rakyat, bukan perusahaan negara yang dianggap tidak memihak pada petani.
Di sisi lain, organisasi sayap PKI, seperti Barisan Tani Indonesia (BTI), Pemuda Rakyat (PR) dan Gerakan Wanita Indonesia (GERWANI) mendorong program "aksi sepihak" ingin menguasai  seluruh tanah di Indonesia, Salah satu target pada saat itu adalah lahan kebun karet milik PPN IX di Bandar Betsy.
Mereka memulai aksinya dengan mengumpulkan ratusan massa petani yang telah di senjatai PKI untuk melakukan perebutan paksa lahan.Melakukan penanaman berbagai tanaman di lahan Perkebunan tersebut seperti jagung,pisang dan ubi
Bentrok Maut dan Gugurnya Letda Sudjono
Letda Sudjono merupakan anggota TNI yang betugas menjaga keamanan Perusahaan Perkebunan negara (PPN) Karet IX  Bandar Betsy  pada saat itu sedang menjalankan tugas pengecekan sebuah  traktor yang tergenang lumpur bersama tiga  orang anggota lainnya, setelah itu  Letda Sudjono melanjutkan berpatroli mengawasi kawasan lingkungan perkebunan yang dimana ratusan  massa pada saat itu  sedang melakukan penjarahan di lahan perkebunan tersebut
Awalnya di tegur oleh Letda Sudjono dengan melarang kegiatan itu namun massa yang pada saat itu mendengar teguran tersebut tidak terima, dan  salah satu anggota massa mencoba merebut peralatan keamanan kepala  Letda Sudjono, melihat terjadinya hal itu Letda Sudjono memukul bagian kepala anggota BTI menggunakan tongkat yang dimilikinya
Anggota BTI lainnya melihat kejadian tersebut merasa tidak terima mereka marah  hal itu terjadi lalu mulai menerjang balik habis habisan Letda Sudjono yang kemudian tersungkur lalu di siksa habis habisan menggunakan peralatan tani yang tajam Letda Sudjono ibarat bagaikan tanah yang cangkul dan dihujam begitu kejamnya sehingga Letda Sudjono mengakhiri hidupnya di lahan yang Letda Sujono jaga.
Ketiga anggota lain Letda Sujono yang menyaksikan langsung Kejadian itu berhasil melarikan diri, Sedangkan BTI dan anggota Bersorak ria kesengangan melihat Kematian Letda Sudjono.
Peristiwa ini menimbulkan trauma dan ketegangan sosial di masyarakat sekitar, serta memperlihatkan eskalasi konflik antara kelompok PKI dengan aparat negara,